PART 20 × Bloody Anniversary

10.7K 1.3K 269
                                    

Holmby Hills, Los Angeles.

Aquinsha membuka-buka shopping bag dan kotak-kotak belanjaan dari Laiv. Dia melihat-lihat isinya bersama Maryn. Pintu kamarnya sengaja di buka lebar, hingga Harsha sejak tadi berdiri di sana. Mereka tidak menyadarinya sampai kemudian Maryn melihatnya.

"Mom Harsha," ucap Maryn seraya berdiri dari kasur. Bersikap sesopan mungkin.

Aquinsha mengikuti arah tatapan Maryn dan ikut berdiri. "Oh, Mommy maaf aku tidak sadar kalau kau ada di sana."

Harsha tersenyum dan berjalan mendekat. "It's okay. Kalian sedang asyik sekali kelihatannya."

"Yeah, kami sedang melihat-lihat isinya," kata Aquinsha.

"Ini dari Laiv, Mom Harsha!" celetuk Maryn.

Harsha sumringah. "Oh ya? Sepertinya ini cara dia meminta maaf padamu."

"Bagiku ini cara dia untuk menyenangkan aku," ucap Aquinsha, "pikirku. Hehe.."

"Itu bagian kewajibannya. Dia sudah cukup menyakitimu. Dia harus perbaiki kesalahannya."

Maryn pamit pergi. Saat ia keluar dari kamar Aquinsha, ia terkejut dengan keberadaan Laiv berdiri di dinding luar kamar.

Maryn mengernyit. "Kau," katanya pelan.

Laiv mendorong punggungnya. "Pergilah!"

Tidak mau ada masalah, Maryn pun menurut. Dia pergi dan berpikir Laiv ingin menguping pembicaraan mereka. Harsha duduk di tepi kasur dan ikut melihat apa yang Laiv berikan untuk gadis itu. Aquinsha ikut duduk.

Harsha bilang, "Ini semua selera khasnya Laiv. Dia suka penampilan perempuan yang feminim."

Harsha mengambil salah satu gaun berwarna merah, dia melihatnya dengan intens dan menatap tubuh Aquinsha.

"Ini akan cocok untukmu. Maukah kau memakainya untuk acara nanti malam?" pinta Harsha.

Aquinsha tersenyum. "Kalau ini membuatmu senang, aku akan melakukannya."

"Thanks, gorgeous." Harsha membelai pipi Aquinsha.

Harsha melihat barang yang lain. Ada beberapa gaun yang menarik perhatiannya, tetapi di antaranya, satu gaun berwarna hitam yang lebih memikat matanya. Gaunnya sederhana dan elegan.

"Gaun ini juga bagus. Kau harus pakai ini untuk acara besok," kata Harsha.

Aquinsha bertanya, "Memangnya besok ada acara, Mom? Acara apa?"

"Haha! Entah, mungkin saja 'kan? Atau ... acara di lain hari."

Aquinsha menatap Harsha dengan perasaan agak aneh.

"Bagaimana?" Harsha memajangkan gaunnya di tangannya.

Aquinsha mengangguk. Harsha menghela nafas. "Kau dan Laiv harus menikah," katanya.

Aquinsha tersenyum kecil. "Jika dia mau melakukannya."

"Aku yakin dia akan menikahimu. Dia sudah berjanji padaku, pada Ibunya. Laiv akan merawatmu, anak kalian."

"Bagaimana bila Laiv sebenarnya tidak bisa menerimaku? Dia terpaksa."

"Peringatkan dia bila dia beban hidupku. Kesalahannya adalah beban Ibunya. Aku takkan tenang sampai dia benar-benar baik padamu."

Aquinsha menggenggam tangan Harsha. "Don't worry, Mom. Aku bisa mengaturnya. Aku tahu apa yang harus ku lakukan padanya."

Harsha tersenyum. "Bagus! Jangan biarkan dia bebas memperlakukanmu sesuka hati."

Brothers MackenzieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang