Part_20 Sakit tapi tidak berdarah?

6.5K 601 99
                                    

Happy Reading;)
***

Pagi-pagi sekali Ara telah siap dengan perlengkapan sekolah. Hari ini Ara akan berangkat bersama dengqn Ari, seminggu sudah berlalu hubungannya dengan Ari berjalan dengan lancar meskipun Ari masih saja dingun dan irit bicara dengannya.

"Selesai,'' ucap Ara sendirinya.

Ara menuruni anak tangga secara perlahan matanya menangkap Lesy dan Morgan yang sedang mengoles roti.

"Pagi Bunda," sapa Ara.

"Pagi juga princes,'' balas Lesy.

"Bunda Bi Imah kapan pulang?" tanya Ara karna sudah sebulan Bi Imah pulang kanpung.

"Munkin minggu depan udah pulang sayang," jawab Lesy.

"Ra, kita barengan?" tanya Morgan yang telah selesai sarapan.

"Enggak dong! Hari ini itu Ara berangkat bareng Ari." Ara tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.

"Gue doain lu putus ama Ari," akhir Morgan lalu beranjak pergi meninggalkan Ara yang sudah menahan emosinya.

"Ih nyebelim banget sih!" ketus Ara.

"Bunda Ara berangkat ya." Ara menyalimi Lesy lalu keluar dari halaman rumahnya.

Jam 07:00 pagi namun Ari tak kunjung datang padahal sebentar lagi gerbang akan di tutup membuat. Ara gelisah sendirinya.

Ara lalu memutuskan untuk naik sepeda saja karna mobilnya saat ini tengah di bengkel sedangkan Bundanya sudah ke perusahaan dari tadi.

Ara menatap sepeda berwarna Pink itu sudah lama ia tak memakainya. Ara lalu mengayuh sepedanya dengan cepat hingga sampai ke gerbang sekolah Sma Grasella tapi sampainya Ara disana gerbangnya malah sudah ditutup. Bagaimana tidak ini sudah menunjukkan pukul 07:45 pagi pantas saja. Ara lalu mengedarkan pandangannya menangkap seorang satpam yang juga tengah menatapnya.

"Assalamualaikum Pak Irwan," salam Ara ke satpam sekolah.

"Waalaikumsalam Neng, Neng terlambat?" tanya Pak Irwan.

"Iyya Pak, tolongin Ara ya, bukain gerbangnya," pinta Ara dengan memalas.

"Iyya Neng, tapi bakalan tetap dihukum yah," ucap Pak Irwan lalu membukakan pintu gerbang Sma Grasella.

Ara membuang nafasnya dengan gusar lalu menanyakan hukuman apa yang ia harus lakasanakan.

Hormat Bendera sampai jam istirahat membuat Ara melongo tak jelas bagaimana bisa ia berdiri panas-panassan?

"Huaaa kok gini sih!" Ketus Ara sendirinya sudah dari tadi ia sudah menggerutu tak jelas.

"Panas yah?" tanya seseorang melindungi kepala Ara dengan tasnya.

Ara lalu menoleh mendapati Bian yang sedang tersenyum.

"Hehe iyya kak. Kak Bian terlambat juga ya?" tanya Ara.

"Gak," jawab Bian.

"Trus?"

"Sebenarnya sih kalau gue gam terlambat tapi ketika mata gue melihat seseorang bidadari yang sedang mengomel sendirinya membuat langkah ini tertarik untuk mendekatinya dan menemaninya yang sedang terkena hukuman karna ia tidak di jemput oleh sang pacar." Perkataan Bian mampu membuat Ara tertawa.

"Kak Bian bisa aja," kata Ara tertawa kecil.

"Eh lo tau gak apa itu Arbian?" Tanya Bian.

"Nama kakak lah kan nama Kakak itu Arbian Dirgantara," jawab Ara.

Ari dan Ara (REPOST)Where stories live. Discover now