Hurt 30

3K 361 64
                                    

Ini buat yang kemarin pada nanya Yoongi mau kemana, yoongi jangan aneh-aneh, jangan minggat. Nih, chapter yang akan menjawab rasa penasaran kalian. Happy reading,
•••

"Oppa, sudah cukup!"

Hyerin sedang berusaha menarik suaminya untuk menjauh dari Yoongi akan tetapi Yeon Seok tak mengindahkan dan tanpa sengaja malah mendorong Hyerin sampai terjatuh.

"Ibu," teriak Yoongi spontanitas karena wanita yang paling dia sayangi terhempas oleh ayahnya yang sedang lepas kendali.

Yoongi berlari ke arah Hyerin lalu bersimpuh dan menanyakan apakah ibunya itu baik-baik saja sambil mengecek kalau saja ada luka di tubuh ibunya. Dia terlihat sangat khawatir dan berubah menatap nyalang setelah melihat ada luka gores di telapak tangan ibunya.

"Ayah, tak apa kau memukulku sampai mati tapi tidak dengan menyakiti ibuku. Aku tidak akan tinggal diam jika ayah melakukannya lagi. Entah itu sengaja atau tidak, aku tidak akan pernah memaafkan tindakanmu terhadap ibu."

Mendengar itu, Yeon Seok menatap tak percaya. "Cih, memang anak yang tidak tahu diri. Mulai berani padaku, hah? Kau pikir kau siapa di sini berani-beraninya mengatakan itu padaku?!" teriaknya.

"Siapa?" Yoongi berdiri dari posisinya dan mulai mendekati sang ayah yang tampak gerah. "Selama ini aku juga selalu bertanya-tanya tentang siapa aku sebenarnya. Apakah aku ini memang anak kandung kalian atau bukan? Apa benar jika aku saudara kembar Taehyung atau malah justru seorang anak malang yang kebetulan beruntung menjadi bagian dari keluarga kalian?"

"Setiap hari aku selalu memikirkan itu semua. Pertanyaan-pertanyaan kolot yang menghantuiku setiap malam dan membuat tidurku kurang nyaman."

"Aku sudah berusaha menuruti kemauan ayah. Aku menjaga Taehyung semampuku sesusai yang ayah perintahkan. Aku belajar dengan giat agar bisa membuat ayah bangga dengan hasil dan nilai-nilaiku. Aku juga ingin bisa menjadi kebanggaan ayah. Tapi, aku tahu aku hanya seorang manusia, aku tidak sesempurna itu. Aku tidak terlalu pintar, nilai-nilaiku juga tidak pernah memuaskan. Terkadang aku juga lalai dan merasa lelah. Aku putus asa dengan apa yang sudah aku usahakan. Ayah tidak pernah menghargai semua yang pernah aku lakukan dan terus saja memarahiku. Memukulku berkali-kali hanya karena aku yang tidak becus menjalankan perintah ayah. Semua itu sangat menyakitkan, ayah. Terlebih ketika ayah selalu berteriak dan mengataiku anak pembawa sial."

"Kau memang pembawa sial, brengsek! Kau sudah membunuh anakku tapi seenak jidat kau melupakan semuanya seolah tidak pernah terjadi apapun. Kau hidup tanpa rasa bersalah sedikit pun. Dan sekarang kau pun dengan beraninya juga ingin membunuh Taehyung-ku hanya untuk mendapat kasih sayang dariku dan juga ibumu."

"Aku tidak pernah melakukannya! Aku memang iri, aku haus akan kasih sayang kalian. Tapi aku tidak pernah berpikir untuk membunuh Taehyung sekalipun dia bukan adik kandungku!"

"Omong kosong! Aku tidak peduli, aku sudah muak melihatmu. Berkali-kali aku telah menahan diri setiap kali kau memalukanku di hadapan orang lain. Tapi, sekarang aku tidak akan menolerir tindakanmu yang membuat Taehyung jadi terluka. Aku ingin kau angkat kaki dari rumah ini dan jangan pernah menampakkan wajahmu di hadapan kami lagi!"

