PART 02 × Ridiculous

13.3K 1.1K 80
                                    

Aquinsha masih dengan shock-nya. Berlebihan, tetapi memang seperti itu kenyataannya. Untuknya melihat Brother's Mackenzie di depan mata adalah hal yang mustahil. Kini dengan jelas mereka di hadapannya. Apalagi orang yang mengeluarkan 1,5 Juta euro adalah Laiv Mackenzie. Uang sebanyak itu cuma untuk membeli satu orang gadis yang bahkan sama sekali belum dikenal.

Laiv dan Elroy jalan di depan Aquinsha. Gadis itu mengekori mereka bersama Claus yang berada di sampingnya. Mereka kini ada di salah satu ruangan yang berada di yacht, seperti ruang keluarga atau bersantai. Ada sofa, televisi berukuran besar, billyard, bar dan perabotan lain.

Laiv menghempaskan tubuhnya ke sofa, sementara Elroy menaruh tasnya di lantai dan berlari untuk membuka kulkas. Aquinsha begitu merasa gugup, dia berdiri seperti patung.

"Nona duduk saja," ucap Claus dengan pelan.

Aquinsha meliriknya. "Uhm.."

"Duduk Aquinsha." Suara Laiv membuat Aquinsha kian gugup.

Gadis itu tersenyum, berusaha bersikap senormal mungkin. Dia duduk berseberangan dengan Laiv. Claus bergegas mendekat ke kulkas, ia membuatkan minum. Laiv berdiri di dekat meja pantry dengan tiga kantung snack dan satu kotak minuman di atas meja pantry, ia membuka bungkus snack-nya.

Di tengah Laiv yang berkutat pada ponselnya, ia tidak menyadari bahwa Aquinsha memperhatikannya. Bagaimana ini, gadis itu begitu canggung.

"Aquinsha.. kresss.. buagai.. kress.. kress mama.. kress.. dengam yachtnyam.." Elroy dengan terus mengunyah snack.

Aquinsha mengernyit, tidak begitu terdengar jelas.

"Kau ini El, kunyah dulu sampai habis baru bicara!" kata Laiv tanpa meliriknya.

Claus yang menuangkan minum ke dalam tiga gelas tersenyum geli. Elroy tertawa dan lanjut mengunyah, memasukan tangannya ke dalam kantong snack dan memakannya lagi. Laiv meletakan ponselnya di meja dan membuka jaketnya.

"Oh ya, bagaimana kabarmu?" tanya Laiv sambil melihat Aquinsha.

Mendapat tatapan darinya, membuat jantung Aquinsha semakin bermaraton. Cara dia bicara, nada suaranya dan wajah tampannya itu hal yang normal untuk mendapat reaksi seperti Aquinsha.

"Baik. Bagaimana denganmu?" jawab Aquinsha.

Laiv tersenyum. "Well, same to you."

Claus datang menaruh tiga gelas minuman segar di atas meja. Laiv langsung meneguknya dan menyuruh Aquinsha meminumnya. Elroy bergabung, dia duduk di samping Aquinsha secara tiba-tiba. Terbayang apa yang gadis itu rasakan.

"Tadi aku bertanya, bagaimana dengan yacht ini? Ada yang kurang?" tanya Elroy.

"Ada yang kurang?" Aquinsha tampak bingung.

Elroy tertawa. "Haha! Maksudku.. apa fasilitas, pelayanannya ada yang kurang?"

"Uhm, semuanya baik. Tidak ada yang kurang," jawab Aquinsha.

Elroy menjentikan jarinya. "Great! Hal yang bagus untuk di dengar."

"Sudah aku bilang aku menjamin itu," sambung Laiv. "Aquinsha akan mendapat pelayanan yang baik. Semuanya sudah ku urus. Yacht ini akan selalu menjadi favorit."

Elroy berbisik pelan pada Aquinsha. "Yacht ini miliknya, makanya dia arogan untuk meroket."

"Kau bilang apa?" timpal Laiv.

Elroy menghela nafas. "Ah, tidak."

"Jangan bicara sembarangan kalau tidak ingin membuatku melemparmu ke laut!"

Brothers MackenzieWhere stories live. Discover now