Stay with Me

29.5K 2.1K 141
                                    

Sebenarnya, saat ibunya menelepon, Vincent sempat menolak undangan itu. Karena dia merasa berbaikan dengan Marsha lebih penting ketimbang mendatangi acara keluarga yang lumayan sering digelar. Sayang, Salindri bersikeras dia dan Marsha harus datang.

"Vin, udah lama lho, kita nggak bikin acara gini di rumah. Terakhir, sebelum ada Aileen. Jadi, sebagai tuan rumah, Mama pengin kalian semua datang. Bersama keluarga masing-masing. Karena sekarang udah banyak perubahan dalam hidup anak-anak Mama."

Vincent mendesah pelan. "Ma, maaf, ya. Kami nggak bisa datang ke rumah Mama hari ini. Aku ada urusan yang nggak bisa ditinggalin."

Salindri pun mengkritik, "Mama kan udah ngasih tau soal acara ini dari minggu lalu. Harusnya, kamu dan Marsha meluangkan waktu, Vin. Apa Marsha yang nggak mau datang?"

Kalimat terakhir ibunya mirip tanda bahaya. Karena itu, Vincent buru-buru menjawab, "Aku lupa ngasih tau Marsha, Ma. Serius!" akunya jujur. "Dia sama sekali nggak tau kalau ada acara di rumah Mama hari ini. Dan urusan yang kumaksud tadi, Marsha pun nggak tau."

Namun, perbincangan dengan Salindri selanjutnya, membuat Vincent akhirnya setuju untuk datang. Padahal, tadinya dia berniat memberi kejutan untuk istrinya. Pulang dengan membawa sepelukan mawar, misalnya. Lalu, kembali meminta maaf pada istrinya. Dia benar-benar ingin berbaikan dengan Marsha.

Alhasil, rencana pun terpaksa diubah. Untungnya Marsha bersedia datang ke kantor Vincent. Mereka berbaikan dan berbagi ciuman yang membuat darah Vincent seolah berubah menjadi magma. Namun, tetap saja mereka harus menunaikan janji Vincent pada Salindri.

Masalah yang tak terduga ternyata menyambut pasangan itu. Saat ada kesempatan, Gamal meminta waktu untuk bicara dengan Vincent. Lelaki itu sudah menduga apa objek yang akan mereka bahas. Tampaknya, Irwin atau Sari sudah mengadu pada Gamal. Tebakan Vincent ternyata tidak meleset. Gamal meminta lelaki itu untuk memberi kesempatan pada Irwin dan Sari untuk memperbaiki kinerjanya.

"Kalau mau menegur mereka, lakukanlah secara pribadi, Vin. Jangan dipermalukan di depan umum. Apalagi, mereka itu keluarga sendiri. Nantinya karyawan lain malah nggak respek sama mereka," pinta Gamal dengan wajah serius.

Vincent berdiri di hadapan Gamal dengan kedua tangan terbenam di saku celananya. Mereka berada di halaman depan, satu-satunya tempat yang saat itu memberi keleluasaan untuk bicara tanpa didengarkan anggota keluarga lain yang berlalu-lalang.

"Saya nggak berniat mempermalukan siapa pun, Om. Nyatanya, Irwin dan Sari memang nggak bekerja dengan baik selama ini. Selalu ada masalah yang nggak diselesaikan sampai tuntas. Lagi pula, bukan saya yang nentuin apakah mereka akan dihormati karyawan lain atau nggak. Melainkan mereka sendiri. Kalau nggak serius kerja, apalagi gabung di perusahaan karena nepotisme, udah pasti akan disepelekan orang."

Perbincangan itu memanas karena Gamal jelas-jelas tidak menyukai kata-kata Vincent. Kali ini, Vincent menolak untuk mengalah. Dia bersikukuh dengan pendiriannya, bahwa Irwin dan Sari sudah bekerja di bawah standar dan mengecewakan. Namun, tak sekalipun dia menyebut-nyebut tentang rencana untuk menggeser posisi Irwin dan Sari.

Sepulang dari rumah orang tuanya, masih ada perasaan kesal yang membuat Vincent tak banyak bicara. Dia berjuang menekan dalam-dalam kegusarannya hingga tak terlalu memperhatikan Marsha yang juga berubah pendiam. Tampaknya, masalah Irwin dan Sari ini akan menjadi sandungan dalam pekerjaan, hal yang tak diinginkan Vincent.

Lalu, begitu sampai di rumah, situasi malah memburuk. Bukannya menikmati malam yang tenang dengan istrinya, Vincent dan Marsha malah bertengkar. Awalnya, Marsha mengadu tentang komentar Salindri yang membuatnya tersinggung. Vincent meminta istrinya bersabar dan mengabaikan hal itu.

Born To Love You [Terbit 28 Juni 2023]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang