4. Minyak balur

34.7K 4K 504
                                    

Hallo..

Selamat membaca, ya...

***

Sekitar pukul delapan malam, Sea, Lala dan Dita sedang bermain di mall. Lebih tepatnya mencari sesuatu. Besok mereka akan camp dan menginap di kampus. Dari apa yang di jelaskan tadi di aula, akan ada banyak serangkaian outbound menanti mereka besok pagi.

"Jaket couple yok," ujar Laladengan semangatnya.

"Alay ih," celetuk Sea.

"Keren tau! Kita cari warna yang lagi ngehits, lilac kayanya oke," ujar Lala.

"Jangan ah. Udah mahasiswi gini, di sangka anak panti," ujar Dita tidak suka.

"Panti pala lu, itu yang pacaran pakai sesuatu yang kembar, bagus-bagus aja tuh!" ketus Lala.

"Lu mau ganti bendera? Dari merah putih ke bendera pelangi?" tanya Dita.

Sea reflek tertawa. Lala menoyor kecil kepala Dita, "Gue bukan lesbie!"

"Ya, makanya jangan," kekeh Dita. Bagi Sea, Dita dan Lala hanyalah dua manusia yang kebetulan dekat dengannya. Dita juga satu universitas dengan mereka, hanya saja Sea FMIPA biologi bersama dengan Lala dan Erik sedangkan Dita, dirinya mengambil fakultas ekonomi.

"Mending makan dulu yok," ajak Sea.

"Tapi baju graynya belum ketemu tau," ucap Lala mengingatkan tujuan utama mereka ke mall.

"Sedapatnya aja, La, dari tadi juga muterin HM gak nemu juga selera lu," ujar Sea.

"Di matahari juga tadi banyak, selera lu aja yang gak bisa di terima akal designer pakaian," ledek Dita.

"Kampret! Yaudah lah, habis makan tapi tetap nyari!" ancam Lala. Sea dan Dita tertawa lalu bertepuk tangan menandakan kemenangan.

Lalu mereka tiba di restoran fast food. Lala mencari kursi, Dita dan Sea mengantri. Sekitar setengah jam menikmati makanan khas Jepang, mata Lala agak sedikit melotot. Sea ikut memperhatikan arah penglihatanya.

"Itu Kak Galaksi bukan sih?" ujar Lala meletakkan sumpit.

Dita ikut menoleh, "Loh, kok--," heran Dita. Sea mendadak diam tapi ikut memperhatikan Galaksi dengan goodiebag di tangan kirinya dan tangan kanannya mengamit tangan seorang wanita.

"Anjir, mainnya sama tante-tante," ujar Lala tak menyangka. Galaksi tampak mengantri di jalur khusus take away. "Lah jadi yang tadi ke aula itu siapa lagi?" ujar Lala.

"Masa main sama tante-tante, gak mungkin ah," ujar Sea menyangkal. Di mata Sea, Galaksi terlalu sempurna untuk melakukan ini. "Yang tadi siang kali pacarnya," celetuk Sea lagi.

"Liat dong Sea, kalo pun saudara, gak mungkin semesra itu. Lihat aja tuh," ujar Lala.

"Kalau nyokap 'kan gak mungkin, gak wajar pria berkharisma mesra banget sama Mamanya, kaya aneh aja giitu," ujar Lala.

"Lagian masih muda banget kalau di sebut nyokap," ujar Dita ikut-ikutan.

"Udah ah bodo amat, urusan orang ini," ujar Sea acuh, lebih tepat mencoba untuk acuh.

"Kalau gini, batal dah gue ngefans sama Kak Galaksi," ujar Lala.

"Belum tentu juga La," ujar Sea melerai pikiran temennya ini.

"Ih Sea, mana mungkin Mamanya semuda itu! Tantenya juga, gak mungkin semesra itu," ujar Lala.

"Siapa tau Kakaknya," ujar Sea.

Sagala Where stories live. Discover now