Breathe

40.6K 4.3K 76
                                    

Acara kencan buta bersama Kassandra beralih menjadi makan malam dengan Marsha. Namun, Vincent tak merasa keberatan. Paling tidak, Marsha adalah teman mengobrol yang mengasyikkan meski kadang membuat Vincent jengah karena keterusterangannya.

Salindri mengajukan banyak pertanyaan saat Vincent pulang. Lelaki itu awalnya tak berniat membuka rahasia Kassandra. Namun, karena ibunya terus mencecar dan terkesan memojokkan Vincent sebagai pihak yang sengaja membuat kencan itu tak berlanjut ke mana-mana, dia terpaksa membuka mulut.

"Kassandra punya pacar, Ma. Kurasa, hubungan dengan pacarnya lagi bermasalah. Tapi, mereka saling cinta dan bakalan memperbaiki yang bisa diperbaiki." Kalimat terakhirnya memang agak sok tahu. Namun Vincent merasa itu tidak berlebihan.

"Dari mana kamu tau? Kalau cuma ngarang, Mama nggak bakalan kesulitan untuk nyari info yang betul." Salindri mengekori putranya ke kamar.

Kadang, perhatian dan kasih sayang ibunya terasa menyesakkan. Menahan diri agar tak mengembuskan napas berat, Vincent terpaksa menjawab.

"Kassandra pulang duluan sebelum kami menyantap hidangan penutup, Ma. Pacarnya menelepon."

"Kamu serius?"

"Iya, serius," jawab Vincent sabar.

"Kok gitu, ya? Padahal mamanya bilang kalau Kassandra udah lama sendiri. Andai tau dia punya pacar, nggak bakalan dikenalin sama kamu,Vin," gerutunya. "Mama nggak sembarangan jodohin kamu. Semuanya lewat fit and proper test."

Vincent mengulum senyum. Dia membuka lemari pakaian dan menarik sebuah kaus dan celana pendek dari tumpukan baju. "Mama kecolongan karena tesnya gagal."

"Oke, anggap Mama gagal kali ini. Tapi, lain kali Mama bakalan lebih hati-hati. Mama bakalan lebih selektif."

Kepala Vincent pun seolah berputar. Ditatapnya Salindri yang duduk di bibir ranjang.

"Ma, aku nggak mau ada kencan buta lagi setelah ini. Cukup sekali aja."

Salindri menyipitkan mata. "Hugo udah nikah dan punya anak. Taura pun sebentar lagi bakalan jadi suaminya Inggrid. Mereka juga punya Aileen. Kamu nggak tertarik punya pasangan, Vin? Nggak pengin suatu hari nanti punya keluarga sendiri?"

Vincent menyahut, "Ya penginlah, Ma. Aku kan manusia normal. Tapi nggak perlu buru-buru juga. Karena nyari jodoh itu nggak kayak nyomot kucing di dalam karung." Dia menatap ibunya. "Jangan ada kencan buta lagi ya, Ma."

Dia bersyukur saat Julian juga masuk ke kamar dan "menyeret" istrinya keluar. "Ma, jangan ganggu Vincent melulu. Dia udah terlalu tua untuk diinterogasi setelah kencan buta," gurau Julian. "Mending kita pacaran."

Setelah ditinggal sendiri, Vincent menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Beberapa menit kemudian, laki-laki itu menelentang di ranjang. Hatinya terasa berat, terusik oleh upaya Salindri untuk mencarikan Vincent jodoh.

Sebelum masalah ini mengemuka, Vincent masih sanggup menahan apa pun "dorongan" yang dilakukan Salindri. Termasuk mendesak Vincent untuk bergabung di PT Sanjaya Indo. Vincent menurut dan melupakan mimpi lama untuk menjadi akuntan. Dia belajar melepaskan sesuatu yang diinginkan dengan hati ringan.

Kedua adiknya jauh lebih berani dalam membuat keputusan. Taura meninggalkan rumah dan tinggal di apartemen beberapa bulan lalu. Setelah ada pertikaian yang memercik dengan Salindri. Dulu, Taura juga menolak mentah-mentah memanfaatkan nepotisme, lebih suka membangun bisnis sendiri bersama dua temannya. Hugo, si bungsu, pernah "kabur" ke Bristol dan melanjutkan kuliah di sana. Meski setelah pulang ke Indonesia, Hugo bersedia bekerja bersama Vincent.

Urusan cinta, Taura dan Hugo malah lebih bernyali menentang Salindri. Hugo sempat ingin kembali ke Bristol saat nyaris gagal menikahi Dominique, salah satunya karena terhadang restu Salindri. Taura pun berjuang tak kalah gigih agar bisa mendapat izin memperistri Inggrid. Ibu mereka memang sulit dipuaskan untuk urusan pasangan anak-anaknya.

Born To Love You [Terbit 28 Juni 2023]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang