16. Cookies

31.9K 3.8K 766
                                    

Mungkin, sekre akan menjadi tempat tongkrongan favorit Sea selama di Mayor King, terbukti dengan sepagi ini Sea semangat menuju sekre.

Ada beberapa laporan yang belum selesai ia kerjakan.

Ceklek

Sekre sepi. Ya jelas, siapa juga yang mau ke sekre di jam tujuh pagi seperti ini.

Kecuali Galaksi.

Ya, mata Sea bertemu dengan pria yang sedang memakai kacamata anti radiasi dan jemarinya sibuk menari di atas keyboard komputer tua di meja.

"Pagi, Kak," sapa Sea.

Tidak ada jawaban.

"Kak," panggil Sea lagi.

"Pantes," ujar Sea.

Mau Sea teriak pakai toa pun Galaksi tidak akan mendengar karna Galaksi menyumpal telinganya dengan earphone.

Sea duduk lesehan dengan menjadikan sofa sebagai meja.

Ia mulai menghidupkan laptop dan memakai kacamatanya, tidak lupa Sea menyetel alarm, takut telat masuk kelas.

Suara ketikan saling bersahutan. Sea harus bisa memaklumi bahwa Galaksi memang benar memiliki kepribadian ganda.

Jika di kampus, pria itu akan berubah menjadi pria dingin seakan sikap absurdnya kemarin yang tidak tau malu meminta makanan tidak pernah terjadi.

"Wadidaw jiwa," pekik Revan dan Wisma serempak dengan pintu yang terbuka.

"Ngapain kalian berduaan?" histeris Revan ke arah Galaksi.

Pria itu tetap diam, mungkin tidak mendengar apa yang Revan katakan.

"Dedek Sea udah kepincut sama Bang Galak ya?" ledek Revan.

"Apa sih," gerutu Sea. Ia tidak setuli Galaksi, hanya menyetel musik dengan volume kecil.

"Woy conge!" ketus Wisma ke arah Galaksi.

Galaksi menoleh, lalu mencopot earphonenya.

"Kenapa?" tanya Galaksi.

"Mail promo paha ayam," ledek Revan.

Galaksi berdecak, lalu matanya menatap Sea.

Sejak kapan wanita itu di sini?

"Gal? Gue punya ide," ujar Revan.

"Penting gak?" tanya Galaksi.

"Penting lah! Menyangkut BEM."

Galaksi mengangguk. 

"Sebenarnya udah kita bahas di rapat tertutup anak-anak dinas sosial sih," ujar Revan lagi.

"Apa?" tanya Galaksi.

"Ini kalau lu setuju ya, kalau enggak sih gue tetap adain vote," kekeh Revan.

Galaksi menatap Revan, seakan menunggu lanjutannya.

"Kan kita udah lama juga nih gak camp, jadi ada baiknya pulang dari panti, kita adain camp. Kebetulan kan minggu semua anak kosong jadwal," ujar Revan.

"Kemananya kita udah atur. Dan paling kita cuma pete-pete biaya makan doang, kalau tenda banyak anak-anak yang punya."

"Transportasi?" tanya Galaksi.

"Elah, mobil lu ada, mobil gue ada," ujar Wisma.

"Mobil bokap gue, bukan mobil gue," ujar Galaksi.

"Iya gampanglah. Jadi kita gak perlu pake bus kampus ke panti, langsung aja perjalanan pribadi. Nanti untuk cancel jadwal bus, Wisma yang bakal atur," ujar Revan.

Sagala Where stories live. Discover now