-19-

16.2K 1.3K 5
                                    

Suara alarm yang ia set membuat Matthew terbangun dari tidurnya, ia langsung membuka matanya mengingat apa yang ia lakukan semalam. Melirik sisi ranjangnya yang kosong dan menyimpulkan jika wanita itu pasti di kamar mandi.

Ia meremas surainya yang mulai panjang menyesali keputusannya semalam. Ia sudah berjanji tidak akan melakukan kesalahan untuk kedua kali dan lihatlah ia sekarang. Ia membut keputusan sesaat karena terbawa emosi.

Amber tidak hanya sekali membuatnya kehilangan akal seperti ini, ia masih ingat keputusan menghamburkan uangnya untuk membeli wanita itu setahun yang lalu.

Jika seperti ini bagaimana ia akan memperbaiki situasinya.

Ia tidak ingin terikat perasaan lebih dari seroang majikan dan pengasuh, meskipun mereka suami istri.

Matthew tahu dengan baik ia hanya membuat orang lain terluka lagi.

Dia hanya bisa menyesal.

.

.

***

.

.

Amber tahu jika Matthew merasa bersalah, seolah ia mengambil kesempatan padanya tapi Amber juga merasa ia baik-baik saja setidaknya pria itu memperlakukan nya dengan baik dan ia merasa cukup.

Pagi ini ia kesiangan setelah tidur kembali sehabis beribadah, dan ketika ia keluar Matthew dan Ryu sudah pergi. Ini sudah kesekian kali Matthew menghindar jika mereka semalam mereka tidur bersama. Ia tidak tahu mengapa.

Ia juga menemukan pil kontrasepsi di meja dekat tempat tidur, ia tahu Matthew yang meletakkan disana. Amber tidak keberatan ia juga tidak ingin memiliki anak. Membayangkan dirinya yang tidak mendapatkan pendidikan orang tua yang baik menjadi ibu ia takut gagal.

Lagipula ia masih seperti bayi, lemah dan tidak tahu apa-apa, dan bayi tidak bisa mengurus bayi.

Yang ada hanya kekacauan yang ia lakukan.

"Besok ada acara di rumah salah satu teman investor ayah Matthew." Rosaline menarik Amber dari lamunannya.

"Mereka menyuruh membawa Matthew dan Ryu, kamu juga harus ikut ya." Sambungnya

"Iya mom." Jawab Amber melanjutkan membersihkan piring kotor.

"Berangkat kapan?"

"Aku kira malam," mertuanya itu masih meracik jus sehatnya.

"Besok pagi dad dan Matthew tidak bekerja?"

"Kita akan disana beberapa hari karena tempat acara itu adalah pulau pribadi."

Amber mengangguk kemudian menerima segelas jus yang mertuanya berikan ia meneguknya dengan menahan rasa yang aneh itu.

Entah mengapa ada orang yang suka meminum itu termasuk Matthew dan Ryu.

.

.

***

.

.

"Mom, apa kau melihat dimana kaos kaki yang baru dibelikan grandma?" Ryu membongkar lemarinya.

Sudah tiga bulan Ryu memanggilnya seperti itu dan mereka terbiasa.

"Aku sudah memasukkan ke dalam koper." Amber menutup koper mini khusus milik Ryu untuk perjalanan empat hari tiga malam itu.

"Patutlah aku tidak menemukannya." Keluhnya kemudian merebahkan diri di atas ranjang.

"Ngomong-ngomong, mom akan disana juga."

Pengasuh Pierre [ END ]Where stories live. Discover now