Chapter 27: The Truth

276 47 2
                                    

Sebelum kembali ke kamarnya sendiri, Edmund berkeliling dengan Caspian, memastikan bahwa semua tamu termasuk Luna dan Phil aman di kamar mereka.

Keesokan harinya, mereka tidak membuang-buang waktu, setelah sarapan mereka langsung berkumpul di ruang rapat. Luna wajah Phil berusaha menahan kekesalan dari kursi di sudut ruangan yang dikelilingi kursi yang tersusun rapat ke tembok dan meja rapatnya di simpan di sisi ruangan tak berkursi. Suara pria-pria ini memenuhi ruangan. Saling bertanya apa saja yang masing-masing dari mereka telah ketahui atau lihat soal gerombolan Voronin. Siapa? Seperti apa? Kapan? Di mana? Kata-kata itu terus dilemparkan dari satu orang ke orang yang lainnya.

Semua orang terdiam saat Luna berbicara agak keras. "Kurasa mereka punya dendam pribadi terhadap keluargaku. Mereka ingin mencari jalan masuk ke Narnia. Sekarang mereka sudah di Narnia dan mereka masih mengincar kami. Sudah pasti ini dendam."

Suara pria terkekeh terdengar dari pintu masuk. Semua orang melihat ke arah suara itu. Seorang penjaga membawa masuk seorang pria yang kepalanya tertutup kain dan dengan tangan terikat tali. Caspian menjelaskan kalau dia adalah salah satu dari orang yang menyerang pesta kemarin malam. Edmund baru saja berdiri dari kursinya tapi Luna sudah berjalan menghampiri pria itu. "Halo..."

"Hai, nona... Luna Di Ilios?" tanyanya sambil terkekeh lagi.

Luna berusaha menahan apa pun yang sedang aku rasakan didalam hati. Dengan suara yang rendah dan dingin ia menjawab, "Ya... setidaknya terakhir aku cek, aku memang Luna."

Dia tertawa cekikikan. "Ahahaha. Sudah kuduga kau bukan tandingan nonaku."

Luna melihat ke arah yang lain keheranan dan langsung bertanya, "Maksudmu... Lucille Voronin?"

"Tentu saja! Dan kau bukan tandingannya. Nonaku pantas menjadi pendamping seorang Raja, dan kau? Tidak akan pernah menandinginya. Raja Edmund sudah tahu seperti apa dia." ejeknya dari balik kain karung goninya itu.

Luna berbalik perlahan dan melihat ke arah Edmund dengan dingin. "Ada berapa banyak rahasia yang masih kau sembunyikan dariku, Edmund Pevensie?" Berpikir kalau masih ada lebih banyak 'sejarah' tentang mereka berdua lebih dari sekedar insiden penyekapan itu. Lalu Luna berbalik untuk bertanya, "Dan apa serangan tadi malam itu... untuk apa itu semua?"

Dia tersenyum licik. "Apa kau takut?"

"Mungkin dulu. Saat aku masih naif, lemah, dan bodoh... tapi apa kau tahu kalau aku satu-satunya orang di ruangan ini yang berhasil menusuk Constance Voronin dan membuatnya menderita meski untuk sesaat? Aku bisa melakukannya lagi kalau kau mau dan efeknya akan jauh lebih lama..." ancam Luna, mencoba untuk mengintimidasinya.

Senyumnya mulai lenyap tapi masih tersirat tipis di wajahnya. "Harus aku akui, kau punya nyali juga ternyata..."

Luna menyingkir dari jalannya, si penjaga yang membawanya menempatkannya di kursi di tengah ruangan, menghadap ke arah kursi Raja-raja dan Ratu Narnia tapi aku masih berdiri di dekat pintu. Sebelum yang lain sempat berbicara, Luna berkata, "Aku harap Yang Mulia, Raja Edmund bisa menjelaskan sedikit lebih banyak tentang latar belakang anda yang terkait dengan keluarga Voronin sebelum pria ini menjelaskan cerita dari sudut pandangnya." Dengan formal, berusaha untuk menunjukkan kalau aku tidak nyaman dengan kebohongan apa pun yang sedang orang lain lakukan kepadaku.

Aku benar-benar dalam masalah... pikir Edmund.