Ancaman yang dicetuskan waktu itu akhirnya terjadi juga. Ayahnya secara terang-terangan telah mengusirnya dari rumah. Tidak ada lagi marga Min yang tersemat di belakang namanya. Seperti yang telah dikatakan, ayahnya sudah muak memiliki anak sepertinya. Kini dia dibuang, tidak ada ampunan, dan hanya akan menjadi Yoongi tanpa embel-embel keluarga.

Dia benar-benar hanya menjadi seorang Yoongi.

"Oppa!"

Hyerin menatap suaminya dengan tatapan yang sarat akan rasa kecewa, sedih, sekaligus marah. Kemudian saat beralih pada Yoongi, dia menjadi semakin dilema. Putranya tampak syok sebab penuturan Yeon Seok yang amat menuai luka di hati kecil putranya. Dari sana Hyerin juga bisa melihat liquid bening yang mulai berjatuhan saat Yoongi menundukkan kepala.

"Yoongi-ya," lirihnya. Suara Hyerin tiba-tiba tercekat di tenggorokan, pun lidahnya yang turut kelu.

Yoongi tiba-tiba melangkah menuju ke lemari pakaiannya. Dia mengambil sebuah koper berukuran sedang dan mengambil baju-bajunya serta beberapa benda penting miliknya dari laci lalu memasukkannya ke dalam koper. Kegiatannya tersebut tidak luput dari pantauan Yeon Seok dan Hyerin. Namun, Yoongi seakan tidak terpengaruh sedikit pun. Berbeda ketika dia menjadi terdiam saat menatap temannya yang telah lama tak tersentuh olehnya.

Hasrat itu kembali bertunas dalam dirinya yang terluka. Merobek memoar lama secepat kilat yang kian menyakitkan.

"Yoongi-ya,"

Yoongi tak mengindahkan panggilan ibunya, memilih menatap ayahnya.

"Jika ini yang ayah inginkan, maka aku tidak bisa membantah. Tapi, beri aku satu kesempatan. Aku ingin bertemu Taehyung untuk yang terakhir kalinya dan setelah itu aku janji tidak akan pernah muncul di hadapan kalian. Selamanya." katanya penuh sesak.

Hyerin menggelengkan kepala. Wanita itu menahan pergelangan tangan seorang anak yang begitu terlambat dia sadari betapa penting kehadirannya di sisinya.  "Tidak, Yoongi! Tidak, jangan pergi!"

"Jangan menghalangiku, bu." ucap Yoongi.

"Kau tahu Taehyung sedang dimasa sulit sekarang. Ayahmu sangat menyayanginya, dia hanya terlalu sedih hingga tidak terkontrol emosinya. Ayahmu tidak benar-benar mengusirmu, Yoongi. Jadi, ibu mohon jangan pergi!"

Sungguh dia tidak tega melihat ibunya memohon-mohon seperti itu. Yoongi pun berharap semua ini hanyalah mimpi buruk. Tapi kenyataannya, sang ayah telah menanti kepergiannya.

"Aku menganggap ini sebagai hukuman atas dosaku di masa lalu karena telah membunuh adikku yang bahkan tidak aku ingat namanya. Ibu, tolong jangan menangisiku! Air matamu terlalu berharga untuk seorang anak tak berguna ini. Lepaskan dan lupakan! Anggap saja aku tidak pernah ada meskipun sulit untuk melakukannya! Maaf sudah membuatmu repot selama ini. Aku pamit."

Kepergiannya diiringi oleh raungan tangis ibunya yang hendak mencegah langkah Yoongi untuk semakin berjalan keluar rumah. Namun, wanita itu tidak memiliki kuasa karena Yeon Seok menahannya.

"Yoongi-ya, ibu mohon jangan pergi! Hiks... anakku, hiks... hikss."

[13 Juli 2020]

Teganya si bapak ngusir anaknya kek begitu, kasian  Yoongi, huhu:(

Oh ya guyss, bentar lagi menuju ending, nih. Kalian maunya gimana sad ending or happy ending? Komen di sini, hehe

Love Myself [MYG] ✔Where stories live. Discover now