(7)-Hukuman

1.1K 90 5
                                    

    

     Cewek berkulit kuning langsat itu menghempaskan tubuh lelahnya di kasur kamarnya, seluruh badannya lelah, pun hati dan otaknya yang serasa panas dalam.

Well, setelah acara makan malam yang sangat canggung dan menegangkan tadi, Maya jadi ragu akan merasa betah tinggal di istana yang berisi dengan orang-orang yang menurut Maya 'menakjubkan' ini.

Apakah Maya berlebihan? Ah, entahlah mungkin Maya terlalu capek, jadi pikirannya agak melantur.

Maya menghela napas lelah, ia melirik jam yang menunjukkan pukul 20:12. Belum terlalu larut, tapi matanya sudah meredup parah.

Oke, just sleep.

*

*

*

Kesiangan?

Maya bergegas setengah sadar ke kamar mandi setelah matanya tak sengaja bertemu pandang dengan jam beker yang menunjukkan pukul 06:20.

Dengan menggunakan kemampuan Maya yang memang ahli dalam kegiatan mandi ala-ala burung, ia pun selasai membersihkan diri dengan hanya menghabiskan waktu 5 menit.

Dan sekitar 10 menit Maya berhasil memasang baju putih abu-abu, memakai lotion ke tangan, meratakan bedak bayi di wajah, menggunakan lipglos tipis, memasang sepatu, terakhir menyambar tas dan bergegas keluar kamar seraya menyisir rambutnya yang lurus dan memang mudah di atur.

Iya, Maya sesimple itu.

Menuruni tangga dengan kecepatan maksimum. Maya menjerit ketika merasakaan bahu kanannya di senggol dari belakang, dan membuat keseimbangan Maya oleng yang untung saja berhasil bertahan dengan memegang pagar besi pembatas tangga.

Maya melotot tajam pada punggung yang di lapisi jaket bomber yang berlalu begitu saja seolah baru saja bersinggungan dengan kucing.

Maya tahu yang tadi itu adalah salah satu saudara tirinya, tapi ia tidak yakin kalau itu Aska atau Saka. Maya belum terlalu mengenal ciri-ciri fisik mereka.

Tapi itu, yang barusan tadi maksudnya apa?

Perasaan Maya tangga ini lebar, ia pun tadi turun dari samping kanan, masih banyak celah di sampingnya.

"Wah, enggak bener ni orang, nyari ribut emang,"  Maya mendengus,  melanjutkan larinya hingga keluar rumah, dia tidak punya banyak waktu untuk mengurusi emosinya.

"Non Maya!"

Cewek itu mengerem mendadak saat sudah menginjak jalan di halaman rumah. Menoleh ke samping, ia menemukan Mba maid yang seingatnya bernama Mawar sedang menyiram tanaman hias di halaman rumah.

"Tadi Bu Ratna--Mamanya Non Maya, berpesan agar Non Maya sarapan dulu sebelum berangkat sekolah." Ah tidak. Maya tidak sempat untuk itu. Dia sudah sangat kesiangan.

"Emangnya Mama kemana?" Heran Maya yang baru sadar kalau sedari tadi belum bertemu Ratna.

"Nyonya baru saja pergi bersama Tuan Ridwan ke Kantor?"

Two Bad BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang