1: cahaya putih

999 66 13
                                    

Matanya mengerjap silau, sedari tadi mengigau tapi ternyata ketika membuka mata malah mendapat cahaya putih misterius.

Suara paraunya membuat ia semakin penasaran, padahal itu suaranya sendiri. Tertatih untuk berdiri, dia kian menghampiri cahaya itu yang ternyata berasal dari bola kristal yang tak dia mengerti mengapa tiba tiba ada dikamarnya. Sudah berkilau, elegan, sepertinya juga terlihat mahal. Lumayan juga untuk di taruh di pelelangan.

Sreeekk.

Yerim menoleh ke arah belakangnya. Tepat di jendela kamarnya yang sedari awal petang sudah tertutup, kini terbuka memperlihatkan luasnya pelataran rumah keluarganya.

Bulu meremang tak disuruh, Yerim berjalan ragu menutup tirai itu. Kini mulai berbalik lagi, dan semuanya selesai.

Tunggu! Dimana bola kristal tadi?

Menggeledah di semua tempat yang berkemungkinan, di jam 2 malam ini ia tak mengerti mengapa sangat berani sekali.

Cklek

"Yerim?"

Suara indah itu masuk ke indra pendengarannya, menjadikan Yerim menatap ibunya dengan cengiran terpampang.

"Apa kamu belum tidur? Sudah eomma bilang meskipun sedang berlibur kamu itu harus cukup istirahat. Kalau begini eomma tau alasannya apa, kemarikan ponselmu," cecar Harim, ibu Yerim, sambil mengulurkan telapak tangannya meminta sesuatu.

"Eo-eomma! Tidak, aku sudah tidur. Tidak melihat wajah bantal ini yang memang sangat cantik?" ucap Yerim memberikan aegyo.

"Aigoo, apa itu. Percaya diri sekali kamu." Harim menggeleng tak percaya.

"Lalu, kenapa eomma juga belum tidur? Apa aku juga harus merampas ponsel eomma? Hmm?" goda Yerim membalas ibunya.

"Aigoo, anak nakal ini harus eomma beri pelajaran," ucap Harim sambil menyentil dahi Yerim.

"Ah, jamkanman! Eomma, apa eomma tau sebuah bola kristal? Apa memang eomma yang menaruhnya di kamarku?"

"Hah? Apa itu?" Harim terlihat kebingungan atas pernyataan dari anaknya, apa yang dibicarakan Yerim?

"Bola kristal, itu seukuran bola untuk bermain basket, tapi itu terlihat seperti mutiara. Itu terluhat sangat berat dan mahal," ucap Yerim dengan penuh kekaguman.

"Apa kamu bermimpi? Sudah, lanjutkan saja tidurmu sana!"

"Ah, eomma! Tolong beri aku jawaban. Apa eomma tau?"

"Jelas jelas eomma tidak tau," jawab Harim tak mau ambil pusing.

"Hmm, yasudah, kalau kalau eomma tau, beri tahu aku. Oke?!" ucap Yerim dengan penuh binar.

"Oke," jawab Harim malas sambil menutup pintu kamar putrinya.

Ketika pintu tertutup, ia baru menyadari ternyata sedari tadi lampu kamar tak menyala. Menyalakan saklar lampu, dia mengamati sekitar kamarnya. Tidak mungkin, apa tadi yang menerangi kamarnya adalah bola kristal?! Apakah bola kristal itu masuh berada di kamarnya?

Menggeledah sampai jam 3 malam hingga akhirnya mulutnya menguap berkali kali, terasa lelah dan letih dan akhirnya Yerim menyerah.

"Geumanhae! NEO EODIYAAA?!!!" pekik Yerim dengan penuh ke hati-hatian agar ibunya tak bangun, jika pun itu ibunya sudah tidur. Kalau belum ya berarti agar ibunya tak merampas ponsel kesayangannya.

Tssriiing

Untung saja refleks matanya masih berguna, kalau tidak mungkin dia sudah buta. Lihat! Bahkan ketika dia menutup matanya pun cahaya itu masih terluhat sangat terang sehingga di butuhkan bantuan dari tangannya pula untuk menghalangi cahaya itu menyela di sela sela netra matanya.

"Siapa kau?!" tanya Yerim terlihat takut takut sambil beringsut ke selimutnya yang hampir menutupi sebagian tubuhnya itu.

"Kau yang menyuruhku keluar sayang," suara remang yang jelas terdengar itu memang berasal dari depannya. Yang malah makin membuat Yerim terlihat takut dan was was. Mewanti-wanti agar asal suara itu tak macam macam melangkah satu milimeter pun.

👤

a/n: iya, maaf. Akhirnya saga memutuskan untuk menulis setiap part hanya memiliki kata ±500. Mau bagaimana lagi? Otak ni cetek mak😭😭

Jangan lupa vote dan komennya.

Juga follow akun wattpad pribadi saya devinrvly

My Chaos || JJK (SELESAI)Where stories live. Discover now