Chapter 45: Aslan's How

310 40 10
                                    

Bertepatan dengan Lucille menemukan buku ajaibnya itu, utusan Edmund sudah berjalan menyebrangi lapangan rumput untuk menyampaikan tawaran Raja mereka dan sampai di perkemahan Voronin. Setelah bergelut dengan cucuran keringat dan degupan hati yang kencang, tampaknya utusan Edmund lega mendengar Voronin menerima tawaran Raja mereka yang meminta gencatan senjata dan duel esok hari. Bahkan mereka lupa kalau mereka lelah, mereka melaju cepat kembali ke kastil Telmar yang harus mereka tempuh berjam-jam dan sampai ke sana tepat tengah hari. Yang mereka tidak tahu, Voronin punya lebih dari satu rencana.

Dikala para Voronin berdansa dan minum sepanjang hari merayakan pernikahan Tisroc mereka sampai matahari terbenam, para Narnian tidak henti-hentinya menyiapkan apa yang bisa mereka siapkan. Persediaan makanan ekstra untuk ribuan orang yang akan berkumpul di Aslan's How, persenjataan, dan menyusun rencana cadangan.

Phil dibantu oleh Bancroft, tuan Alistaire Mathieu, dan Damien, terus memastikan orang-orangnya baik-baik saja dengan persediaan pangan yang minim, menunggu kedatangan Edmund dan pasukannya juga para sukarelawan sekutu yang sudah susah payah mereka bujuk untuk mendukung klaim takhta Archenland oleh Phil dengan hanya sebuah buku sejarah untuk membuktikan bahwa ia lebih pantas untuk meneruskan takhta jauh dari pamannya, Voronin meskipun ia tahu, klaim pamannya bisa jadi sama kuatnya dengannya.

Satu persatu pasukan dari berbagai wilayah datang, namun ia tahu jumlahnya masih belum sebanding dengan jumlah pasukan Voronin dan Calormen.

Keresahannya tidak berhenti. Ia memutuskan untuk berjalan sebentar di daerah yang pernah menjadi saksi peperangan Telmar. Ia melihat tanahnya sudah kembali rata dan tertutup rerumputan. Bunga-bunga bermekaran di sekitar lapangan hijau dan gua Aslan itu tersusun kembali dengan akar-akar besar menyatukan bagian-bagiannya yang runtuh, seakan-akan tidak pernah ada perang terjadi di tempat itu.

Langkah kakinya terhenti saat suara sepatu kuda dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya pun terdengar, berjalan dengan tenang. Ia menyiapkan dirinya di depan pintu saat Bancroft keluar dari gua. Mereka menyambut satu penunggang yang berada di paling depan gerombolan itu. "Edmund... senang bertemu denganmu lagi. Di mana Luna?" tanya Phil mencoba melihat apakah ada adiknya di antara kerumunan itu.

Edmund menghentikannya. "Dia tidak ada di sini. Aku menunjuknya menjadi Regent. Tidak ada lagi keluarga kerajaan tersisa selain Aku, Lucy, dan Caspian, tapi semua orang sudah tahu siapa Luna. Aku mempercayakan pemerintahan Narnia di sana sampai aku kembali. Tuan Hamid juga ada di sana."

Phil sempat tak dapat berkomentar soal itu, namun setelah itu, ia meminta Bancroft dan Glenstorm membawa pasukan Edmund masuk ke dalam meninggalkan Phil dan Edmund sendirian di luar.

"Kau yakin akan melakukannya? Bukankah aku yang seharusnya maju melawan mereka?" tanya Phil mencoba meyakinkan Edmund.

"Mereka tidak hanya mencoba merebut takhta kerajaan lain. Tapi Narnia juga. Mereka membawa pasukan perang ke wilayah Narnia, mencoba menyerang kastil. Menyerang Luna. Untuk kali ini, Phil. Archenland dan Narnia adalah satu," jawab Edmund.

Namun tentu saja itu membuat Phil berpikir kembali. "Terakhir kali orang kita pergi ke Archenland, kita mengambil buku sejarah mereka. Aku tidak yakin mereka benar-benar mendukung klaim siapa pun. Bukan aku ataupun Voronin. Dan... kenapa kau membiarkannya sendirian di kastil? Luna belum paham banyak mengenai situasi ini, aku yakin dia kebingungan."

