Chapter 38: For the New Golden Age

221 35 9
                                    

-Edmund-

Aku meminta Caspian untuk memberitahukan apa yang sudah dibacakan kepada para dewan yang mungkin sedang berkumpul di ruangan lain. "Voronin menginginkan takhta Archenland, mengacaukan arus perdagangan, dan melewati perbatasan Narnia tanpa izin. Seseorang harus menghentikannya. Katakan itu juga pada mereka." Lalu Caspian pergi keluar untuk mengirim pesanku bersamaan dengan Lucy yang mencoba memeriksa keadaan Eustace di ruangannya.

Phil yang sudah berjalan mundar mandir sejak beberapa menit keheningan lalu akhirnya berhenti dan menengok ke arah Luna. Ia berkata, "Aku dan Luna sudah berencana untuk mencari jalan pulang ke dunia kita."

Tapi Luna mengoreksinya dan bilang, "Phil... Ini dunia kita. Kita dilahirkan di dunia ini. Bukan di Italia. Kurasa kita tidak akan bisa lari dari masalah ini meskipun kita mau." Luna tidak menolak, namun juga tidak mendukung ucapan Phil.

"Kau mau aku duduk di takhta Archenland, Luna? Hanya karena paman sinting kita ingin duduk di sana? Ini bukan kompetisi." Phil berjalan ke arah Luna dan duduk kembali di tempatnya.

Luna menegakkan posisi duduknya tanpa berkata sepatah katapun.

Aku mencoba menjawab, "Jika ada seseorang yang berhak dan dapat menghentikannya, itu adalah kau, Phil. Kau putra tunggal Ratu lampau Archenland yang tersisa. Satu-satunya yang berhak duduk di atas takhta selain Constance. Dulu, rakyat lebih memilih ibu kita untuk memimpin mereka dibandingkan Constance. Pasti mereka tahu seberapa bermasalahnya orang itu... tapi semua itu kembali padamu."

"Aku kira kau ingin kembali ke dunia kita, Luna, " bisik Phil mengeluh.

Luna menjawab, "Aku tidak punya komentar apa pun."

Aku hanya bisa tertunduk prihatin. Beberapa hari terakhir sebelum misi ke Archenland terjadi, Luna dan aku selalu mengobrol dan duduk di balkon dan saling bercerita. Dia selalu menceritakan betapa ia ingin kembali ke dunia kami dan berharap ini semua akan selesai. Ia bercerita betapa asingnya dunia ini dan banyak orang yang mencoba membuatnya tidak betah. Dia berharap untuk tidak terlibat dalam peperangan apa pun lagi, tapi sekarang dia harus menerima kenyataan bahwa orang-orang di dunia ini lebih membutuhkannya hanya karena dia adalah anak dari seorang Ratu, seorang ibu yang tidak pernah ia jumpai atau hanya karena ia ingin menikahi seorang pria asing yang kebetulan adalah seorang Raja sepertiku? Entahlah...

Perubahannya membuatku khawatir...

Apa aku akan sanggup memberikan apa yang ia butuhkan di masa depan? Rasa aman dan dicintai?

Aku ingin percaya kalau aku sanggup memberikan kasih sayang yang selalu ia dapatkan dari ayah dan kakaknya, tapi, apa dia akan aman bersamaku? Atau aku akan jadi alasan mengapa dia celaka?

Berkaca pada sejarah negaraku, Inggris... Aku tidak yakin wanita sepertinya akan hidup tenang, mengetahui kalau ia dikelilingi orang-orang yang haus kekuasaan atau pria-pria yang terlalu bangga dengan harta dan kekuatannya. Takhta menghancurkan hidup wanita sebaik dia. Apa aku bisa melindunginya dari orang-orang seperti itu?

"Hidupmu akan selalu jadi milikmu. Kau punya hak untuk menolak, Phil."

Kami semua terhenti saat kami mendengar suara Caspian mencoba menghentikan siapa pun itu gerombolan di luar ruangan. Aku berjalan dan membuka pintu. Aku bertanya, "Ada apa? Kenapa berisik sekali?"

"Para dewan menolak membantu Archenland," jawab Caspian yang baru saja berhenti beberapa kaki dari tempatku berdiri.

"Apa-apaan kalian ini. Para Di Ilios bahkan belum meminta apa pun dari kalian dan kalian sudah menolak?"

Seorang mantan dewan Telmar berkata, "Kami tidak ingin terjebak di peperangan yang tidak perlu. Ada kemungkinan bahwa Sir Phylarchus akan mencoba duduk di takhta Archenland, namun sekarang, dia tidak punya pasukan dan bergantung pada Narnia. Kami berasumsi bahwa kami akan berakhir di peperangan lain."

Lost In Time: Martyrs (BOOK 2)Where stories live. Discover now