2. Gubernur MIPA

51.1K 4.6K 647
                                    


Happy new version
🌹🌹🌹

Hiruk pikuk kampus dengan banyaknya mahasiswa-mahasiswi berseragam putih menyapa indra penglihatan Galaksi. Revan yang sedari tadi sibuk menghubungi Galaksi memilih untuk menunggu pria yang cukup penting itu di depan pintu sekre. Dari kejauhan mata Revan menyipit, ia menatap Galaksi dan menyusulnya, “Woi, gila kali ya, tumben banget ngaret!”

“Sorry, Van, gue kesiangan,” ujar Galaksi membuka pintu sekre.

“Habis ngeronda lu?” sinis Revan.

“Wah, Bapak Gubernur telah tiba ternyata,” kekeh Aurel. Jika kalian pikir, Galaksi ini adalah Presma alias Presiden Mahasiswa atau ketua BEM Universitas, maka kalian salah, Galaksi di sebut penting karna ia adalah ketua BEM Fakultas MIPA.

“Wei, Gal! Buruan keluar,” ujar Wisma tiba-tiba muncul. Reflek Aurel mengambil almamater bewarna army kebanggaan Universitas Mayor O King dan memberinya pada Galaksi.

Mereka keluar lalu mendapat tatapan kagum dari calon
mahasiswa-mahasiswi yang sudah berbaris rapih di lapangan. Siapa yang tidak kagum dengan ketampanan Galaksi, belum lagi ia tersohor dengan kepintarannya. Tapi, bagi adik perempuannya, Galaksi tetap saja tidak sempurna, karna tidak pernah berhasil mengakhiri masa jomblonya.

Rektor turun dari podium dan kembali menyerahkan acara penyambutan kepada panitia BEM Universitas. “Baiklah, selanjutnya mari kita dengarkan sambutan dari Gubernur BEM FMIPA. Waktu dan tempat di persilahkan,” ujar Riska. Galaksi mengangguk dengan sangat elegan, riuh suara mulai terdengar. Banyak decakan kagum yang mengudara membuat suasana semakin gaduh.

Sebenarnya Galaksi terlalu malas untuk berbicara lama di depan umum, tapi mau tidak mau, ia harus mewakili Presma yang berhalangan hadir. Wakil Presma pun tidak dapat datang di karenakan sakit.

“HARAP TENANG ADIK-ADIK,” teriak  Revan dengan toa di tangannya. Ia hapal tabiat Galaksi,pria itu tidak akan mungkin berbicara jika suasana masih ricuh.

“Norak banget ya mereka, kaya gak pernah ngelihat cowok tampan,” bisik Revan ke arah Wisma.

Dengan gerakan yang tidak santai, Wisma merampas toa dari tangan Revan. “MATAHARI SEMAKIN NAIK KE CAKRAWALA, MARI TERBENAM WAHAI SUARA-SUARA YANG TIDAK ADA GUNANYA!” Suasana riuh mulai merendah.

“Lu berpuisi atau orasi?” bisik Revan.

“SEGINI AJA BENTUK HORMAT KALIAN?” ujar Galaksi lantang. Teriakan Galaksi membungkam banyak suara. “Bagaimana mungkin kalian tidak paham cara mengharagai orang yang ada di depan kalian? Ini adalah masa transisi, harusnya sebelum kalian masuk ke gerbang Mayor O King, kalian sudah meninggalkan sifat kanak-kanak kalian! Kalian itu orang-orang terpilih dari banyaknya orang gagal di luar sana!”

Banyak kepala yang menunduk takut, ternyata Galaksi tidak sehangat ketampananya. “Saya tidak perlu memperkenalkan diri saya, karna moderator sudah memberi tahunya tadi!”

“Perasaan si Riska belum sebut merek,” ujar Revan pelan.

“Gue lakban lama-lama mulut lu, Van!” ketus Wisma.

“Intinya, selamat datang di Mayor O King, berikan yang terbaik dari yang paling baik yang ada dalam diri kalian. Sekian dan terima kasih,” ujar Galaksi kembali mengantungkan micnya.

Sagala Where stories live. Discover now