Kuda yang tadinya di tunggangi Edmund pun angkat bicara, "Mohon maafkan aku karena menyela, tuan. Namaku Lazzaro. Aku adalah kuda yang dikirim tuanku, Lord Erwin Montreal untuk membantu nona Luna."

Lazzaro menceritakan bagaimana Luna beraksi selama berada di Archenland. "Nona Luna adalah wanita yang hebat, tuan. Sebagai penunggangku, aku paham betul bahwa dia jauh lebih ketakutan dari apa yang terlihat, tapi ia tidak ingin membuat orang lain khawatir. Dengan waktu singkat yang ku miliki saat aku mengabdi padanya, aku tahu dia memiliki banyak keberanian untuk menempatkan hal yang menurutnya lebih penting untuk ia khawatirkan dibandingkan ketakutannya sendiri. Ia juga cerdas, tuanku. Cerdas dan pengertian. Nona Luna menceritakan banyak hal padaku diperjalanan kami kembali ke Narnia. Termasuk kejadian di mana dua pria Calormen yang mencoba menangkapnya di sebuah pasar dan mengungkapkan jati dirinya. Dengan informasi singkat itu pun aku yakin, nona Luna telah memberikan efek tersendiri di antara sebagian kecil penduduk Archenland yang mampu membentuk pandangan baik untuk keluarga Di Ilios, dan harus aku katakan, berita menyebar cepat."

"Dan mungkin, itu adalah tindakan dengan dampak paling kuat yang akan membantumu menguatkan klaim-mu atas takhta Archenland, Phil. Keluargamu, Phil, berisi orang-orang yang hebat. Dan jangan hilang harapan. Kita punya adik ipar tuan Mathieu dan juga Lord Montreal di sana. Berdoalah mereka juga berpihak penuh dengan kita," tambah Edmund. "Terima kasih, Lazzaro. Aku berhutang budi padamu karena telah menjaganya untuk kami."

"Sudah tugasku untuk mengabdi, tuan. Namun jika aku diperbolehkan, aku ingin meminta satu hal," ucap Lazzaro perlahan merendahkan dirinya di hadapan Edmund dan Phil.

"Katakanlah, Lazzaro," jawab Edmund.

Lazzaro berusaha bernafas menyiapkan diri untuk mengeluarkan isi hatinya. "Aku ingin ditugaskan untuk nona Luna. Mohon, biarkan aku kembali ke kastil Telmar untuk melindunginya."

Edmund melihat ke arah Phil seperti mencoba mencari persetujuan dan ia hanya mengangguk kecil. "Baiklah Lazzaro. Aku percayakan adikku padamu," jawab Phil.

"Juga tuan Hamid. Aku khawatir beliau kenapa-napa. Aku sudah mencoba mengirimnya pergi dengan kru Dawn Treader, tapi ia memohon untuk menetap di Narnia. Tapi tidakkah itu mencurigakan, seorang supir taksi dari dunia kita bisa begitu adaptif dengan dunia ini? Apa dia terlalu muak dengan dunia kita dan dia bercita-cita berakhir di tempat seperti ini?" tanya Edmund pada Phil.

Phil menyilangkan tangannya. "Kau benar. Setiap individu dari dunia kita yang datang ke sini memiliki peran dalam berjalannya takdir Narnia. Memang betul ia selalu mencoba membantu kita dalam misi yang kita lakukan saat ini, tapi, apa hanya itu?" tanyanya keheranan. Phil menarik nafas karena teringat bahwa tuan Hamid memang tidak seharusnya ada di sini tanpa ada alasan atau setidaknya keterkaitan terhadap dunia ini. "Entahlah... tolong lindungi mereka berdua. Terima kasih Lazzaro."

Edmund memberikan sinyal kalau Lazzaro diperbolehkan pergi. Namun dibenak mereka berdua pun masih bertanya-tanya...

Siapa sebenarnya tuan Halvor Hamid?

Lost In Time: Martyrs (BOOK 2)Where stories live. Discover now