Bagian 23

21.4K 3.8K 841
                                    

Pukul sembilan malam, Timmy sedang berdiri di hadapan meja rias. Wajahnya sudah dipoles make-up, dan didandan rapi oleh Bundanya. Kali ini, penampilannya tampak feminim. Ia juga mengenakan gaun yang telah disiapkan oleh Bundanya tadi sore. Gaun bermodelkan A-Line dress itu berwarna hitam, selaras dengan topeng mata yang sedang dikenakannya. Di acara party si kembar diwajibkan memakai benda itu dari rumah.

Ketukan di pintu utama terdengar jelas. Timmy bergegas memasang high heels dengan ukuran 5cm yang juga sudah disiapkan oleh Bundanya. Malam ini, dia hanya sendirian di rumah. Bunda dan Papinya sedang pergi berkencan. Triple date dengan orang tua Sean, dan juga orang tua Diga-Dinda. Mereka baru saja berangkat beberapa menit yang lalu.

Timmy membuka pintu utama, dan terpampang jelas wajah tampan milik Sean yang juga mengenakan topeng mata serupa dengannya. Lelaki itu tampak gagah. Terlebih saat dia tersenyum, menampilkan kedua lesung pipit khasnya. Tangannya juga menggandeng paper bag yang berisi dua kado untuk si kembar.

"Yuk," ucapnya. Timmy mengangguk, gadis itu segera menutup pintu rumah, lantas menguncinya.

Setelah memastikan pintu rumahnya terkunci rapat, Timmy berbalik badan menghadap Sean di belakangnya. Lelaki itu mengulurkan sebelah tangannya. Timmy memberikan kunci rumahnya pada lelaki itu.

"Kok?" Sean menatap benda itu dengan tatapan penuh tanya.

"Kenapa?" tanya Timmy, tak mengerti.

Sean menghela napas pasrah. Sepupunya ini benar-benar polos lahir batin. "Maksud gue tadinya mau gandeng tangan lo, Timmy."

Mendengar itu, Timmy malah terkekeh. "Bilang dong! Tiga kira, Satu mau pegangin kunci rumah Tiga."

Sean mengembalikan kunci rumah itu pada Timmy, lantas menggenggam sebelah tangan gadis itu.

Sembari melangkah, Sean menatap gadis itu dari samping. "Lo gak bawa kado?"

Timmy sontak menepuk jidatnya. "Oh, iya. Lupa!"

***

Sean dan Timmy kini telah tiba di rumah tetangga sebelah. Mereka pergi berjalan kaki, karena jaraknya cukup dekat. Suasana di sana juga sudah cukup ramai. Mereka lantas memasuki rumah besar itu dan menemui Dinda lebih dulu.

Di ruang tengah, Dinda sedang dikerubungi oleh teman-teman perempuan di kelasnya. Mereka sibuk mengobrol dan tertawa. Ada juga yang sengaja disuruh mengambil potret gadis itu secara candid.

Dinda itu cantik seperti Mamanya, Kaira. Dia juga pintar. Selain itu, Dinda juga jago berjoget Tik-tok. Manik matanya menangkap kedatangan Sean. Gadis itu mengabaikan teman-temannya, lantas melangkah mendekati Sean.

"Hai, Sean," sapanya sambil tersenyum.

"Happy birthday," ucap Sean sembari memberikan kado kepada gadis itu. Dinda tersenyum bahagia.

"Thanks, Sean. By the way, lo gak pakai topeng yang gue kasih kemarin ya?"

"Gue udah beli duluan bareng Timmy."

Mendengar itu, senyum Dinda sedikit memudar. Terlebih saat dia baru menyadari keberadaan seseorang di samping Sean. Dia Timmy. Dinda juga semakin kesal ketika melihat genggaman tangan di antara mereka.

"HBD-" Belum sempat Timmy menyelesaikan ucapannya, Dinda menyelanya lebih dulu.

"Oke," Gadis itu juga merampas kado dari tangan Timmy dengan kasar. Timmy yang sudah terbiasa dengan hal itu, hanya mampu mengedikkan bahunya tak acuh.

Mereka beralih menuju tempat Diga. Lelaki itu sedang berkumpul bersama teman laki-laki di kelas mereka. Diga juga terlihat tampan kali ini. Wajahnya merupakan campuran dari wajah Kaira dan Abdi.

Tiga [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now