-15-

17.4K 1.4K 4
                                    

Malam sudah mulai larut dan beberapa undangan memutuskan untuk pulang Karena memang itu hanya acara khusus keluarga dan teman dekat. Kini hanya sisa-sisa acara yang masih berserakan dan mulai dibersihkan oleh beberapa pelayan yang sengaja disewa.

Amber keluar dari kamarnya, ia sudah mengganti pakaian dengan yang lebih nyaman, ia kesepian di kamar karena tidak melakukan apa-apa. Ryu teman berdebat nya kini menginap di rumah Anna, dan Matthew majikannya itu belum ia lihat sehabis memakaikan cincin untuknya lagi sejak  tadi.

Ia melirik jari manisnya dengan cincin simple yang ia pilihkan, sebenarnya nenek Ryu ingin memberikan cincinnya tapi jari mereka jauh berbeda makanya ia membeli cincin baru.

Ia masih merasa janggal menyandang statusnya, karena ini bukan yang ia inginkan. Ia sangat merasa bersalah seharian melihat ibu pria itu begitu terharu melihat pernikahan ini padahal ia tahu betul jika mereka berdua sedang bersandiwara.

"Amber, kamu tidak perlu merapikannya."

Rosaline, Ibu Matthew muncul dengan wajah khawatir.

"Aku ingin sedikit membantu, Em- Bu." Ia sedikit risih menyebut panggilan itu.

Tapi wanita itu memaksa.

"No, you don't have to. Lebih baik biarkan mereka yang melakukannya." Ia menarik tangan Amber untuk mengikutinya.

"Kamu ikut ibu ke suatu tempat, ibu ingin menunjukkan sesuatu."

Amber hanya bisa pasrah, tangan wanita itu begitu berkerut dan lemah tapi disisi lain ia merasakan begitu banyak kekuatan disana hingga membuat dirinya terlihat begitu lemah.

Ia duduk didekat perapian yang hangat karena disini sebentar lagi akan musim dingin, kemudian ia diselimuti oleh Rosaline, is sangat sungkan tapi wanita itu menyuruhnya harus tetap diam.

Beberapa saat kemudian wanita itu datang lagi dengan beberapa album ditangannya dan duduk disebelahnya.

"Aku tidak tahu harus memulai darimana mengenalkan keluarga kami padamu, aku hanya tidak mau kau merasa canggung."

Wanita itu terlihat begitu berusaha mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membuka percakapan itu.

"Aku baik-baik saja, Bu." Amber tidak mau membuat orang kesulitan karena dirinya.

Rosaline menggeleng. "Aku harus mengenalkan Matthew dengan baik, agar suatu saat kamu bisa lebih mengerti dia dan membuat kalian mampu bertahan menghadapi apapun dimasa depan."

Amber mulai menangkap arah pembicaraan wanita itu.

Ia mulai membuka lembaran-lembaran album photo yang terlihat sudah lama itu.

"Look at him, so small." Ia tertawa dan Amber juga.

"Aku tidak menyangka jika dia sudah empat puluhan, waktu berputar begitu cepat." Sambungnya.

"Matthew sangat mirip dengan Ryu." Amber tertarik pada photo anak kecil seusia Ryu yang ia tahu adalah pria itu sedang memegang piala.

"Yeah, mereka memiliki banyak kemiripan." Rosaline mengangguk setuju.

"Amber." Wanita itu memanggil serius ketika mereka selesai melihat-lihat album pertama.

Dan ia rasa disinilah inti percakapan mereka itu.

"Apa kau tidak mengapa menikah dengan anakku?" Rosaline terlihat begitu khawatir.

"Kau tahu, dia sudah tua, bercerai, dingin, tidak peka, memiliki anak. Dan keburukan yang lainnya." Wanita tua itu menunduk.

Amber mengambil tangan ibu mertuanya dan memberikan senyum terbaiknya " I am so happy right now,mom." Ia berkata jujur.

"He is the best person yang pernah aku temui seumur hidupku. Menikahinya tidak akan membuat itu merubah apapun."

Pengasuh Pierre [ END ]Where stories live. Discover now