Hurt 16

2.8K 315 19
                                    

Yoongi berbaring disalah satu ranjang kecil yang dilengkapi dengan kasur berbalut seprai putih bersih. Kedua matanya terus menatap presensi Taehyung yang terlelap di ranjang lain.

Teringat jelas kepanikan yang terjadi sore tadi ketika Taehyung mengalami anfal. Cukup serius hingga membuat Kang Soo memutuskan untuk membawa Taehyung ke dalam ruang kesehatan pribadi dan berakhir dengan Taehyung yang harus menggunakan masker oksigen untuk membantunya bernapas.

Sedih sudah pasti menggerogoti diri pemuda berkulit pucat yang masih enggan mengalihkan atensinya dari wajah yang tampak damai di hadapannya. Kembali terbayang raut kesakitan ketika pasokan udara di dalam paru-paru semakin menipis dan merenggut kesadaran adiknya. Entah bagaimana Taehyung bisa bertahan sejauh ini dengan penyakit yang dideritanya. Yoongi akui jika adiknya memang hebat dan kuat.

Di tengah keheningan yang menyelimuti, sebuah suara yang teramat Yoongi kenali memaksa masuk ke liang rungu, menggetarkan membran timpaninya. Mengusik ketenangan hakiki namun mampu membuat Yooongi bernapas lega. Setidaknya dia bisa bertanya tentang keadaan adiknya setelah sang paman memeriksa untuk kedua kalinya.

"Kau belum tidur juga, Yoon?" tanya Kang Soo melirik sekilas ke arah Yoongi yang tengah melamun.

Pria itu datang lagi untuk mengecek cairan yang menggantung pada tiang kecil di samping ranjang Taehyung. Kemudian mengatur saturasi oksigen agar keponakannya tetap bernapas dengan nyaman.

"Paman, bagaimana kondisinya?" tanya Yoongi yang rupanya sudah mengganti posisinya menjadi duduk dengan kedua kaki yang dibiarkan menjuntai ke bawah. Namun, tidak sampai menapak lantai.

"Sudah jauh lebih baik daripada sore tadi. Besok juga Taehyung sudah bisa sekolah." kata Kang Soo. Dia tidak berbohong karena kondisi Taehyung memang sudah tidak separah dari yang sebelumnya.

"Jika itu benar, aku yakin hanya ada rengekan manja yang keluar dari mulutnya karena tidak diijinkan pergi ke sekolah." kata Yoongi disertai kekehan kecil.

Yoongi memang tertawa, tapi hatinya mengatakan yang sebaliknya. Dia akan tetap merasa cemas sebelum melihat adiknya membuka mata.

Kang Soo yang menangkap hal bertentangan dengan ekspresi yang Yoongi perlihatkan pun menghela napasnya. "Tidak perlu berlebihan mencemaskan adikmu, Yoon. Dia baik-baik saja. Kau percaya padaku kan?"

Tidak ada jawaban yang dapat Kang Soo dengar setelahnya. Hanya sebuah tatapan sayu yang mengisyaratkan betapa keras Yoongi menahan kantuknya. Barang kali Yoongi terlalu takut sesuatu kembali terjadi kepada Taehyung ditengah kemelutnya menjelajah dunia mimpi.

"Sekarang tidurlah! Tubuh lelahmu itu juga butuh diistirahatkan." ucap Kang Soo menasihati.

Yoongi menggeleng pelan. "Aku belum mengantuk." dustanya.

Kang Soo rasanya sudah tidak sanggup lagi jika harus membujuk Yoongi untuk segera tidur. Pemuda itu terlalu keras kepala dan susah diatur.

"Ya sudah, terserahmu saja. Aku tidak bisa berlama-lama di sini hanya untuk membujukmu tidur. Aku harus kembali ke rumah sakit."

Pria itu kemudian melangkah keluar dari ruang kesehatan pribadi keluarga Min. Sedikit merutuk saat di perjalanan menuju ke rumah sakit.

"Haish, seharusnya aku suntikkan saja obat tidur pada anak nakal itu."

Selepas perginya sang paman beberapa menit yang lalu membuat Yoongi kembali membaringkan tubuhnya seperti semula. Tidak ada suara lain selain bunyi gesekan samar setiap kali Yoongi berusaha memberi kenyamanan pada tubuhnya. Dengan posisi tubuh yang miring ke kanan tidaklah buruk, pikirnya. Sekalian dia bisa mengamati sekaligus menjaga adiknya dari jarak yang terbentang di antara mereka.

Love Myself [MYG] ✔Where stories live. Discover now