SYAIR PUJANGGA

10 0 0
                                    


Senja hilang di pelupuk nanar
Tenggelam menua di ujung malam
Binar-binar rembulan dan panorama bintang
Ciptakan warna-warni tidak seiramanya takdir

Berkata dikau sang pujangga
Syair mu merapalkan Tentang Hati dan kehidupan
Elok nya kata-kata berandai mu
Serupa malam di tunggangi semesta
Engkau Puan Pelita yang paling Indah
Merasuki partikel-partikel rindu
Menetap Sebagai pemilik hati bersemayam di sana abadi

Seraya berkata seperti itu, pujangga dan syair nya
Terus Membuai si puan hingga mabuk kepayang
Kumpulan syair nya menggema menyentuh hati puan
Pujangga merasa sang puan telah terpikat dan
Ingin segera di ikat
Pujangga hilap hati, ternyata puan hanya menyukai gubahan dari syairnya

Menangis lah pujangga di malam itu
Syair-syair nya di bercaki air mata
Tinta-tinta pena nya melebur ke mana-mana
Hati pujangga runtuh seketika

Terkubur ia bersama kumpulan-kumpulan kertasnya
Pujangga menjadi syair terakhir lalu
Terbenam tak berdaya kekal di sana.


12 Maret 2020


Tulisan TanganWhere stories live. Discover now