Hurt 14

2.9K 335 28
                                    

Selesai menjalani latihan, tanpa istirahat Yoongi langsung berlari menuju ke gedung utama sekolah, meninggalkan pelatih beserta teman klub basketnya yang memandangnya heran. Waktu yang tersisa untuknya tidak banyak membuatnya semakin cepat memacu larinya. Yoongi harap dia masih bisa melihat penampilan adiknya di atas panggung sekalipun hanya nada terakhir yang dapat dia dengar.

Namun kesialan tampaknya sangat senang menguji kesabarannya di tengah memburu waktu. Tiba-tiba saja seorang siswa muncul di persimpangan koridor membuat Yoongi yang tidak sempat menghentikan pacuan langkahnya berakhir membuat keduanya terjerembab secara tidak elit dan memekik kesakitan.

"Hei, kalau jalan hati-hati! Astaga pantatku." pekik Vernon.

Yoongi berdecak kesal seakan takdir tengah mempermainkan hidupnya. Dari ribuan siswa yang ada di sekolah, mengapa harus Vernon yang muncul di hadapannya sekarang.

Mengingat hubungan mereka yang tidak pernah akur bila disatukan? Kata maaf pun akan terkesan percuma sekalipun Yoongi nekat mengucapkan. Lagipula dia sendiri juga enggan melakukannya.

"Aku sedang buru-buru. Kita urus masalah ini nanti saja, oke!"  ujar Yoongi yang kemudian berlalu.

Vernon yang tidak terima pun lantas menarik lengan Yoongi agak kasar hingga membuat pemuda itu berbalik badan. "Siapa yang memintamu pergi? Bahkan tanpa mengatakan maaf setelah menabrakku?"

Rahang Yoongi mengeras menahan emosi yang hendak meluap. Dia menyentak lengannya hingga terlepas dari cengkraman Vernon. Lantas menatap Vernon dengan tatapannya yang paling tajam.

"Sudah kukatakan kita urus masalah ini nanti. Lagipula aku tahu kau tidak akan sudi menerima kata maaf dariku." ucap Yoongi yang kemudian berlalu meninggalkan Vernon yang menghela napasnya jengah.

Melodi yang tadinya menggema di gedung utama itu perlahan menghilang termakan riuknya tepuk tangan penonton yang menyaksikan.

Yoongi yang baru saja sampai di depan pintu ruangan yang dihias sedemikian rupa membungkuk, menumpukan kedua tangan di tempurung lututnya sambil mengatur napasnya yang terputus-putus setelah berlarian dengan tenaganya yang tersisa. Beberapa saat kemudian kembali menegakkan badannya dan mengedarkan pandangannya untuk meneliti beberapa tempat kosong yang ada di ruangan tersebut.

Di tempat yang paling ujung, Yoongi menatap Taehyung yang berdiri dengan memegang sebuah biola putih kebanggaannya. Tersenyum lega dan membungkukkan badan ke arah penonton sebelum meninggalkan panggung dan menuju ke tempat di mana Yeon Seok dan Hyerin berada.

Yoongi tersenyum masam melihat bagaimana kedua orang tuanya tersenyum penuh akan syarat bangganya terhadap sang anak kesayangan. Terlebih interaksi manis ayahnya yang tidak pernah lupa mengusap lembut kepala Taehyung yang semakin ke sini semakin menyayat hatinya.

Sampai tiba waktunya pemenang lomba diumumkan, Yoongi terlepas dari lamunan singkatnya. Jantungnya berdegup dua kali lipat saat menanti siapakah sang pemenang pertama pada perlombaan tahunan kali ini. Bahkan saat sang pembawa acara itu menggantungkan ucapannya Yoongi tidak pernah berhenti merapalkan nama adiknya di dalam hati.

"Min Taehyung!"

Yoongi tidak bisa menahan betapa bahagianya dia ketika sang adik kembali menjadi juara pertama di ajang perlombaan biola. Dia tidak peduli lagi dengan cubitan kecil di hatinya. Melihat Taehyung bahagia maka Yoongi juga akan ikut bahagia walau pada kenyataannya kebahagiaan itu hanya sementara dan tidak akan pernah mampu menghapus rasa sakitnya selama ini. Tidak masalah, Yoongi masih baik-baik saja.

Hingga di tengah suasana yang cukup menguras emosi jiwa dan raga Yoongi mendapatkan sebuah pesan dari Vernon yang sudah menunggunya di rooftop sekolah untuk menagih urusan yang belum mereka selesaikan.

Love Myself [MYG] ✔Where stories live. Discover now