PART 11 × Holmby Hills

11K 1.3K 75
                                    

Holmby Hills | 07.15 PM

Pembicaraan empat mata hari ini merubah perasaan Laiv dan Aquinsha, meski hanya sedikit. Laiv merasa tenang karena ia sudah bicara dengan Aquinsha. Sementara Aquinsha lega mendengar keputusan pengusaha tampan itu. Sore ini mereka meninggalkan villa ke Holmby Hills. Jarak Bel Air ke sana hanya memakan waktu sepuluh menit jika mengendarai mobil. Claus yang menyetir, Laiv duduk di depan. Aquinsha dan Elroy di belakang. Mereka saling bungkam, tidak mengeluarkan satu patah katapun.

Mereka sampai di The Mackenzie's two mansion. Rumah megah dengan gaya french chateu. Mobil berhenti dan mereka masuk ke dalam rumah dengan biaya pembangunan seratus tujuhpuluh lima juta dollar itu. Edward menyambut mereka dengan hangat, matanya sempat terpaku melihat Laiv. Kepala pelayan itu tidak tahu Laiv juga ada di LA.

"Where is Mom and Dad?" tanya Elroy.

Mendapat jawaban dari Edward, mereka menuju ruang keluarga yang berada di lantai dua. Elroy memilih akses lift daripada tangga mansion. Mereka masih mengekori Edward. Terdengar suara piano. Yeah, Harsha sedang bermain piano bersama Allard. Tawa dan suara ucapan mereka terdengar menyenangkan.

"Kalau aku bermain satu piano denganmu aku masih bingung, Allard. Biar aku main sendirian, okay?" kata Harsha. Wanita itu duduk di samping Allard.

Allard memegang tangan Harsha dari belakang. "Kau diam saja. Aku yang akan menggerakan tanganmu."

"Iiishh, bagaimana bisa?"

"Ya bagaimana lagi? Yang penting aku memegang tanganmu."

"Allard kau sudah berjuta-juta kali menyentuh tanganku."

KNOCK!! KNOCKK!!

Suara ketukan pintu membuat pasangan suami istri itu menoleh. Edward yang mengetuk pintu ruangan menjulang tinggi itu. Edward tersenyum dan minta maaf karena telah menganggu mereka.

"Ya, Edward?" tanya Allard. "Oh, kau datang tidak sendirian ya?"

Kepekaan pria paruhbaya itu masih saja melekat. Elroy muncul dan masuk ke dalam, membuat Harsha dan Allard tersenyum merekah. Namun senyum mereka memudar saat Laiv masuk dengan menggandeng Aquinsha. Gadis Belanda itu sampai melihat tangan kokoh Laiv yang menyentuh tangannya. Setelah sekian lama, ia merasakan sentuhan tangan Laiv lagi. Aquinsha mendongak untuk melihat wajahnya. Dari samping Laiv tetap terlihat menawan.

"Hi, Mom Dad!" kata Elroy.

Edward dengan hormat bertanya, "Maaf, Tn. Mackenzie, saya harus bawa minuman dan camilan apa?"

Allard menggeleng. "Tidak perlu, Edward. Kau urus saja pekerjaan yang lain."

"Baik, Tuan." Edward pergi.

Claus berdiri agak jauh dari mereka, ia ingin menunggu di luar, tetapi Laiv ingin dia tetap disana. Memang selalu seperti itu, Claus pasti ada saat keluarga Mackenzie berkumpul dalam acara atau akan terjadi diskusi yang serius.

"Laiv, aku sudah bilang Aquinsha butuh waktu," ucap Allard.

Harsha beranjak dari kursi piano, dia duduk di sofa. Elroy menyusul, duduk di samping Ibunya. Laiv dan Aquinsha masih di tempat. Allard berdiri dan berhadapan dengan mereka --Laiv dan Aquinsha--, wajahnya terlihat dingin.

Brothers MackenzieWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu