15: aneh

131 22 0
                                    

Yerim menatap jendela kacanya melamun. Pikirannya kemana-mana, sedari tadi di kamarnya berisik, tapi kenapa Yerim masih merasa sepi? Yah, meskipun ada lima orang yang menemaninya sekarang, tapi tidak ada Jeon Jungkook.

Ternyata itulah yang membuat Yerim merasa sepi tidak ada Jungkook. Haduh, kenapa pria itu sekarang membuat Yerim rindu sih?

Yerim menoleh mengamati mereka yang bermain sebuah kartu, ternyata di negri ini juga ada yah permainan kartu. Yerim hanya mengamati tanpa berkomentar ataupun ikut bergabung.

Tawa mereka menggelegar sekali, kalau begini sih lebih dari rame. Yerim merutuk atas tingkah mereka.

"Bisakah kalian tidak berisik? Ini sudah malam," pinta Yerim tegas.

Mereka hanya menoleh, lalu lanjut bermain. Bedanya, tidak ada lagi suara tawa, hanya keseriusan yang meliputi. Tapi, begini juga membuat Yerim ikut serius, dia jadi tegang. Kok serba salah begini sih? Efek tidak ada Jungkook?

Sekelebat bayang mengalihkan perhatian, Yerim menutup mata sebentar dan kembali membuka matanya sudah mendapati Jungkook di depannya.

"Tumben kau selarang sudah selesai?" komentar Yerim menatap Jungkook, sedangkan Jungkook menyengir watados. Ada sesuatu yang dibawa pria itu. "Apa yang kau bawa itu?" tanya Yerim.

"Untuk mereka." Tunjuk Jungkook lalu menghampiri mereka, mengasihkan bingkisan yang dibawanya.

Sebenarnya sedari awal Yerim tidak tau hubungan Jungkook dengan mereka itu apa, Yerim hanya mengikuti saja interaksi mereka tanpa bertanya. Yang membuatnya bingung di manapun, kapanpun, siapapun, ketika Jungkook datang, mereka hendak membuat postur membungkuk hormat.

Jungkook tak mau gabung bermain bersama mereka, makanya dia menghampiri Yerim dan duduk di tepian kasur. "Kau tak ikut bermain?" tanya Yerim. Jungkook menggeleng.

Beberapa menit, suasana hanya hening dan diliputi keseriusan. Namun tiba-tiba sesuatu bersinar dari leher Jungkook. Yerim sampai menutup matanya. Ia tak tau apa yang lain juga sama dengannya. Ini sangat silau.

Saat membuka mata, dia tiba-tiba berada di kamar rumahnya yang ada di bumi. Yerim mengerjap-erjap, dia meniti sekeliling dan tak menemukan siapapun. Ada secercah rasa lega, adapula secercah rasa gundah. Ia takut terjadi apa-apa, dan malah membuatnya dalam bahaya.

"Jungkook-ahh," teriak Yerim.

Dia mengitari seluruh sudut kamar meski memang tak ada Jungkook, tapi ia pikir, mungkin Jungkook sedang jadi makhluk kecil, makannya ia cari sampai ke laci meja. Pintu terbuka dan mendapati ibunya. Herannya, Yerim tak mendapati keterkejutan dari ibunya yang mungkin tak melihat Yerim selama beberapa hari.

"Yerim? Kamu nyari apa? Sedari kemarin dan kemarin lusa kamu selalu nyari sesuatu, nyari apa sih?" tanya Ibunya lalu mendekati Yerim, masuk ke kamar.

Yerim melongo bingung, dari kemarin? Yang benar saja, bahkan dia tak ada di sini selama beberapa hari. Apa yakin ibunya melihat Yerim kemarin?

"Eo-eomma lihat aku ke-kemarin?" tanya Yerim menatao sang ibu.

"Ya, terus siapa lagi? Masa setan berwujud lee yerim? Nggak ada lah, nggak ada yang bisa nyamain anak eomma," ucap ibunya bangga.

Yerim hanya menyengir kikuk, ia kok jadi merinding? Siapa sih? Atau mungkin waktu di bumi dengan negri itu berbeda? Ah, bisa jadi. Kita harus berpositif thinking bukan?

"Eo-eomma, lihat bola ada cahayanya nggak?" tanya Yerim sedikit takut.

"Hah? Bola api?"

"Nggak, bolanya kaya mutiara gitu, tapi itu bola, tapi mutiara. Ah, gimana ya. Bola kristal, mungkin?" cerca Yerim kesal sendiri.

"Hah?" gumam ibunya ngeblank. "Bola kristal? Yakin? Kaya mutiara? Wah, kenapa keberuntungan ada di kuta Yerim? Itu bisa dijual," seru ibunya setelah berpikir, dia sangat senang sampai jingkrak-jingkrak.

Deg

Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. "Eo-eomma, bukan gi-gitu. Tapi kayaknya kaya i-itu deh, kaya....mainan? Yah, mainan," sangkal Yerim.

"Hah? Mainan?"

Yerim mengangguk bingung sambil tersenyum kikuk, terkekeh hambar.

Sebelum ibunya berkomentar yang lain, tepatnya ketika Yerim mengerjap lagi entah keberapa kali. Yerim berada di sebuah dimensi putih, ruang aneh tak berujung sepertinya. Yerim menatap sekelilingnya yang terus putih, putih, dan putih. Dia berdiri dan berjalan, menyingkirkan rasa takut. Gema terdengar setiap langkahannya.

Tepat ketika Yerim berkedip lagi, entah keberapa kali dia kini berada di kamar apartemennya di negri yang bukan bumi. Semua sudah tak ada di sini, kecuali dua orang yang sedang mencari kemana-mana.

"Kalian mencari apa?" tanya Yerim.

Otomatis dua orang itu menoleh. "Yerim?" seru mereka. "Yeriiiimmmmmmm," teriak mereka dan berhambur memeluk Yerim. Mereka adalah Jimin dan mungkin Hoseok? Yerim semoat mendengar yang lain menyebutnya Hoseok.

"Kau kemana tadi? Kata Jungkook kau tiba-tiba menghilang," tanya Jimin.

Yerim menggaruk tengkuknya tak gatal, dia mengendikkan bahu karena tak tau harus menjawab apa. Ia sendiri juga tak tau apa yang ia alami.

👤

a/n: horeee, udah part 15:"v. Meski agak lambat update, tapi semoga kalian selalu nungguin setiap partnya😢👍🏼💜

Oke, jangan lupa vote, komen dan share. Follow saya juga devinrvly

Salam, devil

My Chaos || JJK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang