Hurt 10

3.1K 364 19
                                    

Hyerin terlihat sibuk membuat sarapan di dapur. Entah atas dasar apa pagi ini dia tidak membiarkan satu pelayan pun menyentuh dapurnya. Sesekali bersenandung kecil sambil mengaduk bubur yang masih setengah matang. Ya, bubur untuk kedua putranya, tentu saja.

Meski sebenarnya ada pekerjaan menumpuk yang menunggu di kantornya. Hyerin tidak mengindahkannya. Dia memilih tinggal walaupun harus berdebat terlebih dahulu dengan suaminya.

Setelah buburnya matang, Hyerin memasukkannya ke dalam dua mangkuk dan meletakkan salah satunya ke atas meja makan.

"Bubur lagi, ibu?"

Hyerin mendongak menatap si bungsu yang baru saja keluar dari sangkarnya dan tersenyum lebar. "Tentu saja, bubur akan lebih mudah dicerna ketika sakit."

"Tapi aku sudah sembuh, ibu!" ujar Taehyung yang kini memasang muka cemberut.

Lagi-lagi Hyerin menampilkan senyum manisnya. "Sudah cepat makan buburnya, setelah itu pergi temui kakakmu!" titah Hyerin.

Taehyung mengernyitkan dahi, antara heran pada sikap ibunya yang menurutnya entah kenapa lebih lembut hari ini sekaligus bingung karena tumben ibunya memintanya untuk menemui Yoongi, padahal sejak dulu paling anti membiarkannya terlalu dekat dengan kembarannya itu.

"Apa sesuatu telah terjadi?"

"Ya, semalam dia demam." jelas Hyerin.

Taehyung tidak perlu waktu untuk segera beranjak dari tempat duduknya dan melesat pergi ke kamar Yoongi, mengabaikan teriakan ibunya yang memintanya sarapan terlebih dulu.

"Tae, kau harus menghabiskan buburnya dulu!"

"Nanti saja, ibu!"

Hyerin hanya menghela napas dan geleng-geleng kepala. Tapi sedetik kemudian dia terdiam cukup lama dengan pikiran yang berkecamuk di dalam kepalanya.

Apakah dia benar-benar telah melewatkan sesuatu selama ini?

Hyerin melihat kekhawatiran dalam diri Taehyung ketika mendengar kakaknya sakit, begitupun sebaliknya Yoongi yang selalu berusaha untuk melindungi adiknya.

Dan dia baru menyadari hal itu sekarang? Setelah dia selalu menyalahkan satu sisi tanpa berniat mendengarkan penjelasannya. Sungguh ibu macam apa Hyerin ini?

Sementara itu, pusing yang teramat sangat adalah hal yang pertama kali Yoongi rasakan begitu dia membuka mata. Juga rasa kebas membuatnya sulit untuk menggerakkan tangan kanannya. Rupanya jarum yang semalam masih tertancap di sana lengkap dengan selang dan cairan infus yang bertengger pada sebuah tiang kecil di sampingnya. Sepertinya infusnya baru diganti, entah kapan Yoongi tidak tahu.

Lalu kemudian, Yoongi meraba kepalanya yang sedikit tertutup kain hangat dan menyingkirkannya karena merasa risi.

Yoongi pun melenguh samar, kepalanya sangat pusing sekali sampai bergerak pun rasanya seperti dihantam dengan batu besar dan Saat dia hendak memutuskan tidur lagi tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, seseorang masuk menanyakan keadaannya.

Pemuda yang terbaring lemah itu berniat melirik untuk mengetahui siapa yang datang akan tetapi dia urungkan. Jangankan melirik, membuka kelopak matanya saja rasanya tidak sanggup lagi.

"Yoon! Bagaimana kabarmu? Kudengar semalam kau demam. Maaf baru mengetahuinya sekarang."

Dari suara husky-nya saja Yoongi dapat mengetahui siapa yang datang. Itu singa kecilnya, sebutan lain dari seorang Min Taehyung. "Eoh, Tae, aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku!"

"Baik apanya, tadi kuperhatikan kau meringis-ringis. Apa kepalamu sangat pusing?"

Taehyung yang tadinya hanya bersandar pada bingkai pintu lantas mendekat karena cemas.

Love Myself [MYG] ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu