2: si kampret bertopeng

502 55 6
                                    

Sorotan kecil sinar matahari yang menelusup lewat celah celah tirai jendela itu mampu menembus netra mata Yerim yang masih terpejam.

Lenguhan kecil khas bangun tidur juga suara parau yang keluar dari mulut Yerim mampu membangunkan salah seorang lagi yang berada di ranjang itu.

Geliat kecil yang Yerim buat, menimbulkan seorang disampingnya mulai terbangun.

Mata itu mulai mengerjap, mengamati wajah damai Yerim yang masih tertidur. Melihat jam di nakas, ternyata sudah jam 7 pagi.

Tepukan pelan dari tangannya tiba tiba sudah mengarah pada pipi Yerim yang membuat wanita itu menggeliat lagi.

Kerjapan mata menggemaskan itu masih ia rekam di penglihatannya. Pelototan mata dan juga teriakan kini mampu membuatnya terjungkal ke belakang karena kaget.

"AAAAAA, EOMMAAAAA!"

Jangan tanya siapa yang berteriak, tentu saja Yerim. Merangkak ragu, dirinya ingin memastikan siapa yang terjungkal itu.

Matanya memicing dengan perasaan was was dan juga detakan jantung yang sudah bergemuruh.

Cklek

"Yerim?! Ada apa?"

Keringat yang meluncur di pelipis ibunya terlihat ketika ibunya itu masuk tanpa permisi, dia sepertinya langsung berlari ke kamar Yerim ketika sedang lelah-lelah nya membersihkan lantai seorang diri.

Beruntungnya pintu kamar Yerim berada di arah yang berlawanan dengan tempat orang tadi.

Yerim ikut menghampiri ibunya agar ibunya itu tak sampai melihat orang misterius tadi yang mungkin akan lebih membuat pusing jika ibunya itu tau. Pelukan erat dari ibunya mampu menyalurkan rasa gemuruh di dadanya itu, membuat Harim langsung bertanya tanya.

"Yerim? Kau baik baik saja?" tanya Harim cemas pada anaknya.

"Mm-m i-iya eomma," jawab Yerim terbata.

"Kenapa kau berteriak tadi?" tanya Harim lagi.

"Ti-tidak, aku hanya mengalami...mimpi buruk?! Yah, mimpi buruk," jawab Yerim dengan cengiran aneh yang memancarkan kebingungannya.

"Kau yakin baik baik saja?" tanya Harim lagi memastikan.

"Iya eomma...sudah, eomma keluar ya?" pinta Yerim.

"Kau yakin kau baik baik saja?"

"Ne, naneun gwaenchanha," sahut Yerim dengan sabar.

"Oke, kalau ada sesuatu yang membuatmu takut, berteriaklah lagi," ucap Harim memang bersungguh sungguh tanpa tau Yerim menanggapinya kesal.

"Eomma, tidak tau kah jika nanti suaraku akan habis kalau terus berteriak," ucap Yerim memberengut.

"Yeh...kamu kan sering berteriak di sepanjang hari," ledek Harim terkekeh.

"Sudah sudah, eomma keluar sana!"

Harim akhirnya keluar akibat paksaan dari anaknya itu. Yerim kini kembali berbalik mengamati ruang kamarnya yang tak terlalu kecil dan juga tak terlalu besar itu namun memang sedikit luas. Jadi, seberapa besar? Ah, mungkin 7×7m². Sudah, masalah itu tak penting, yang lebih penting sekarang adalah si kampret yang tadi ia lihat.

Yerim melangkah untuk melihat ke tempat orang yang sedari tadi berada di bawah ranjangnya itu akibat terjungkal. Dirinya mengintip dari atas, tapi ternyata wajah polos tanpa dosa yang ternyata seperti topeng itu malah membuat Yerim terkejut.

"Ya! Kamjagiya! Aigoo." Yerim kaget dan terlihat mengelus elus dada nya.

"Apa sudah tidak ada?"

"Siapa yang tidak ada? Jelas jelas kau masih di sini!" teriak Yerim tak terlalu kencang.

"Ibumu."

Yerim memutar bola matanya malas. "Kau...siapa kau?" Yerim bertanya sambil memicingkan matanya, terlihat berkilat kilat.

Orang itu yang ternyata laki laki kian mulai berdiri, menampilkan rubashka mewahnya yang berwarna gold berpadu dengan ungu. Sampai kini, Yerim masih bertanya tanya apakah wajahnya itu benar topeng ataukah wajah asli.

"Langsung saja, niatku kesini ingin mencari bola kristal milikku," ucap lelaki itu dengan  penuh wibawa.

👤

a/n: hiyaaaaa😭
Gimana nih, gimana perasaan kalian baca cerita ini? Aduh, aku seneng banget ide ini muncul tanpa ku suruh lagi. Aduh, aku bersyukur padamu ya allah😭🤲🏻

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah dan juga ketik keyword untuk mulai berkomentar😀

Follow juga akun pribadi ku devinrvly

Salam, devil

My Chaos || JJK (SELESAI)Where stories live. Discover now