(16) Cinta Segitiga Yang Epik

933 75 14
                                    

Guys, baca pelan-pelan biar dapet feel nya
.
.
.
.

Deru ombak mengiringi langkah cepat si gadis kecil pemilik mata almond.

Suasana hatinya riang sekali saat di kejar kakaknya yang tidak jauh dibelakang. Larinya memang kencang, tapi langkah kecilnya kalah jauh dengan remaja lelaki yang mengejarnya seraya tertawa. Lucu sekali melihat drees selutut dan rambut sepunggung itu bergelombang di terpa angin laut yang cukup kencang. Rasanya gemas ingin segera menangkap tubuh mungil itu dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Aduh, princess ku ini larinya kencang sekali," teriak si remaja itu dengan wajah memelas yang dibuat-buat,"princess! Pengeran menyerah"

Gadis kecil pemilik mata almond itu menoleh dan berbalik. Mengatur napas dengan lucu, wajah memerah namun berbinar senang,"pangeran seharusnya tidak boleh lemah, apalagi menyerah. Pangeran Bima itu penjaga princess Maya. Nanti kalau para troll mengejar princess, bagaimana? princess tidak mau tertangkap."

Bima terkekeh, gadis kecilnya terlalu larut dalam dunianya, "Princess tidak ingat? Pangeran Bima punya kerang ini, sekalipun itu raja troll tidak akan bisa mengalahkan Pangeran Bima," sekarang ia merentangkan tangannya dengan wajah berbinar, "dan untuk menambah kekuatannya, Princess harus memeluk pangeran"

Senyum gadis itu mengembang layaknya donat hingga gigi ginsulnya terpampang gemas. Dengan berlari dengan langkah kecilnya, gadis itu ikut merentangkan tangan tanpa ragu, siap menyambut pelukan sang kakak.

Saat tepat di depan Pangerannya, si gadis kecil yang bertelanjang kaki itu segera memeluk sang kakak, namun yang ia dapatkan hanyalah pelukan angin yang hampa, sekejap kemudian kakaknya menghilang dari jangkauannya padahal ia yakin sekali kak Bima sudah tepat di depan matanya.

Mata almondnya mengerjap heran.
Ternyata ia salah, Kak Bima masih jauh berada di depannya. Walupun terasa aneh, senyum donatnya tidak luntur sebab ia sekarang sudah berlari lagi ingin memeluk pangerannya. Saat berlari kakinya menginjak serpihan cangkang kerang hingga membuat kakinya tergores dan berdarah. Dia hanya meringis, tapi tidak mengurangi kecepatannya.

Saat sampai di depan Kak Bima, hal yang sama terulang lagi. Pangerannya kembali jauh dari jangkauannya, tanpa pikir panjang gadis kecil itu mengejar lagi, kini larinya sedikit melambat sebab serpihan kerang tersebar di sekitarnya hingga telapak kaki halus itu terluka dan bersimbah darah.

Gadis itu sampai juga di depan Pangeran, siap memeluknya tapi sang pengeran kembali menghilang seakan tertiup angin, gadis itu jatuh berlutut. Kakinya sudah tidak kuat untuk berlari.

"Kak Bima!!" Jeritnya mengalahi deru ombak, "Kak Bimaa!! Kak Bima dimana?! Kaki Maya berdarah!" Air matanya meleleh tapi pandangannya tajam. Kak Bima akan sedih saat melihatnya menangis. Maka ia menghapus air matanya, kemudian langit yang semula cerah mendadak menjadi mendung dengan cahaya khas matahari terbenam.

Maya melihat Kak Bima dan ... Ayah, menaiki sampan menuju tengah laut yang gelombangnya mulai berubah menjadi ombak. Maya berteriak memanggil Kak Bima dan Ayah, tapi keduanya seolah tuli, dan tetap menuju tengah laut.

Two Bad BrothersWhere stories live. Discover now