Hurt 06

3.3K 350 19
                                    

Hari ini, Yoongi terlihat murung bahkan Taehyung sampai menghela napas berkali-kali guna mengusir jenuh. Rasanya seperti menemani mayat hidup.

Dua jam mereka duduk di bawah pohon tempat biasa mereka menunggu jemputan datang. Tapi kali ini berbeda, tidak ada yang istimewa dari jam kosong ketika guru-guru dan staff sekolah mengadakan rapat dadakan.

Tidak ada siswa lain kecuali kembar bersaudara itu. Semua orang begitu terpacu oleh nafsu. Bersenang-senang dengan sekadar mengisi perut. Tentu mereka tidak menyia-nyiakan waktu.

Tapi lihat, Min bersaudara itu bahkan enggan membuka mulut. Mungkin takut mulutnya kemasukan debu yang berterbangan oleh angin yang menyapu.

Bosan, pemuda bermata elang dengan garis rahang yang tegas itu sudah mencoba bertahan, namun gagal hingga akhirnya bersuara.

"Aku mengikutimu sedari pagi, tapi kau tetap seperti ini. Apa karena ayah yang memarahimu semalam?" tanya Taehyung dengan pandangannya yang tidak luput dari lapangan yang dipenuhi rumput hijau bak permadani.

"Bisa tidak kau diam? Aku butuh ketenangan." ujar Yoongi dingin.

Kalau sudah begini biasanya Taehyung tidak menanggapi lagi, tapi tidak untuk kali ini. Sudah cukup waktu yang dia berikan pada kakaknya sekarang giliran dia yang akan mengoceh seharian. Tidak peduli sekesal apa kakaknya nanti.

"Kau tidak akan pernah mendapatkannya sekarang!"

Yoongi masih enggan untuk menanggapi membuat Taehyung sesak hati. Sebetulnya, Taehyung kurang suka jika kakaknya kembali bersikap dingin padanya. Tapi sepertinya kakaknya itu memang orang yang tidak pernah peka terhadap perasaan.

"Yoon, perlu kau ingat! Sejak pagi kau terus terdiam. Kau tidak tahu seberapa bosannya aku menemanimu sepanjang hari tanpa percakapan sedikitpun."

"Itu salahmu!" jawab Yoongi singkat.

"Ha?" sungguh Taehyung tidak mengerti mengapa kini Yoongi justru menyalahkannya atas sesuatu yang belum Taehyung pahami.

"Salahmu karena terus mengikutiku. Kalau kau merasa bosan kau bisa meninggalkanku dan dengan begitu kau bisa berbicara sepuasmu dengan teman-temanmu."

"Yoon," Taehyung memanggil Yoongi pelan, hendak mengatakan jika kakaknya salah paham. Padahal dia hanya ingin membuat kakaknya sadar atas lama waktu yang digunakan untuk terdiam.

"Tidak selamanya kau bergantung terus padaku, Tae." ujar Yoongi tiba-tiba, membuat sesak itu kembali datang. Mungkin sekarang Taehyung yang akan salah paham.

"Kau sudah besar, kau bisa mandiri, kau mudah bergaul dan kau punya banyak teman juga orang tua yang menyayangimu. Kau harus tahu, Tae! Tidak selamanya aku bisa menjagamu, menemanimu, atau bahkan menjadi temanmu." imbuhnya.

Taehyung tersenyum simpul, pandangannya tiba-tiba memburam karena cairan bening yang mengumpul di kelopak matanya. Perlahan dia mengangguk samar dan berkata, "Kau benar dan ucapanmu barusan membuatku sadar kalau kau selama ini berusaha menipuku."

"Apa yang kau bicarakan?" tanya Yoongi.

"Jangan pura-pura bodoh, Min Yoongi! Selama ini sebenarnya kau merasa direpotkan olehku bukan? Kau iri dan kau benci padaku karena aku telah merebut hakmu sebagai seorang anak yang masih memiliki orang tua."

"Tae, aku tidak pernah berpikir seperti itu. Sama sekali tidak." bantah Yoongi, jujur dia terkejut saat adiknya malah menyalah artikan ucapannya.

"Bagaimana aku bisa mempercayai ucapanmu itu, Yoon? Kau pikir aku tidak tahu, aku dengar semuanya, apa yang kau katakan saat kau menidurkanku di kamar. Aku tahu kau sakit hati, kau iri, tapi itu semua bukan keinginanku Yoon. Aku selalu berusaha membuat mereka mengerti bahwa mereka juga punya kau, Yoongi. Aku tidak pernah ingin merebut kasih sayang mereka darimu, Yoon. Hiks.. A-aku tidak ingin-" ujar Taehyung mengeluarkan semua isi hatinya dan berakhir dengan menangis.

Love Myself [MYG] ✔Where stories live. Discover now