PART 01 × The Dutch Girl

20.1K 1.4K 156
                                    

Amersfoort, Belanda.

    "LAIV!!!"

Teriakan bernada bariton itu cukup mengetuk telinga. Laiv mendengar namanya disebut hanya diam dan memilih menuangkan sereal dari kotak ke dalam mangkuk.

"LAIV!!"

"ELROY!!" balas Laiv, "SHUT UP! Your voice fucking hurts my ears!"

Elroy muncul di dapur dan tertawa begitu lepas. "Maybe you mean the volume of my voice, brother."

Laiv tidak membalas ucapan adik kembarnya, ia menuang susu dari kotak ke mangkuk serealnya. Tiba-tiba mangkuk itu di rebut Elroy hingga susunya tumpah ke countertop. Dengan cepat Laiv berhenti menuang susunya ke bawah.

"Uppsiii!" Elroy menunjukan wajah tak berdosanya. "Sorry, brother. Bayi kecil ini butuh makanan."

Laiv menaruh kotak susunya di countertop. "Jadi kau berteriak hanya untuk ini?"

Elroy mengambil sendok, duduk di kursi pantry dan memakan serealnya. "Slurrpp!"

Hanya suara menyeruput susu dari sendok yang terdengar.

Laiv menghela nafas. "Aku akan sarapan di bawah. Jangan lupa bersihkan ini." Laiv melirik tumpahan susunya.

"Kau bisa telepon pegawai hotel untuk mengantar makanannya."

"Aku mau sekalian pergi."

"Hey, tega sekali meninggalkan bayi sendirian."

"Dasar bayi berang-berang!"

Elroy hanya tertawa dan mengangkat bahu mendengar celetukan khas Laiv. Kakak sekaligus saudara kembarnya itu selalu mengatainya berang-berang, sebab Elroy suka berenang seperti berang-berang.

A few moments later...

Ontbijtkoek, sarapan yang dipilih Laiv pagi ini di restoran yang terletak di lantai dasar hotel. Sejenis kue bolu dengan campuran cengkih, pala dan kayu manis. Ditemani dengan teh Belanda.

Di tengah tenangnya Laiv menikmati ontbijtkoek, si pengganggu yang tiap saat mencoba membuatnya kesal datang. Tampak Elroy mengenakan streetwear yang berbeda dari Laiv, meski mereka kembar, mereka jarang mengenakan sesuatu yang sama. Elroy juga membawa sebuah tas yang Laiv tahu apa itu isinya, peralatan untuk merekam dan memotret.

"Hi, brother!" sapa Elroy dan duduk di depannya.

"Kau mau?" Laiv menawari ontbijtkoek-nya yang belum habis.

Elroy memegang perut. "Aku kenyang. Tadi sudah makan sereal dan dua sandwich."

"Bayi macam apa makan sebanyak itu?"

"Ah, aku tidak benar-benar bayi. I'm the cutest guy in the world." Elroy berbisik di kalimat terakhir.

"Yeah, the important thing is you're happy." Laiv tersenyum paksa.

Elroy menendang kaki Laiv dan memasang wajah kesal, ia tahu Laiv tidak tulus mengatakannya. Laiv tertawa. Kemudian Elroy menunjukan ponselnya, yang menayangkan sebuah video.

"Kau sudah lihat vlogku bersama Rex?" tanya Elroy.

"Ya. Kau terlihat menyesal mengajaknya," ujar Laiv.

"Rex memandangku seperti orang lain, bukan adiknya. Dingin sekali. Kalau bicara sesuatu lebih menasehati."

Rexford Mackenzie atau biasa dipanggil Rex adalah kakak mereka, anak pertama dari Allard dan Harsha Mackenzie. Dia tinggal di Madrid dan seorang trillionaire.

Brothers MackenzieWhere stories live. Discover now