20

39 10 0
                                    

Selamat membaca 💖
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 🔥

Indahnya senja kini berganti dengan ribuan bintang di langit. Echa gelagapan menunggu kabar dari pacar es nya itu. Sesekali matanya melirik kearah handphone yang masih sepi tanpa adanya notifikasi pesan atau telpon.

"Ah kesel!" Racaunya lalu memilih pergi ke kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan dirinya, Echa keluar dengan wajah ditekuk kesal. Apa Samuel tidak tahu jika dirinya sedang berusaha mati-matian menahan rasa rindunya. Pesan darinya pun belum dilihat apalagi dibalas. Lagi-lagi Echa berdecak melihat handphonenya masih sepi.

"Dek!" Panggil Samudra.

Echa membuka pintu kamarnya, "Apa?"

"Ada Samuel di bawah." Setelah berucap seperti itu Samudra langsung kembali ke kamarnya.

Echa menuruni tangga dengan antusias nya. Tidak menyangka jika Samuel akan datang ke rumah.

"Woi!!" Teriak Echa lalu duduk disamping Samuel.

"Tau aja sih pacarnya kangen," ucap Echa malu-malu.

Samuel menjitak kepala Echa. "Lebay banget sih. Temenin aku yuk,"

"Kemana?" Tanya Echa menopang dagunya di sofa.

"Ke toko deket sekolah,"

"Nyari apa? Udah malem, lagian jauh pasti papah ga ngijinin."

"Gitu ya?" ucap Samuel lesu.

"Eh tapi coba dulu. Bentar aku panggil papah ya." Echa berlari menuju kamar orangtuanya.

"PAAAAAH,"

"Ada apa Cha?"

"Sam mau minta ijin, papah temuin Sam dulu di ruang tamu,"

Mereka berdua berjalan kembali ke ruang tamu. Ternyata Bayu mengijinkan dengan syarat pulangnya harus dibawah jam 10 malam. Echa mengambil jaket dan bergegas menyusul Samuel di luar.

Motor Samuel membelah sepinya jalanan ibu kota. Echa memeluk tubuh Samuel dengan erat. Angin malam menembus pori-pori kulit mereka.

Sesampainya di toko yang Samuel maksud, mereka masuk dan mencari barang yang sudah dipesan. Perlu waktu 20 menit untuk menemukan barang itu.

"Buat apa sih?" Tanya Echa ketika keluar dari toko.

"Minggu depan aku lepas jabatan sebagai wakil ketua OSIS, makanya ini jadi kenang-kenangan buat semua anggota."

Barang tersebut adalah gantungan kunci yang bisa dibilang edisi terbatas. Samuel sudah memesan gantungan kunci itu jauh-jauh hari sebelum masa lepas jabatannya.

"Kamu kan masih kelas sebelas, ko udah lepas jabatan?"

"Di SMA Pertiwi emang kelas sebelas udah harus lepas jabatan, sayang."

Echa dibuat salah tingkah dengan kalimat terakhir Samuel, sudah dipastikan kini pipinya merah seperti kepiting rebus. Untung saja ini malam hari, pipi merah Echa tidak kentara karena minimnya cahaya.

My Ice Boyfriend [END]Where stories live. Discover now