Langit jingga

5 0 0
                                    

Selamat malam kekasih, setelah jejak-jejak pata hati kau sematkan pada relungku, aku nampak seperti orang yang tak punya akal, aku terlihat oleng seperti kapal tanpa nahkoda dilautan,terombang-ambing tak tahu arah jalan pulang. sematmu tlah membuat sebagian hatiku rapuh, kini aku terjangkit penyakit yang dinamakan Galau. kenangan saat bersamamu terus menghantui pikiranku, tak jarang pula aku masih mengingatmu, mengingat kenangan-kenangan indah saat bersamamu, dan bodohnya aku, aku masih bisa untuk mengeluarkan air mata pada engkau yang terlebih dahulu meninggalkan.

Bias rupamu masih tergambar jelas pada langit-langit kamarku, ditempat yang sama, diwaktu yang tlah berbeda, aku masih saja berharap kau kembali padaku, memulai sesuatu yang baru, menyelaraskan ego, saling menguatkan dan saling melengkapi, hmmm fikirku telah dirasuki oleh rasa cinta yang buta. tak sadar bahwa kau tak lagi ada untukku.

aku mencoba membukakan diri, berjalanlah aku ke tempat yang sering kita singgahi, taman kota, hingga warteg ibu nani semuanya aku jejaki, yaa aku masih mencintai wanita yang sering menemaniku ditempat-tempat yang aku singgahi ini, entah mengapa aku tidak bisa melupakannya, begitu berartinya kau didalam hatiku, sehingga hilangmu membuat cekik yang memilukan dinadiku.



Note : Tulisan Ini Sudah Lama Bersarang di Blog, dan Penulis Lupa Kapan Tanggal Tulisan Ini Tercipta..

Tulisan TanganWhere stories live. Discover now