Chapter 62: A New Age

108 12 2
                                    

Matahari baru saja mengintip dari balik bukit dan embun masih menyelimuti komplek kastil, namun semua orang sudah terbangun. Pagi ini jauh lebih dingin dari pagi-pagi sebelumnya. Orang-orang mencoba bergerak lebih cepat. Semakin banyak mereka bergerak, mereka akan semakin terbiasa dengan dinginnya cuaca. Peti-peti kayu dan baja berisi barang-barang delegasi Archenland diangkat satu per-satu ke atas kereta kuda yang siap berangkat ke Archenland. Sarapan yang para pelayan siapkan pagi ini jauh lebih banyak dari biasanya. Dengan meja penuh buah-buahan, beraneka ragam sajian roti dan telur, teko-teko penuh dengan anggur merah, teh, dan susu, tidak lupa para pelayan menyajikan keju dalam potongan kubik-kubik kecil sebagai cemilan di setiap samping setiap piring, memastikan bahwa para Di Ilios tidak akan diam-diam berebut keju di meja makan.

Di ruang tidurnya, Luna mencoba membereskan setiap sudut sampai terlihat seperti saat pertama kali ia tempati. Luna tidak memiliki baju lain selain yang ia pakai saat datang ke Narnia. Baju-baju lainnya merupakan beberapa baju bekas Susan, Lucy, dan bibi dari Caspian yang sudah tinggal di dunia lain, Prunaprismia. Caspian pikir bahwa akan lebih baik jika ia memberikannya pada Luna daripada menyimpannya di gudang hingga berdebu, namun Luna pun tidak pernah menyentuh gaun yang tidak disediakan untuknya selama ini. Ia merapikan pakaian-pakaian itu sendiri dan memasukkannya kedalam peti lama Prunaprismia. Ia menyiapkan satu set pakaian untuk ia pakai pergi dan ia memilih pakaian teringan yang ia miliki.

Suara ketukan pintu menghentikan kegiatannya. Suara Valencia terdengar dari balik pintu, meminta izin untuk masuk membawa air hangat yang akan Luna pakai untuk mandi. Meski begitu, ia selalu meminta untuk membasuh dirinya sendiri, tidak seperti bangsawan lain yang selalu dibantu oleh pelayan mereka. Luna hanya akan meminta bantuan jika ia kesulitan mengikat korset dan lapisan pengembang rok yang berlapis.

Di sini, semua orang masih berpakaian berlapis-lapis dengan ikatan-ikatan yang banyak pula. Mereka yang hidup di sini masih sering lebih memilih untuk menampilkan kemewahan daripada kesederhana atau sekedar kepraktisan seperti di dunianya. Terkadang ia bisa begitu jengkel dengan hal-hal itu, ia berjanji pada dirinya sendiri, begitu ia sampai ke tempat yang akan menjadi rumah barunya, ia akan sesegera mungkin mencari penjahit yang ingin membantunya merealisasikan sketsa-sketsa baju yang ia buat di waktu senggangnya. Gambaran Luna tidak pernah cukup bagus untuk dikatakan sebuah gambar, namun ia rasa dengan sedikit arahan, siapapun akan mengerti. Tapi itu kenapa ia simpan semua perkamen itu sendiri di dalam peti yang ia rapikan. Begitu pula buku ajaibnya. Ia menaruh buku itu di salah satu peti yang hanya diperbolehkan untuk dibuka olehnya, tak ada seorang pun yang tahu di mana keberadaannya, bahkan tidak dengan Edmund dan Phil.

Setelah semua peti dikunci dan Luna selesai bersiap, ia dan Valencia pergi ke ruang makan. Ruang yang sebelumnya hanya memiliki meja makan persegi panjang besar, kini terisi dengan banyak meja lingkaran yang memiliki celah terbuka tanpa meja di sisi dekat pintu untuk para pelayan yang datang mengantarkan makanan. Di belakang para tamu pun berdiri pelayan lain yang akan mengambil piring-piring kosong nantinya.

Ia menemukan banyak wajah-wajah familiar diantara semua yang hadir di ruang itu. Phil, Edmund, Caspian, Erwin, seluruh keluarga kecil Valencia, kru the Dawn Treader yang baru pulang bersama Caspian sebelumnya, bahkan Lucille pun diperbolehkan untuk makan bersama meski perintah hukumannya sudah dikeluarkan. Edmund berada di kepala barisan meja, di kiri Edmund, Caspian, para dewan Narnia, dan kru the Dawn Treader yang memilih untuk menetap beberapa hari di kastil karena tidak memiliki tujuan lain, dan sisanya pulang bersama keluarga mereka yang selamat dari penyergapan. Di kanan Edmund, Phil duduk diikuti Luna, Erwin, dewan Archenland, Valencia dan keluarganya, dengan Lucille terduduk jauh di ujung meja. Perintah penempatan itu diminta oleh para dewan untuk memastikan bahwa Lucille tidak akan mencoba melukai siapapun. Tradisi pencicip makanan untuk bangsawan pun diminta untuk dikembalikan karenanya, untuk memastikan bahwa semua makanan aman untuk dikonsumsi para monarki yang tersisa. Mereka tidak bisa mengambil resiko. Meski Luna seringkali menghampiri Lucille, ia tidak boleh menghampirinya sendirian lagi. Tapi itu kenapa Valencia selalu ada di dekatnya bahkan setelah jamuan pagi selesai.

Lost In Time: Martyrs (BOOK 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang