49. Bentakkan

8.1K 384 4
                                    

"Aku tahu manusia itu datang dan pergi. Tapi manusia yang  aku harapkan datang dan tidak pergi, cuma kamu."

***

Hari yang mungkin berbeda dari biasanya. Senja yang selalu berangkat sekolah sendirian, kini dia bisa diantar oleh seorang kakaknya. Impian yang selalu ia inginkan, bisa berangkat sekolah diantar kakaknya. Dan hari ini, semuanya akan menjadi yang pertama kembali.

"Makasih ya, Kak. Nanti jemput aku kan pulang sekolah?" kata Senja, sambil turun dari atas motor Vero. Perempuan itu sekarang lebih terlihat bersemangat dari kemarin.

Sementara Vero mengangguk mengiyakan, cowok itu tersenyum melihat adiknya yang sudah bisa kembali menerima. Senja juga sudah mengerti dari semua masalahnya.

"Senja!" panggil seseorang. Dua orang cewek kini berjalan mendekat kearah Senja dan Vero.

"Hai Farah, Mega!" sapa Senja juga. Perempuan itu senyum seperti biasanya, tapi entah dihatinya ada seperti apa.

"Ya Tuhan, nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan?" ucap Mega sambil menatap cowok yang ada diatas motor dengan mata yang berbinar-binar. "Sungguh aneh, tapi nyata!" ujarnya.

Senja mengerutkan keningnya menatap temannya. "Kamu kenapa pagi-pagi gini?"

"Alvero Abraham, mantan ketua The Blaze dua tahun yang lalu. Orang yang jadi alasan kenapa bisa kenal sama The Blaze," ucap Mega. Cewek itu menatap Vero, lalu Vero tersenyum padanya. "Ahh gilak! Aku disenyumin! Mimpi apaa! Mimpi apa!" Mega berloncat-loncat girang sambil menepuk-nepuk Farah.

Farah risi, dia melihat temannya itu dengan tatapan aneh. "Jangan lebay gitu, bisa, gak?" ketus Farah. "Katanya lo enggak suka lagi sama Tb, gara-gara ketuanya."

Mega menghela nafasnya. "Yee! Kan, beda, Far! Itu ketuanya yang sekarang. Beda sama ketuanya yang dulu. Ini lho! Alvero Abraham. Ketua Tb dua tahun yang lalu yang gue impi-impikan bisa deket sedeket ini. Kan lo tau, gue nge-fans banget!" Mega terus memuji Vero, membuat Vero yang melihat tingkah Mega itu terkekeh kecil.

"KETAWA DONG?! Yaampun! Memang, Tuhan kasih keberuntungan hari ini!" ucap Mega lagi girang. Memang cewek itu nampak bahagia sekali.

"Ini kakak aku," ujar Senja.

"Seriously?" ucap Mega tak kalah senang dari sebelumnya. "Kenapa lo gak bilang punya kaka Alvero Abraham?" ujarnya.

"Hai, Kak? Mega," dia mengulurkan tangannya kepada Vero. Lalu Vero membalasnya.

"UDAH WOI, lama amat megangnya!" sindir Farah.

Mega melepaskan tangannya. "Yaudah, sih, Far."

"Dih," Farah memang benar-benar tak habis fikir dengan temannya yang satu ini. "Udahlah Ja, kita ke kelas yuk?" ajak Farah.

"Kak, aku masuk kelas dulu ya? Kaka hati-hati dijalan," ujar Senja.

"Iya. Belajar yang bener," balas Vero.

"Oke siap Bos!" Senja memberikan tanda hormat pada Kakaknya.

"Mega! Ayoo anjir!" Farah menarik Mega yang masih diam ditempatnya.

Ketiga cewek itupun berjalan beriringan. Seperti layaknya seorang selebriti, semua murid disana nampak kagum dengan mereka. Yaiyalah! Most Wanted SMA Sebang. Bukan hanya mereka adalah cewek populer disini. Tapi kecantikan mereka jugalah yang membuat semua orang iri melihatnya.

Lalu, tanpa disadari dari kejauhan. Ternyata Senja berpapasan dengan cowok yang kemarin telah membuatnya menangis. Tapi, tidak seperti apa yang ia harapkan. Cowok itu nampak tidak menganggap kehadirannya. Bahkan, teman-teman Angkasa pun yang biasanya mendukung Senja kini malah diam tidak mengatakan apapun. Seakan mereka tidak saling kenal.

Angkasa [END] ✓Where stories live. Discover now