Bagian 34

23.8K 3.7K 1.1K
                                    

Hari ke-4 di semester genap, Timmy benar-benar menepati janjinya. Sekalipun tidak duduk sebangku dengan Sean, gadis itu masih bisa belajar di rumah dengan sepupunya kapan saja. Sean juga sudah tidak mempermasalahkan hal itu.

Sudah tiga malam, Sean selalu datang ke rumah Timmy untuk mengajari gadis itu belajar. Setelah selesai sholat Isya dan makan malam, Sean dengan senang hati melangkahkan kakinya ke rumah sebelah. Vano dan Rea pun tidak keberatan akan hal itu. Mereka cukup senang karena Timmy perlahan mulai berubah.

"Sebelum mendalami materi larutan elektrolit, sebaiknya lo mesti hapalin contoh senyawa asam, basa, dan garam. Lo juga mesti tau, mana senyawa yang lemah, dan mana yang kuat," jelas Sean.

Timmy menatap sepupunya, lamat-lamat. "Jadi ... intinya?"

Sean cukup sabar menghadapi sepupunya ini. Gadis itu sukar memahami penjelasan dengan baik. Butuh waktu yang cukup lama untuk membuat seorang Timmy mahir di satu bidang materi pelajaran.

"Jadi, lo mesti hapalin ini." Sean memberikan selembar kertas. Di sana sudah tertulis lengkap contoh senyawa asam, basa, dan garam dari yang kuat hingga lemah. Kedua bola mata Timmy membulat sempurna. Detik selanjutnya, ia mendengkus kesal. Inilah salah satu alasannya, kenapa ia memilih untuk tidak rajin belajar.

"Gak ada dispensasi ya? Kenapa mesti disuruh ngafal sih?"

Sean mengacak rambut gadis itu dengan gemas. "Selain berpikir, otak juga kadang mesti dilatih untuk mengingat. Lagian, ngafalin ginian gak akan rugi kok. Seru malah."

Timmy lagi-lagi mendengkus kesal. Seru bagi Sean, musibah bagi Timmy.

"Yaudah, besok Tiga hafalin. Ayo mulai belajar."

"Oke, sekarang kita pelajari contoh yang dikasih Pak Ali tadi ya. Menentukan jumlah ionisasi larutan elektrolit. Selagi belum hapal simbol asam, basa, garam yang kuat dan lemah, lo bisa berpedoman sama kertas ini dulu. Jadi, dari penjelasan Pak Ali tadi, mana yang kurang lo pahami?"

Timmy meneliti catatan miliknya dengan kening yang bertaut. Tulisan cakar ayam seperti ini mampu membuat minat belajarnya hilang.

"Tiga boleh pinjem buku catatan Satu gak? Soalnya tulisan yang ini burik."

Sean dengan senang hati meminjamkan catatan miliknya pada gadis itu. Sempat-sempatnya Timmy mengatai tulisannya sendiri burik. Benar-benar gadis polos.

Timmy kembali meneliti tulisan rapi di hadapannya dengan seksama. Pandangannya menunduk. Rambutnya yang tergerai, jatuh begitu saja menutupi kedua sisi wajahnya. Namun Timmy tidak terganggu sedikitpun.

Sepuluh menit berlalu, Sean yang tadinya asik membaca artikel di ponsel, kembali tersadar dan menatap gadis di hadapannya. Masih dalam kondisi wajah yang menunduk, Sean tak yakin, gadis itu masih fokus dengan bukunya. Sean menjentikkan jarinya di hadapan Timmy, hingga membuat gadis itu tersentak kaget. Astaga! Sempat-sempatnya Timmy tertidur saat sedang membaca buku seperti itu.

Gadis itu terkekeh pelan. "Maaf ya, Satu. Tulisan Satu bagus banget. Tiga jadi gak tega buat baca."

Sean geleng-geleng kepala mendengar alasan sepupunya ini. "Jadi, mana yang kurang lo pahami?"

Timmy tampak berpikir, beberapa saat. "Hmm ... Gimana cara bedain larutan asam dan basa?" tanyanya spontan. Sebenarnya, pertanyaan itu berasal dari buku paket yang sedang terbuka di hadapannya.

Sean meraih selembar kertas yang ia berikan pada Timmy tadi. "Coba lihat senyawa asam dan basa di sini. Kira-kira lo bisa nemuin perbedaannya gak?"

Timmy meneliti kertas itu. "Gak ada bedanya kok. Tulisannya sama semua."

Sean tersenyum sekilas. Stok kesabarannya cukup banyak untuk meladeni manusia semacam Timmy ini. "Larutan asam, biasanya ditandai dengan huruf H. Coba liat contohnya di bagian asam kuat. HCl, HI, HBr, dan lain-lain. Sedangkan larutan basa, biasanya ditandai dengan huruf OH. Biasanya sih, letaknya diakhir. Contohnya: LiOH, NaOH, KOH. Tapi gak semua akhir OH itu adalah basa. Misalnya CH3COOH, nah itu termasuk Asam lemah. Biar lebih jelasnya, lo bisa lihat contoh-contohnya di kertas itu."

Tiga [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now