PART 30 × The First Suspect

9.3K 1.2K 254
                                    

      Laiv dan Elroy sedang bertukar pikiran mengenai rencana dari sekian rencana untuk mencari tahu pelaku penculikan Aquinsha malam itu. Mereka duduk beralas karpet di kamar yang biasa Elroy pakai bila dia berkunjung ke mansion kakaknya. Layar laptop menjadi perhatian mereka.

"I'm also suspicious of Bellevue Hospital," gumam Elroy.

Laiv menghela nafas. "Hanya itu rumah sakit di NYC. Tidak jauh dari jalan saat Aquinsha dibuang."

Elroy melihat layar laptopnya dengan intens, memperhatikan website mengenai Bellevue Hospital. Rumah sakit ini besar dan memiliki reputasi baik, tidak mungkin bila ada aborsi secara ilegal. Menurut Laiv itu bisa saja  terjadi, tidak selamanya manusia patuh dengan aturan hidup. Kejahatan bisa kapan dan dimanapun terjadi.

"Di sana ada banyak sekali dokter. Dokter sialan mana yang mau melakukan hal menjijikan itu?" Elroy geram.

"I don't know, tapi pasti salah satu dari mereka." Laiv kelihatannya santai, tapi sorot matanya menajam.

Elroy melirik Laiv. "Claus masih mencari jejak di Southampton?"

"Nope, orang-orangku dan polisi yang mengurus. Polisi NYC juga memegang kasus ini. Claus aku minta ke Bellevue Hospital, memata-matai rumah sakit itu dengan bantuan detektif kepolisian NYC. Aku juga akan mencari tahu di sana."

"That's good. Aku akan bergabung denganmu."

Elroy antusias dengan kasus misteri ini. Dia juga punya amarah atas apa yang menimpa kakak iparnya yang kerapkali dia panggil "Dutch Girl".

Knock! Knock!

Suara pintu terdengar terketuk. Cristian memberitahu si kembar bila dia yang datang. Laiv mempersilahkan Cristian masuk. Pria berpakaian formal khas kepala pelayan mansion itu memberitahu mereka bila Tuan besar Mackenzie sudah sampai. Elroy tersenyum merekah mendengarnya. Begitu tahu Allard Mackenzie sudah sampai di mansion dari informasi yang Cristian bawa. Laiv beranjak dari karpet, diikuti Elroy. Brother's Mackenzie menuju lantai bawah mansion. Begitu sampai di bawah, saudara kembar itu mendadak berhenti dengan ekspresi shock. Allard datang tidak sendiri, pria paruhbaya itu bersama Bianca Clarice yang masih berani menunjukan senyumnya.

"What the hell is this?" ucap Elroy dengan nada pelan.

Bianca Clarice wanita asal California berusia duapuluh lima tahun itu berdiri di samping Allard. Dia tersenyum ke arah Laiv dan Elroy, dengan ringannya menyapa mereka. Wajah Allard yang nampak senang menyimpan ketidaktahuan mengenai masalah Bianca dengan kedua putranya.

Laiv bergumam, "Aku pikir kau datang sendirian, Dad."

Allard tertawa, melirik Bianca sekilas. "Ah, ya! Aku tidak memberitahu kalian kalau Bianca ikut. Dia ingin melihat kondisi Aquinsha."

"YES!" sambar Bianca, "kami tidak sengaja bertemu di toko kue dan saat aku tahu Allard mau ke sini, aku ingin ikut. Aku mau menjenguk Aquinsha. Aku tahu kabarnya dari berita dan aku turut berduka dengan hal menyedihkan itu, Laiv."

Elroy berpura-pura membenarkan bajunya dengan berbisik. "Cih, wanita sok seksi ini berpura-pura."

"Dimana yang lain?" Allard berjalan melewati Laiv dan Elroy, dia memanggil nama Allcia dan yang lain.

Bianca masih di tempat, lalu melangkah ke depan dan berhenti di serong kiri Elroy. Tangannya memegang pundak Elroy.

Bianca tersenyum. "Mungkin kedatanganku untuk membuat kita berhubungan seks lagi."

Elroy diam, begitu juga dengan Laiv.

"Atau antara aku dengan saudara kembarmu. Pasti miliknya lebih kuat dari milikmu," ucap Bianca melirik Laiv.

Brothers MackenzieDonde viven las historias. Descúbrelo ahora