Edmund melihat ke arah Lucy, berharap dia bisa membantu, tapi Luna yang meminta sendiri untuk Edmund yang menjelaskan. "Keluarga Pevensie sudah mengenal keluarga Voronin atau yang saat itu kami kenal sebagai keluarga Belgrave sejak aku masih kecil. Mereka selalu berusaha memasang-masangkanku dengan Lucille," jelas Edmund lalu dia terdiam dan berpikir keras.

Lucy melanjutkan, "Awalnya... Peter adalah 'sasaran' tuan Belgrave tapi suatu hari mereka berhenti mengejar Peter dan mengincar Edmund walau sejak awal, semua orang tahu kalau Lucille lebih menyukai Edmund."

Phil mulai cemas dan bertanya, "Tunggu... tuan Belgrave? Maksudmu... Constance Voronin?"

Lucy menggelengkan kepala. "Tidak... tuan Belgrave bukanlah Constance Voronin. Perkiraanku, tuan Belgrave sendiri hanya menyamar jadi ayah dari Lucille Belgrave Voronin selama bertahun-tahun karena dia adalah bawahan Constance Voronin. Yang aku herankan, kami sudah mengenal Belgrave bahkan sebelum aku menemukan jalan ke Narnia untuk pertama kalinya."

Phil berdiri dari kursinya dan seakan-akan menyalakan 'mode agen intelejen'nya. "Constance Voronin sudah mencoba melindungi identitasnya sejak awal. Pertanyaannya adalah... siapa dia sebenarnya dan mengapa. Mengapa mereka bisa tahu Narnia? Mengapa mereka mengincar kalian? Karena kalau dugaanku benar, mereka memang sudah tahu soal Narnia dan mereka tahu kalau kalian akan menemukan jalan ke sini untuk pertama kalinya tapi karena mereka sudah menemukan jalan ke sini, mereka pikir kalau menyembunyikan identitas sudah tidak berguna."

Luna berpikir keras dan berspekulasi, awalnya dia ingin menahan diri karena di ruangan itu, dia tidak memiliki hak untuk bicara, tidak ada hak karena dia tidak punya gelar dan karena dia adalah wanita. "Constance Voronin sudah berani membuka identitasnya sejak mereka berhasil menyekap Edmund dan Phil. Satu-satunya alasan dia membuka identitasnya adalah karena dia pikir kalau dia sudah punya 'perlindungan' atau 'kekuatan' jika saja seseorang ingin melawan balik. Tuan... koreksi aku jika aku salah, tapi... apa tujuan atasanmu adalah... membuat Lucille Belgrave Voronin, duduk di atas takhta Narnia? Karena kalau dugaanku benar... awalnya kalian tahu kalau Peter Pevensie adalah Raja tertinggi tapi semua rencana kalian berubah karena kalian tahu kalau Peter dan Susan Pevensie tidak akan pernah kembali ke Narnia tapi Edmund dan Lucy Pevensie akan menggantikannya mereka dan itu berarti ada takhta yang kosong untuk salah satu dari kalian duduki dari ke-empat takhta Narnia."

Semua orang hening, entah itu karena kaget mendengar spekulasi Luna, kaget karena seorang wanita bisa berpikir sejauh itu atau sekedar menahan amarah karena Luna ada benarnya tapi tahanan itu hanya tertawa kecil. "Sudah terlambat. Apa pun yang kalian lakukan untuk menghentikan kami... Kalian tidak akan berhasil. Dan kami? Kami tidak suka mencuri 'hak' orang lain dalam masalah takhta. Semua orang sudah tahu kalau Raja kalian tidak suka dengan nonaku. Sejak saat itu kami berhenti mengincar Narnia tapi kami masih berhak mengambil apa yang berhak keluarga Voronin miliki."

"Apa maksudmu?" Luna berjalan mendekati tahanan itu dan berhenti membungkuk di depannya.

Dia terlihat santai seakan-akan mengejek, "Perintah sudah berikan. Narnia sudah terisolasi. Narnia bukan satu-satunya kerajaan dengan takhta yang kosong. Nona..." bisiknya.

"Jadi benar, kalian ada di sini untuk takhta... tapi serangan tadi malam itu... Itu semua peralihan. Kalian tidak lagi mengincar Narnia..." Luna melihat ke arah Lord Montreal yang sedari tadi terduduk tak tenang.

"Lord Montreal... mereka mengincar Archenland," ujar Edmund.

Lost In Time: Martyrs (BOOK 2)Where stories live. Discover now