-18-

17.1K 1.4K 36
                                    

Jacob kembali ke rumahnya dini hari sesampainya ia disana ia langsung membanting barang-barang yang ada di kamarnya itu, ia masih emosi. Ia masih marah mengingat ekspresi wanita itu yang berani-beraninya mencium pria lain didepannya.

Ia tidak terima.

Dinding-dinding kamarnya menjadi pelampiasan, ia tidak peduli jika tangannya sudah bercucuran darah. Ia sangat marah hingga rasanya ia sudah mati rasa.

Amber miliknya.

Wanita itu miliknya.

Sejak dulu wanita itu adalah miliknya. Bukan, bukan kekasih yang ia maksud karena ia mempunyai kekasih di Brazil, Jacob tidak tahu menyebutnya apa tapi sejak dulu hanya ia yang boleh melakukan apapun pada wanita itu.

Dan ketika ia melihat wanita itu memiliki pria lain dan menyentuh pria lain rasanya ia benar-benar marah.

That lip, Hanya ia yang boleh menyentuhnya Jacob tidak mau berbagi tidak dengan pria itu atau pria lainnya.

***

Amber sangat khawatir dengan Ryu, meski Matthew mengatakan jika bocah itu baik-baik saja tapi ia belum pernah melihat Ryu selemah itu. Belum pernah sama sekali.

Dan ketika itu terjadi didepan matanya rasanya Amber lebih baik menerima kritikan pedas bocah itu daripada seperti ini.

"I am Alive." Ryu berujar demikian karena ia merasa Amber memperlakukan dirinya seperti orang sekarat.

Ia bahkan merasa sangat baikan.

"No, kamu masih sangat lemah."

Ryu memutar matanya. "Don't you dare acting like a mom." Sindir bocah itu.

Wajah khawatir Amber langsung berubah. "Kalau kau sudah bisa mengucapkan kata-kata sepedas itu, you okay now." Ia berdiri dari duduknya mencoba pergi tapi Bocah itu menarik jilbabnya.

"Lepaskan." Ia kesal.

"Jangan marah." Ryu sedikit mengecilkan suaranya.

Amber menahan tawanya. "Aku tidak marah."

"Jadi kenapa pergi?"

"Aku hanya mengambil makanan dan obatmu." Jawabnya jujur.

Mendengar itu Ryu memerah malu. Amber tertawa lepas ketika ia berhasil melarikan diri dari kamar bocah itu tapi ia masih mendengar kekesalan Ryu yang berteriak dengan jelas.

"Apa yang kau lakukan padanya." Matthew datang dengan wajah kusut karena kelelahan akan lemburnya.

Melihat wajah pria itu hanya membuat Amber merasa malu sendiri dengan apa yang tadi pagi ia alami, untung saja ia menghabiskan waktunya mengkhawatirkan Ryu jadi ia sempat lupa, dan ketika Matthew didepannya ingatan itu kembali lagi.

"Kami hanya bercanda." Ucapnya membuang muka  melarikan diri.

*

Amber bersyukur jika ia lebih dulu mengambil start di atas tempat tidur jadi ia bisa berpura-pura tertidur dan menghindar dari percakapan kecil mereka setiap malam.

Sesekali ia mengintip ke arah Matthew yang sedang membaca buku dengan pencahayaan minim memakai kacamatanya, dilihat dari sisi itu Matthew looks fine, dia tidak terlihat tua sama sekali.

Ia merutuk dalam hati, sempat-sempatnya ia memuji pria itu, dan untuk menghentikan pemikiran konyolnya ia harus tidur.

Ia tidur dengan mudah, langsung terlelap. Tapi, Amber lupa jika ia adalah broken thing, bertemu dengan Jacob akan membuatnya semakin rapuh. Dan itu terjadi malam ini.

Pengasuh Pierre [ END ]Where stories live. Discover now