4: asal usul

350 41 5
                                    

Masih flashback yah.

👤

"Memangnya, dari mana asal usul kalian?"

"Huft, sudah ku bilang. Kau memang harus membaca surat itu," ucap lelaki itu sambil menunjuk surat yang berada di tangan Yerim.

"Haruskah?"

"Harus sekali."

Yerim melihat kertas itu sejenak sebelum berlalu dari hadapan lelaki misterius, kampret dan juga tampan itu. Duduk di tepian ranjang miliknya dan mulai membuka surat. Membaca dengan seksama sambil sesekali melihat wajah lelaki yang sedang mengamati kamar Yerim itu.

Menutup dengan lega, akhirnya Yerim selesai membaca surat yang berhasil menjawab seperempat dari seperempat penasarannya. Bingung? Ah, maksudnya begini. Yerim memiliki seratus persen penasaran, dan itu sudah terjawab seperempat, nah seperempat itu belum terjawab asli seperempat, melainkan baru seperempat dari seperempat. Berbelit? Tak apa, lanjutkan.

Yerim berdiri, mengasihkan surat itu pada lelaki yang kini sudah berada di depannya.

Mengernyit bingung, lelaki itu mulai bertanya, "apa?"

"Simpan saja surat itu untukmu."

Yerim mengangguk, lalu membuka laci dan menaruh surat itu di pinggir tumpukan surat warna warni. Anehnya, mengapa surat yang satu itu tak ia taruh saja di tumpukan suarat warna warni itu? Apa mungkin karena warnanya suratnya yang putih?

"Mengapa tak kau taruh saja di tumpukan?"

"Hah? Itu surat yang belum ku baca," sahut Yerim.

"Surat dari siapa?"

"Anonim."

"Siapa?"

"Mereka yang menyukaiku diam-diam, mungkin, penggemar rahasia?"

"Ouh." Lelaki itu mengangguk angguk dengan mulut yang membentuk huruf "o".

"Um...jadi, namamu....Jeon Jungkook?"

"Hmm."

"Apa negri itu benar adanya?"

"Bahkan salah satu makhluknya berdiri di depanmu," jawab Jungkook malas.

"Ah, maaf. Aku sungguh masih tak percaya," jawab Yerim kikuk.

"Tidak apa, kau akan lebih tak percaya lagi jika sudah ku tunjukkan negri ku," jawab Jungkook maklum.

Yerim mengangguk-angguk sambil tersenyum hambar, masih tak mengerti.

Niiiiiittt.

Suara kecil menyerupai alarm itu memecah hening di anatara keduanya. Yerim mengalihkan pandangannya pada sebuah benda yang tiba tiba terluhat melingkar di lengan Jungkook. Mirip dengan sebuah arloji, tapi sedari tadi Yerim tak melihat itu. Ingin bertanya lebih lanjut, Jungkook terburu berpamitan.

"Aku pergi, ada sebuah hal yang harus ku selesaikan. Nanti sore, ku jemput kau. Ku harap kau sudah siap untuk mengembara. Jangan anggap pesanku ini sepele, aku jujur padamu. Setelah ini kau akan ku bawa ke negriku. Jangan coba kabur, aku akan mengetahuimu dimanapun kau berada."

Setelah itu, bulu-bulu putih terluhat di indra penglihatannya. Merasa dejavu, Yerim mencoba mengingat hal yang sebelumnya terjadi. Yerim memejamkan mata. Kena! Ia ingat melihat bulu itu dimana. Yah, di mimpi tadi malam.

Flashabck off

Yerim menghembuskan nafas, pekerjaan di rumahnya sudah selesai. Ia masih tak mengerti tentang sosok ibunya di seperempat malam tadi. Beruntungnya, ia tadi sempat menanyakan pertanyaan yang menurut ibunya aneh. Yah, itu dilakukan Yerim hanya semata mata untuk memastikan apakah ibunya atau tidak.

Perihal masalah yang Yerim hadapi, ia tak berani membaginya pada sang ibu. Itu akan menjadi hal yang semakin rumit. Tadi pagi saja dia sudah mengusir ibunya dari kamar agar ibunya itu tak melihat lelaki yang terjungkal di pinggir ranjangnya, siapalagi kalau bukan Jungkook.

Tapi, tunggu. Semua kejadian itu masih tak di mengerti Yerim. Perihal bola kristal yang dimiliki Jungkook, dan juga suara Jungkook yang terus terngiang. Jujur, Yerim sedikit merinding ketika memikirkan lelaki yang muncul pada jam 3 itu.

👤

a/n: oke, guys. Bagaimana alurnya sampai sini? Gubluk? Emang iya🥺

Jangan lupa vote dan komennya.

Follow saya juga devinrvly

Salam, devil

My Chaos || JJK (SELESAI)Where stories live. Discover now