Janji

6 0 0
                                    

Janji yang telah sering aku gumamkan, padamu yang sekarang menjadi pelita di segala keseharianku.

bahwa aku mencintaimu dengan benar apa adanya, ketika semua orang pernah datang lalu pergi meninggalkanmu, aku memutuskan untuk tidak mengulangi apa yang pernah mereka lakukan pada hatimu, aku ingin tetap tinggal di jantung cintamu tanpa perduli atas jarak yang sering kali merenggut waktu.

Aku ingin berkata jujur atas hati yang telah kau isi tanpa cela untuk beralih ke lain tatap, terima kasih telah menempati lalu memelukku dengan erat ketika aku tergeletak luka di ujung sepi. kau bukan hanya sekedar imajinasi, kau adalah wujud yang belum tuhan perkenankan untuk aku tatap secara nyata.

merasakanmu sebagai kecintaan bahkan kesayangan, adalah kebahagiaan yang takkan pernah tergantikan, bahwa senja dan kopi selalu beriringan ketika di landa duka, kita adalah pagi dan petang yang selalu menunggu di balik detikan kerinduan.

aku ingin menyegerakan temu, menggenggam erat tanganmu, melihat senyummu, bahkan mungkin sikap manjamu dan hal-hal yang tak terduga lainnya yang akan kau perlihatkan kepadaku.

percayalah, ketika aku telah menyematkanmu sebagai tempat berlabuh, aku mengaramkan kapalku, sehingga aku tidak akan berlayar lalu berlabuh ke lain hati. karena aku menyadari kau adalah wanita yang tepat untuk menjadi bagian dari keseharianku kelak.

Janji yang telah aku buat, bahwa hanya mautlah yang bisa memisahkan kita, itu adalah perjanjianku terhadap apa yang tak ingin aku putar kembali ke dalam memory kecewamu.

padamu aku jatuh cinta dengan sungguh-sungguh, padamu aku ingin sekali menyematkan kecupan mesra di keningmu ketika pagi menjelang dan ku lihat kau tersenyum ke arahku sembari memegang secangkir teh hangat buatan tanganmu.

semua yang tertulis bukanlah hayalan semata, melainkan isi perasaanku serta masa depan kita berdua yang telah aku gambarkan untuk secepatnya ingin aku gapai.

yakinlah, aku akan selalu ada untukmu, walaupun, mungkin aku sedikit tidak peka, bahkan kurang nyambung ketika di ajak bercerita. maklum aku bukanlah penangkap rasa yang jelih, bukan pula pendengar yang ulung ketika kamu ingin menyuarakan kegundahan yang kau alami.

dari sekian banyak hal-hal di atas, aku tidak ingin kehilanganmu, aku tidak ingin di tinggalkan maupun meninggalkan, aku ingin kau yang selalu ada dan terus ada menemani hingga masa di duniaku selesai.

aku mencintaimu...

Tertulis, 15 Agustus 2019

Tulisan TanganWhere stories live. Discover now