PROLOG

99.6K 9.9K 488
                                    

Ini dia Flori Altrian Bastara. Usianya 13 tahun. Dia memiliki keluarga yang tidak memperdulikannya, dia tahu diri bahwa dia merepotkan keluarganya, dan keluarganya tidak suka di repotkan.

Mengidap penyakit ini selama 13 tahun. Ya memang sedari bayi dia mengidap penyakit ini. Dia mengidap penyakit leukemia stadium 4.

Dia seorang FLORI ALTRIAN BASTARA yang kebanyakan orang bilang anak manja karena penyakit yang dia miliki padahal mereka tidak tahu penyakit apa yang dia miliki.

Tapi salah!

Sangat salah!

Mereka salah!

Dia bersikap seperti itu supaya dia bisa mengalihkan perhatian keluarganya dan mendapatkan kebahagiaan yang dia harap dan impikan.

Tapi apa yang dia dapat? Cacian dan bentakan terkadang juga kekerasan.

Keluarganya tahu bahwa Flori memang penyakitan karena dia memang mudah sakit sedari dia bayi. Tapi keluarganya seolah tak peduli dengannya.

Selama ini yang mengurusnya, mengantarnya ke rumah sakit, membantunya saat kesusahan itu seorang pengurus yang dia anggap seperti keluarga sendiri.

Ini kah yang dinamakan keluarga?

Tidak peduli padahal masih memiliki hubungan darah?

Kemana orang tuanya?

Sibukkah?

Sesibuk apa sampai mereka melupakan kewajibannya sebagai orang tua?

Itu yang dinamakan orang tua?

Orang tua bilang kita harus hormat dan sopan kepada orang yang lebih tua?

Tapi apa yang akan terjadi jika memiliki orang tua, seperti orang tua Flori?

Selama ini dia diam, dia hormat, dia sopan kepada orang tuanya. Tapi apa yang dia dapatkan dari orang tuanya? Sulit untuk dijelaskan karena terlalu sakit untuk Flori mengingatnya. Saudara?

Dia memang memiliki saudara kandung. Yang dia panggil dengan sebutan kakak. Dia sangat menyayangi kakaknya tapi apa yang dilakukan kakaknya untuknya.

Menjambak rambutnya, dibilang menyusahkan, menampar pipinya dan masih banyak lagi. Pantaskah kakak dari Flori mendapat sebutan kakak?

Bahkan kakaknya tak mengakui bahwa dia memiliki seorang adik yang penyakitan. Kakaknya bisa menyakitinya entah karena perkataan maupun fisik.

Tapi tentang hati kakaknya?

Siapa yang tahu?

Terkadang Flori suka berfikir. Mengapa dia tak meninggal saat dia lahir saja?

Atau tidak saat dia masih kecil dan tidak mengerti apa apa?

Atau sekalian dia tidak usah diberi kehidupan?

Sekarang yang dia rasakan adalah sesak, sakit menangis tanpa isakan di kamarnya. Itulah yang sering dia lakukan.

Dia berhenti bersekolah karena penyakitnya yang semakin parah. Dia keluar dari sekolah saat dia lulus Sekolah Dasar dan sekarang dia tidak bersekolah.

Dia bangga pada dirinya ini, di tengah penyakit nya ini dia masih sempat menuntut ilmu. Walau sekarang dia berhenti sekolah tapi dia bangga pada dirinya.

Keluarganya bangga pada dirinya?

Tidak!

Tidak sama sekali!

Keluarganya terlalu cuek dan tidak peduli kepadanya. Keluarganya terlalu sibuk dengan kesibukkan masing masing sehingga dia dianggap seolah tidak ada.

Tapi ada dua orang yang sangat bangga kepadanya, yaitu pengurusnya dan Dokter yang merawatnya. Dua orang selalu ada di sisinya. Menggantikan peran kedua orangtuanya.

Soal penyakitnya yang tahu bahwa dia sudah berada di stadium 4 hanya dirinya, pengurusnya, Dokter khusus yang merawatnya, dan Tuhan-nya.

Mengapa dia tidak memberi tahu keluarganya?

Alasannya karena dia tidak ingin merepotkan keluarganya lagi.

Cukup!

Cukup sudah dia merepotkan keluarganya. Kini waktunya dia berjuang melawan penyakitnya, dan mencapai impiannya.

Dan inilah kisah dari seorang FLORI ALTRIAN BASTARA. 30 hari sebelum hari kematiannya datang menjemputnya.

30 Hari Menuju Kematian [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang