PART 26 × Private Party Invitation

9.8K 1.3K 150
                                    

Southampton, New York.

Laiv dan Aquinsha sudah kembali ke New York. Mereka tinggal di mansion utama yang Laiv punya di dusun elit daerah Water Mill, kota Southampton. Hanya saja status pasangan suami istri tidak berlaku bagi mereka untuk tinggal satu kamar. Laiv ingin kamarnya terpisah dengan Aquinsha. Sebenarnya tidak bagus, tapi daripada jadi masalah, Aquinsha menurut saja. Letak kamarnya tidak jauh dari lorong kamar Laiv. Oh ya, Maryn masih ikut bersama Aquinsha. Meskipun pekerjaan Aquinsha sebagai model terhenti untuk sementara, Maryn bisa jadi teman rumahnya dan membantunya juga seperti asisten.

Aquinsha berjalan melewati lorong dengan jantung berdebar-debar, pasalnya ini hari pertama dia untuk membangunkan Laiv. Pagi ini Laiv harus bekerja. Aquinsha sampai di depan pintu, ia menarik nafas dan menghembuskannya pelan, tangannya bergerak mengetuk pintu. Tidak lama pintu terbuka dan Laiv berdiri di hadapannya. Laiv sudah rapih dengan penampilan maskulinnya dan memegang laptop. Beginilah Laiv, walaupun dia bekerja di perusahaan besar, penampilannya seperti ingin hangout. Sebagai pemilik perusahaan, dia bebas melakukannya.

"I thought you didn't wake up yet," gumam Aquinsha.

"Aku bangun sejak pagi buta. Maybe you are the one who woke up late," kata Laiv.

"Oh, maaf."

"It's okay. Lagipula kau tidak perlu membangunkan aku. Aku bisa bangun sendiri."

Het is klote. Niatku 'kan baik, batin Aquinsha.

*(Dutch | Menyebalkan sekali)

Laiv keluar kamar, dia melangkah menjauh. Aquinsha melirik jam di ponselnya, menunjukan pukul 08.36 AM. Aquinsha menyusul Laiv, mensejajarkan langkahnya dengan Laiv. Aquinsha bilang ia sudah memasak sarapan, Laiv hanya diam. Aquinsha mencoba tetap melapangkan kesabarannya. Sampai di ruang makan, Laiv duduk dan melihat menu sarapan pagi ini. American breakfast, sarapan yang populer di Amerika. Sepiring telur yang di orak-arik, beef bacon, roti panggang dengan selai, hash brown, pancake dan sereal. Minumnya secangkir kopi hangat dan susu.

Aquinsha berbalik, hendak pergi.

"Where are you going? Zitten!" Suara Laiv menghentikan niat Aquinsha.

*(Dutch | Duduk)

Aquinsha menoleh, wanita cantik itupun duduk berseberangan dengannya. Laiv menyuruh Aquinsha untuk ikut sarapan bersama. Aquinsha tidak tahu harus berkata apa, hal kecil ini bisa membuatnya merasa cukup senang. Setelah sekian lama, ia sarapan berdua dengan pria es itu. Mereka sarapan dalam keheningan, sama-sama diam. Aquinsha tak lepas memperhatikan Laiv. Pria itu tenang menyantap makanannya seraya berkutat pada ponsel.

Sarapan selesai. Laiv beranjak, Aquinsha mengekorinya. Mereka pergi ke belakang mansion. Aquinsha mengantar Laiv sampai ke halaman mansion. Di sana ada helikopter yang sudah siap dan Claus. Laiv perlu menggunakan helikopter untuk sampai di LaMkzie yang letaknya cukup jauh dari Southampton, di Brooklyn.

Aquinsha terus melihat Laiv yang mendekat untuk masuk ke helikopter dan helikopter itupun meninggalkan halaman. Laiv tidak mengatakan apapun sebelum dia pergi. Suami macam apa dia? Ah, pernikahan ini juga terjadi tanpa hatinya. Aquinsha kembali masuk ke mansion. Dia membantu pelayan membereskan meja makan. Aquinsha memang seperti itu, dia tidak mau terlalu berlagak jadi nyonya. Hal itu sering membuat pelayan takut dimarahi Laiv jika tahu Aquinsha melakukan pekerjaan rumah. Aquinsha juga tidak mau mendengarkan permintaan pelayan untuk tidak melakukannya.

Brothers MackenzieМесто, где живут истории. Откройте их для себя