PART 03 × Meet Mackenzie's Parents

10.5K 1K 47
                                    

Aksi kejar-kejaran yang dilakukan Laiv dan Elroy berakhir di luar espektasi. Laiv tidak melempari Elroy dengan bola, ia mengarahkan bolanya ke guci yang berada di teras belakang mansion sampai pecah. Elroy berhenti berlari, melihat Laiv dengan nafas terengah-engah.

"Tidak seru ah kalau kau berhenti begitu!" Elroy setengah membungkuk dan memegang kedua lututnya.

Dengan nafas yang tidak teratur Laiv menimpalinya. "Sumpah, sebenarnya aku sedang malas berperang denganmu."

"Dasar payah!" umpat Elroy.

Elroy melenggang pergi. Melewati gerbang menuju ke hamparan rerumputan hijau. Pria berkaus merah itu terus berjalan menjauh dari mansion. Sampai di dekat laut, ia duduk di atas rumput dan berbaring. Matanya sedikit menyipit ke arah langit. Cuaca tidak panas, sangat sejuk. Elroy mengatur nafasnya.

Ternyata Laiv menyusul bersama Sveta dan tiba-tiba Laiv melempar bola ke arah Elroy hingga mengenai lengan ototnya.

"Awh, Mommy!" ringis Elroy.

"Ha? Bagaimana kau senang?" kata Laiv.

Elroy memegang bolanya, menaruhnya di atas dada. Tidak menjawab pertanyaan Laiv.

Sveta bergelayut manja di tangan kanan Laiv. "Kau tadi menyebutnya payah, El. Sekarang katakan dia hebat."

"Ya," sahut Elroy dan berbaring miring membelakangi mereka. "Laiv tidak payah."

"Hey aku menyuruhmu--"

"It's okay. Kata 'tidak payah' sudah cukup membayarnya," potong Laiv.

Kemudian Laiv dan Sveta duduk di rumput bersama Elroy yang berbaring. Musik terdengar dari ponsel Laiv. Sveta bernyanyi dan Elroy memukul-mukul bola mengikuti tempo musiknya. Mereka bertiga bersantai sambil memandang laut dan perumahan di seberang sana. Angin berhembus begitu sejuknya.

Daerah Water Mill memang dekat dengan laut. Hamparan rumput hijau sekian hektar itu masih milik Laiv, masih satu area dengan mansion. Biasanya itu dipakai untuk suatu acara keluarga, teman atau landasan helikopter. Mansion Laiv juga terdapat dermaga kecil tempat yacht Laiv datang.

Dari jauh Aquinsha melihat mereka. Gadis Belanda itu berdiri di dekat jendela. Mata coklatnya memperhatikan Laiv dan Sveta yang terlihat mengasyikan. Sveta Blaxton, gadis berusia 22 tahun dari kota Manhattan. Cantik dan ceria melekat pada dirinya. Sveta bisa dikatakan dekat sekali dengan keluarga Mackenzie, karena Sveta adalah kekasih Laiv Mackenzie. Aquinsha tahu itu. Hubungan mereka sudah terjalin selama lima tahun.

Perhatian Aquinsha beralih ke helikopter yang mendekat ke halaman luas di sana. Elroy dengan cepat mengambil posisi duduk. Ia, Laiv dan Sveta melihat ke arah helikopter putih di atas sana. Laiv berdiri diikuti Sveta. Helikopter tersebut mendarat di depan. Angin bertiup kencang karena baling-balingnya.

Siapa yang datang? Tanya Aquinsha dalam hati.

Dia terus melihatnya sampai kemudian seseorang yang keluar dari helikopter membuat matanya sukses dibuat terbuka lebar.

"Daddy tidak memberitahuku kalau akan datang hari ini." Laiv berjalan mendekati helikopternya.

Allard Mackenzie, pria paruhbaya dengan penampilannya yang begitu maskulin. Hal itu membuatnya masih terkesan seksi meski usianya sudah tua. Pemilik utama Mkzie Group, perusahaan dibidang property terbesar di USA. Miliarder dengan segala reputasi.

Allard mengulurkan tangannya untuk membantu wanita yang ada di dalam helikopter. Harsha Mackenzie, wanita paruhbaya yang manis dengan senyumnya. Wanita berdarah Indonesia-Amerika. Dia istri Allard.

Brothers MackenzieNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