28. Hancur

10.2K 443 6
                                    

Hatiku rapuh

Ini tanda apa?

Mulai mencintai?

Tapi bukannya aku bodoh soal itu?

Angkasa

***

Senja berjalan melewati beberapa koridor kelas dengan wajah yang nampak senyum manisnya. Seperti biasa, perempuan itu selalu nampak ceria.

"Senja!" panggil seseorang, membuat Senja membalikan badan. Menatap seorang cowok yang berlari menghampirinya.
"

Kenapa, Di?" tanya Senja.

Renaldi berhenti didepan Senja dengan nafasnya yang naik turun. "Gue mau minta tolong sama lo boleh?" ujar Renaldi.

Senja mengerutkan keningnya. "Mau minta tolong apa ya? Kalo aku bisa aku pasti bantu kok," jawab Senja.

"Sebentar lagi kan ujian akhir semester. Lo mau ngajarin gue nggak Ja? Gue denger-denger lo, kan, pinter," ucap Renaldi cengengesan.

"Hmmm tapi-"

"Nanti kalo cowok lo marah, gue yang tanggung jawab. Lo mau kan, Ja?" ucap Renaldi lagi.

"Pulang sekolah aja ya? Kita ketemuan ditaman," balas Senja.

"Oh boleh-boleh. Gue boleh minta nomor lo? Biar nanti bisa berkabar," ucap Renaldi.

"Boleh. Mana hape kamu?" jawab Senja, lalu Renaldi menyodorkan handphone nya, Senja mengetik beberapa nomor, lalu dia mengembalikan handphone itu kepada pemiliknya. "Nih udah ya Renaldi, kalo gitu aku mau nyamperin Angkasa dulu, bye!"

"Makasih ya, Senja." ucap Renaldi sedikit berteriak, karena Senja sudah jauh dari pandangannya.

Senja terus berjalan hingga dia sampai di kelas Angkasa. Tapi yang ia lihat tidak ada cowok yang ia cari. Akhirnya Senja memutuskan untuk keluar dari kelas itu. Senja melihat kearah lapangan, ternyata cowok yang ia cari sedang dilapangan. Bermain bola dengan teman-temannya, perempuan itu segera masuk kedalam lapangan.

Senja duduk dipinggiran lapangan, mata Senja tidak lepas dari Angkasa, sorot matanya menuju kepada Angkasa, keringat dari tubuh cowok itu mengalir deras, rambut dan baju nya sudah basah akibat keringatnya. Cuaca yang panas juga membuatnya semakin banyak mengeluarkan keringat, tapi cowok itu terlihat lebih tampan. Rambut nya yang basah dan acak-acakan, kain merah bertengger dilengan kirinya. Membuat cowok itu terlihat gagah, Senja senang melihatnya.

Semua yang sedang bermain bola itu terlihat sudah kepanasan dan lelah, Angkasa yang sudah melihat Senja dari mulai Senja masuk ke lapangan, dia menuju dimana Senja sedang duduk manis. Cowok itu lalu berjalan menghampiri gadisnya itu.

Angkasa duduk disamping Senja membuat cewek yang sedang duduk itu terasa senang. "Angkasa? Cape ya? Mau aku ambilin minum?" ujar Senja.

"Gak usah." Angkasa menahan tangan Senja ketika perempuan itu ingin berdiri, dan akhirnya dia duduk kembali.

Senja menatap Angkasa, lelaki itu tengah menatap lurus kedepan, dia mengkipas-kipaskan baju nya, Senja terus menatapnya. "Angkasa, aku suka deh liat kamu keringetan. Ganteng," ucap Senja.

Angkasa membalas tatapan Senja. "Emangnya, kalo gak keringetan gak ganteng?" balas Angkasa dengan wajah datarnya.

"Ih nggak lah, kamu mah emang ganteng, tapi lebih nambah aja gantengnya kalo keringetan," ujar Senja. Tapi Angkasa hanya diam.

"PUNTEN SLURRRRRR!!!" tiba-tiba Pandu yang membawa botol air mineral itu lewat didepan Senja dan Angkasa, disusul oleh beberapa temannya yang lain. "GUE IKUTAN DONG PACARAN NYA?! Lo mah Sa, pacaran nggak ngajak-ngajak kita! Tega nya lo sama temen!" Pandu duduk dibawah.

Angkasa [END] ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt