PART 24 × a Difficult Person

9.8K 1.4K 247
                                    

Pria itu membuatnya bersandar di kepala kasur dengan bantal di punggungnya. Sementara Aquinsha menahan kram seraya melihat pria itu dengan kening berkerut. Ternyata Laiv yang mengangkat tubuhnya. But briefly, something is strange. Laiv dalam penampilan hanya mengenakan towel yang melingkar di pinggulnya dan rambutnya dalam keadaan basah.

Wanita itu membiarkan Laiv melakukan sesuatu padanya, mungkin untuk menghilangkan rasa kramnya. Laiv bertanya di sebelah mana rasa nyerinya. Setelah Aquinsha menjawab dibagian kanan, Laiv membantunya berbaring ke arah kiri dan memposisikan kaki lebih ke atas dengan ganjalan bantal. Laiv memanggil pelayan untuk segera membawakan air dan warm water bag. Pria itu kemudian duduk di samping Aquinsha dan memegang tangannya.

"Tahan sebentar," ucap Laiv.

Kepala Aquinsha bertanya-tanya, sesuatu apa yang telah dia lewatkan sampai apa yang dilihatnya tampak berbeda? Dua pelayan datang membawakan apa yang Laiv suruh. Laiv memberikan segelas air padanya. Kemudian Laiv mengompres perut Aquinsha dengan warm water bag, tidak lupa memintanya untuk rileks dan tenang. Laiv mengambil gelas dan menaruhnya di nakas. Dua pelayan itu pergi atas perintahnya.

Laiv bergumam, "Aku mempelajari ini sejak terakhir kali kau kram. Bagaimana? Masih sakit?"

"What the fuck are you doing in the pool room?" tanya Aquinsha.

Laiv menautkan alisnya. "In the pool room? Aku dari kamarku, kau lihat 'kan aku cuma pakai handuk? Aku habis mandi."

No way. Aku melihatmu bersamanya, batin Aquinsha.

"What's up? Apa yang terjadi?" tanya Laiv.

Aquinsha menggeleng. Laiv menatapnya skeptis, namun ia mengurungkan niatnya untuk mendesak wanita itu bicara. Setelah dipastikan kram Aquinsha mereda, Laiv pamit untuk pakai baju dan akan kembali lagi. Aquinsha tidak meresponnya, dia melihat ke arah lain.

Laiv melenggang pergi dan kepikiran dengan pertanyaan Aquinsha yang tersirat amarah. Merasa penasaran, Laiv pergi ke ruangan yang dimaksud. Ia membuka pintunya dan sepi. Laiv berjalan semakin ke dalam, memang tidak ada siapapun. Tetapi dia melihat gelas burgundy di atas meja dengan botol anggur merah. Laiv meraih gelas burgundy tersebut.

"Siapa yang telah meminum wine?" tanya Laiv sendirian.

Ia meletakan kembali gelas kosongnya dan melangkah pergi. Usai memakai baju, dia pergi ke ruang CCTV. Di ruang monitor, Laiv mengecek layar hasil rekaman CCTV pada ruang kolam renang lantai dua. Setelah mengetahuinya, Laiv segera kembali ke kamar Aquinsha. Wanita itu sudah tidur. Laiv mengambil warm water bag dan menurunkan kaki Aquinsha dari bantal, ia juga menyelimutinya. Laiv tidak meninggalkan kamar itu, ia duduk di sofa sembari memperhatikan Aquinsha dan berkutat pada ponselnya.

Suara nada notifikasi masuk. Sveta Blaxton mengirim teks. Laiv sempat berpikir untuk membukanya atau tidak, dia pun membukanya. Dalam pesan teksnya, Sveta bilang ia mengirim pesan saat melihat Laiv online dan bertanya kenapa Laiv online sementara seharusnya Laiv sibuk dengan Aquinsha malam ini. Tak hanya itu saja, Sveta mengirim teks lagi. Bertanya apa sesuatu terjadi. Lagi, satu bubble chat muncul berisi ucapan maaf karena dia meninggalkan pesta tanpa menemui Laiv dan Aquinsha, mengucap maaf karena mengirim pesan dan mengucapkan selamat atas pernikahan Laiv.

 Lagi, satu bubble chat muncul berisi ucapan maaf karena dia meninggalkan pesta tanpa menemui Laiv dan Aquinsha, mengucap maaf karena mengirim pesan dan mengucapkan selamat atas pernikahan Laiv

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Brothers MackenzieWhere stories live. Discover now