6. Hello Ara

34.5K 4.4K 569
                                    

Sagala new version.

Happy reading.

***

Lala tak henti-hentinya merengek agar Sea ikut mengisi formulir pendaftaran BEM Fakultas. Sea bukan tipe introvert atau ekstrovert, Sea lebih ke ambivert. Ia bisa saja mengikuti situasi hendak menjadi pribadi apa, tapi kembali terjun ke dunia organisasi membuatnya cukup malas.

"Lu mah gitu, Ya. Gue kan pengen jadi anak BEM, biar keren terus di kenal banyak orang, banyak kawan juga," ujar Lala sedih.

"Kalau motivasi lu ikut BEM cuma buat keren-keren an, mending lu mundur deh La," ujar Erik. Sea mengangguk membenarkannya. "BEM itu bukan organisasi sanggar tari lu yang banyak waktu mainnya. Kalau sekali lu terjun, lu bakal di tindihin tugas yang gak ada ampunnya," ujar Erik.

"Terus kenapa lu ikut?" tanya Lala.

"Gue ikut karna gue suka dunia organisasi. Gue mau berkembang, gue mau ngerawat bibit kepemimpinan gue. Bukan mau keren-keren an doang.  Lu kalau mau viral, mending lu telanjang terus keliling kampus, di jamin seluruh dunia bakal kenal elu!" ketus Erik.

"Gak gitu juga Erik!" pekik Lala.

Erik jengah mendengarnya. Kini mereka sedang dalam perjalanan ke kantin."Gue ngumpulin formulir dulu ya," ujar Erik melimpir pergi.

"Ya, lu tau kan, gue jarang banget bisa dekat sama orang. Gue pengen punya banyak temen, Ya. Tapi buat memulainya gue gak tau. Kalau gue ikut BEM tanpa lu, gue gak percaya diri, Ya. Dita juga beda fakultas," ujar Lala setengah menangis.

Sea menghela napasnya berat. "Yaudah ayo," putus Sea.

Baru saja Lala bersorak kegirangan,

Sea mengancamnya, "Kalau di tengah perjalanan gue mundur kaya waktu dulu, lu gak boleh maksa gue lagi!"

“SIAP TUAN PUTRI!” ujar Lala dengan hormat. Sea menoyor kepalanya dan mereka bergegas ke lantai bawah.

Tidak ada Galaksi di stand ini, entah kenapa Galaksi menjadi objek yang Sea cari. 

"Erik kemana?" tanya Lala.

"Gue kan datang bareng elu, mana gue tau," ujar Sea. Lala nyengir.

"Terakhir ngumpulin kapan Kak Rel?" tanya Sea.

"Sea," ujar Aurel gembira. Semua mata reflek memandangnya. Lala sudah sibuk membaca formulir yang akan ia isi. Ini yang tidak Sea sukai. Di perhatikan banyak orang.

"Aku kira kamu gak minat sama dunia organisasi," kekeh Aurel.

"Lah, Sea mah mantan wakil OSIS, Kak," ujar Lala. Sea langsung melotot.

"Iya mantan OSIS yang demisioner dengan cara tidak hormat," celetuk salah satu wanita di belakang Sea. Sea menoleh ke belakang.

"Jaga mulut lu, Clar!" ketus Lala.

"La, udah," lerai Sea.

Galaksi yang entah datang dari mana menatapnya sejenak, namun yang di tatap sibuk membaca formulir.

"Tapi beneran, Kak. Dia mah gak konsisten. Menghilang seminggu, pas lagi mau acara pentas seni semesteran di sekolah. Tau-tau muncul, langsung di depak."

Sea memukul pulpen ke atas meja panitia. Dadanya naik turun. "Clara? Kalau gak tau apa-apa lebih baik diam! Gue bukan di cut, tapi mengundurkan diri. Ingat baik-baik!"

"Ya itu sama aja 'kan lu gak konsisten!" ujar Clara.

"Hei udah," lerai Riska.

"Tau apa lu perihal konsistensi?" ujar Sea remeh. "Ah udahlah, membongkar aib lu sama aja membuat gue tidak ada bedanya dengan lu!" ketus Sea.

Sagala Where stories live. Discover now