10. Rumah Rahasia Senja (1)

12.7K 660 2
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***


Seorang perempuan cantik, dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya itu berjalan di koridor-koridor kelas dengan langkah yang sangat terlihat ceria. Langkahnya seperti anak-anak yang baru diajak jalan-jalan. Ya, seperti itulah perempuan bernama Senja.


"Senja!" sapa seorang lelaki yang ikut berjalan disamping Senja.

"Eh, hai, Raf!" sapa Senja balik.

"Lo mau kemana?" tanya Rafi. Rafi sebenarnya memang suka melihat Senja, suka dengan sikap dan perbuatan yang dimiliki oleh Senja.

"Mau kekantin," jawab Senja.

 "Oh, sama gue juga, mau bareng?" ajak Rafi, Senja hanya mengangguk.

Mereka berdua berjalan bersama melewati beberapa koridor-koridor kelas yang cukup sepi. Hanya terdengar suara-suara tawaan yang kadang hilang kadang muncul. Tidak lama mereka sampai di dalam kantin.

Mata mereka langsung tertuju pada empat orang lelaki yang sedang duduk bersama—dipojok kantin tepatnya. Lalu Senja dan Rafi berjalan menuju kesana bersama-sama.

 "Wah Bos! Si Rapi nikung lo Bos!" ucap Herdi dengan heboh ketika melihat—Rafi yang berjalan—bersama dengan Senja.

Angkasa melihat Senja yang sedang tersenyum kearahnya. Tapi Angkasa langsung memalingkan wajahnya. Dan nampak biasa saja melihat Senja yang datang bersama sahabatnya Rafi.

“Gue ada yang ngedeketin gimana?” Tapi Angkasa mmelupakanya. “Jangan cemburu tapi lo.” Angkasa tiba-tiba mengingat ucapan Rafi kemarin. Seakan memenuhi isi kepalanya, setelah melihat Senja bersama Rafi. Ntah kenapa ucapan itu malah menjadi terngiang-ngiang di kepalanya. Sial, ada apa ini?

"Hai, Angkasa!" sapa Senja, dia duduk—disamping Angkasa. Pandu yang semulanya duduk disamping Angkasa. Pandu berpindah tempat. Baik banget! Peka! Aku bersamamu Pandu!

Angkasa hanya diam. Tidak peduli sama sekali dengan cewek yang terus-terusan mengoceh disampingnya. Benar-benar boros, mulutnya.

"Wah! Parah lo, Raf, berani-beraninya nikung Angkasa." Pandu menepuk tangan salut. Kompor juga.

"Cuma kebetulan ketemu dijalan aja. Jadi bareng," ujar Rafi.

"Boong banget lo! Bos, Rapi harus dihajar sih ini. Kapan Bos kapan? Biar gue bantu!" ucap Herdi.

"Gue gak peduli." Angkasa berdiri dan cowok itu berlalu dari hadapan Senja dan teman-temannya yang lain.

"Udah gausah diambil hati. Angkasa emang kaya gitu." Pandu berusaha menenangkan. Senja hanya tersenyum simpul.

"Senja! Mending lo ikut makan aja sama kita," kata Herdi.

Senja tersenyum. "Gausah gapapa. Aku udah makan kok."

Angkasa [END] ✓Where stories live. Discover now