Akrab

8 3 5
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Setelah tiga puluh menit membersihkan diri, Chelsea kini telah berdandan rapi mengenakan pakaian dari adik Bryan. Setelah selesai berdandan, Chelsea keluar kamar menemui Bryan di ruang tamu sedang bersantai sambil menyeduh kopi dan merokok, sedangkan di sebelah secangkir kopi ada segelas susu hangat berwarna putih.

“Chelsea? Udah selesai?”

“Eh, Mas Bryan. Iya, udah selesai, kok,” ucap Chelsea sambil membalikkan badannya dan melihat Bryan.

“Cantik sekali kamu, Chelsea! Pakaiannya ternyata pas, ya. Ternyata ada gunanya adikku salah membeli ukuran pakaian.”

Chelsea hanya tertawa mendengar ucapan Bryan.

“Oh ya, ini, aku udah buatin kamu susu hangat. Diminum, ya.”

“Yah ... Mas, jadi ngerepotin.”

“Enggak kok, nggak ngrepotin. Udah, ini diminum pelan-pelan.”

Chelsea pun duduk di sofa, kemudian meminum susu yang sudah Bryan buat.

Setelah selesai, Chelsea meletakkan gelas di meja samping sofa.

Melihat Chelsea yang lemas, Bryan pun mengajak Chelsea untuk makan di luar. Akan tetapi, Chelsea masih belum nafsu selepas kejadian sore tadi. Ia pun memilih untuk beristirahat dulu sejenak. Tiba-tiba, Bryan mulai membuka suara lagi.

“Oh ya, Chelsea. Sebenarnya ada satu hal lagi yang aku mau bilang ke kamu, tapi aku takut kalau kamu malah nggak percaya dan ngira aku pembohong.” Bryan kembali mengisap rokoknya.

“Tentang apa, Mas?” tanya Chelsea santai sambil melihat tv.

“Tentang Galang dan Miranda.”

Mendengarkan nama itu, membuat hati Chelsea kembali teriris rasanya.

“Kenapa lagi dengan mereka?” tanya Chelsea sambil memerhatikan wajah Bryan dengan serius.

“Kamu yakin kalau aku cerita? Aku nggak mau kalau kamu ngira aku pengen ngejauhin kamu sama Galang sebagai sahabat,” ucap Bryan sambil meneguk kopinya.

“Udah, nggak apa-apa cerita aja." Chelsea terlihat memaksa.

“Jadi ... kemarin aku nggak sengaja dengar Galang sama Miranda ngobrol di toilet, aku pas kebetulan lewat. Intinya, Miranda itu nyuruh Galang buat ngehabisin nyawa kamu. Galang harus mau melakukan itu dan yang membuat aku terkejut, Galang mengangguk dengan mantap!" Galang terlihat serius dengan topiknya.

“Apa? Nggak mungkin! Galang nggak mungkin ngelakuin itu! Aku ngerti dia seorang psikopat, tapi dia sendiri yang bilang ke aku kalau dia nggak bakal ngelukain orang terdekatnya, termasuk aku. Karena aku nggak pernah berbuat macam-macam ke dia,” bantah Chelsea. Ia tidak percaya dengan apa yang Bryan katakan.

“Iya Chelsea, aku tahu. Tapi kalau namanya orang udah dibutakan oleh cinta, secara nggak sadar dia bisa menghianati ucapannya yang lalu-lalu, loh!” Bryan kembali menjelaskan pada Chelsea.

“Nggak, aku nggak percaya, Mas! Pokoknya, Galang nggak mungkin tega kayak gitu, aku yakin. Mungkin kamu cuma salah dengar. Pokoknya aku nggak akan percaya sebelum aku lihat sendiri,” tutur Chelsea dengan nada agak tinggi.

“Ya udahlah Chelsea, aku ngerti, kok, kalau kamu nggak bakal percaya. Tapi karena kamu tadi mendesak supaya aku cerita, ya udah nggak pa-pa. Ya udahlah, lupakan masalah ini.” Bryan pun kembali mengontrol emosinya dan mengisap rokok yang sudah mau habis. Sementara Chelsea hanya diam.

Setelah itu, Bryan bertanya pada Chelsea mau diantarkan pulang kapan, tetapi Chelsea menjelaskan bahwa hidupnya sama seperti Bryan yang tinggal di rumah sendirian.

Lalu Bryan menyarankan untuk menginap di rumah Bryan saja. Ia tidak akan berbuat yang aneh-aneh pada Chelsea. Dia hanya ingin melindungi Chelsea supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena hanya sendiri di rumah. Terlebih Chelsea perempuan.

Mood Chelsea juga masih buruk setelah kejadian sore tadi. Bryan takut Chelsea akan berbuat nekat di rumahnya. Bryan menyuruh Chelsea tidur di kamar milik adiknya, sedangkan Bryan tidur di kamarnya sendiri.

Setelah Chelsea tenang, Bryan pun mengajak Chelsea untuk membeli makanan di luar sambil menaiki motor milik Bryan.

***

Tak terasa dua jam telah berlalu.

Setelah selesai makan, Bryan mengajak Chelsea untuk berkeliling Kota Kepanjen terlebih dahulu dan juga mampir sebentar ke taman kota. Pukul sembilan malam, Bryan mengajak Chelsea untuk pulang karena sudah malam.

Sesampainya di rumah, Chelsea dan Bryan bersantai di ruang tengah menonton TV bersama-sama sambil makan cemilan dan juga bercanda ringan.

Chelsea pun membuatkan secangkir kopi untuk Bryan dan juga satu gelas susu hangat untuk dirinya sendiri.

“Chelsea?” panggil Bryan saat Chelsea baru saja duduk di sebelahnya.

“Iya, kenapa?” tanya Chelsea sambil memerhatikan Bryan.

“Oh ya, nanti kamu tidurnya jangan malam-malam, ya.”

“Lah, kenapa? Besok 'kan, nggak sekolah.”

“Iya, aku ngerti besok Minggu. Tapi kamu emang lupa, kalau besok ada acara prepare buat kemah hari Senin?” tanya Bryan sambil menaikkan sebelah alisnya.

Astagfirullah! Kemahnya mulai Senin, ya?” Chelsea memegangi kepalanya dengan kedua tangannya dengan raut muka kaget.

“Iya, mulai Minggu besok kita prepare di sekolah. Makanya, besok jangan sampai telat.”

“Iya iya, aku nggak tidur malam. Tapi motor aku masih di bengkel, nggak tahu kapan selesai benerinnya.”

Lalu, Bryan menawarkan Chelsea untuk berangkat bersama ke sekolah guna prepare kemah, serta membeli keperluan pribadi masing-masing, dan Chelsea pun setuju.

Setelah itu mereka berdua pun bergegas untuk tidur. Chelsea tidur di kamar adik Bryan, sedangkan Bryan tidur di kamarnya sendiri.

***

═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Hai-hai, guys!
Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja, yah.

Oh ya, gimana menurut kalian ceritanya? Bagus nggak? Seru nggak? Kalau bagus dan seru, jangan lupa vote, comment, and share yahh...🥰
Penasaran nggak sama kelanjutannya?
Kalau penasaran, wait next part yaaa
Seee you😍😍

Salam,
Eryun Nita

Telah Pergi (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang