Bertemu

43 12 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Perlahan, namun pasti. Dua buah kelopak mata mulai terbuka. Ia pun terlihat berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.

"Di mana aku?" tanyanya.

"Tenanglah, kamu sekarang aman," jawab seorang lelaki.

Karena terkejut mendengar suara seorang lelaki, gadis berkulit putih dengan bulu mata melentik yang tak lain adalah Chelsea pun segera berusaha mencari asal suara tersebut.

Tiba-tiba, matanya terfokuskan pada lelaki yang tengah berdiri di tengah pintu sebuah kamar.

"Kamu siapa? Dan kenapa aku bisa di sini? Apa yang terjadi?" tanya Chelsea dengan gugup dan terbata-bata. Ia merapatkan kedua kakinya dan meneguk ludahnya dengan sangat berat karena takut dengan adanya kehadiran seseorang yang masih sangat asing baginya.

"Chelsea, tenanglah, tenangkan dulu pikiranmu. Aku akan menjelaskan semuanya," ucap lelaki tersebut sambil berjalan perlahan menuju ranjang yang Chelsea tempati.

"Bagaimana kamu bisa tahu namaku? Dan tolong jangan dekat-dekat jangan apa-apain aku," ucap Chelsea sambil sedikit ketakutan.

"Siapa sih yang tidak mengenal seorang Chelsea Anggia Kartika? Seorang gadis yang sangat cantik, periang, dan sangat sabar. Namun, maaf yang aku tahu, kini hatinya tengah terluka," ucap lelaki tersebut sambil duduk di sebelah Chelsea.

"Bagaimana kamu bisa tahu semua tentang aku?"

"Baiklah, aku akan mengenalkan diriku terlebih dahulu. Kenalin, nama aku Bryan. Aku satu sekolahan sama kamu, tapi aku kelas 12 IPA 2, dan kurang sembilan bulan lagi aku lulus," ucap lelaki tersebut dengan tersenyum.

"Bryan? Tapi, nama kamu masih asing di telingaku."

"Ya itu karena aku nggak familier seperti kamu. Aku apa hanya orang biasa yang tidak punya kelebihan apa pun. Ya inilah aku."

Chelsea hanya diam.

"Nggak usah takut, aku nggak ngapa-ngapain kamu, kok. Kenapa aku bisa tahu? Karena tadi aku nggak sengaja liat kamu dari jauh. Terus langkah kamu berhenti gara-gara lihat sepasang kekasih di kafe itu, 'kan? Setelah itu, kamu menangis dan jatuh pingsan. Ya otomatis 'kan, aku bisa nyimpulin dari situ kalau hati kamu terluka gara-gara ngelihat kebersamaan mereka."

"Iya, benar."

"Udah lupain aja mereka, biarkan mereka bahagia. Lagi pun, gadis cantik seperti kamu nggak pantas kalau menangis hanya karena mereka. Kamu jangan nangisin laki-laki kayak dia, ya."

"Ya tapi, aku udah terlanjur sayang sama dia, Mas. Gimana mungkin bisa move on secepat itu?"

"Iya, aku paham apa yang kamu rasain. Tapi perlahan kamu pasti bisa kok, asalkan ada niat yang kuat dari dalam diri kamu."

"Ya. Aku akan coba dan aku pun nggak mau merusak hubungan mereka. Karena bagaimana pun, dalam cinta 'kan tidak mengajarkan keegoisan yang mengharuskan untuk saling memiliki. Tapi cinta yang dewasa adalah membiarkan seseorang yang dicintainya itu pergi mencari kebahagiaannya sendiri. Asalkan orang yang kita cintai bahagia, kita pun ikut bahagia meskipun dia nggak bersama kita. Itulah arti cinta yang sebenarnya. Dan aku pun lebih memilih untuk memendam, karena aku nggak mau juga persahabatanku sama Galang hancur hanya karena cinta dan sayang. Aku sadar diri aja, aku sama dia cuma sahabat. Nggak seharusnya aku berharap lebih dari dia. Bahkan aku juga nggak bisa 'kan, memaksakan rasa cinta ini? Karena dia pun juga berhak menentukan pilihannya sendiri. Kami udah dewasa, kami diberikan otak masing-masing untuk berpikir. Kami sudah diberi kewajiban sepenuhnya untuk mengatur masing-masing hidup kami. Ya itu hidup dia dan cinta itu tidak bisa dipaksakan. Cinta tahu ke mana ia harus pergi melangkah untuk menentukan pilihan di hidupnya, dan bagaimana menemukan pasangan yang tepat untuknya," ucap Chelsea panjang lebar sambil berusaha tersenyum di depan Bryan.

"Wow, Chelsea! Sedetail itukah kamu menjelaskan semuanya?"

"Ya itu yang aku tahu, Mas."

"Kamu benar-benar udah dewasa banget. Aku tahu, usia kamu masih hampir tujuh belas tahun. Tapi pemikiran kamu udah dewasa dan kamu nggak pantas kalau sama Galang. Kalau aku amati, dia itu masih kekanak-kanakan."

"Dari mana kamu tahu, Mas?"

Chelsea terlihat penasaran bagaimana Bryan bisa tahu tentang Galang. Padahal, Chelsea tak pernah melihat Bryan selalu bersama dengan Galang. Kini, otak Chelsea penuh tanda tanya.

"Lain kali akan aku ceritakan. Masih terlalu cepat kalau sekarang. Intinya, kamu jangan nangis lagi cuma karena dia, ya. Kamu nggak boleh terlihat sedih di depan dia. Kamu harus terlihat bahagia di depan dia, buktikan kalau kamu kuat. Ok?"

Chelsea pun kemudian mengangguk dan tersenyum.

"Oh ya, itu pakaian kamu masih basah gara-gara kamu kehujanan. Kamu mandi dulu aja, ya. Ini rumahku, aku tinggal sendiri di sini dan nggak ada temennya, karena papa mama aku aku di luar kota bersama adikku perempuan. Dia masih SMP. Aku di sini sendiri untuk meneruskan sekolah SMA. Ya kadang kalau ada waktu luang, juga nyari pekerjaan sampingan. Bukannya aku meremehkan keuangan orang tuaku, tapi adakalanya kita juga harus berusaha untuk belajar hidup mandiri, karena nggak selamanya kita akan hidup bergantung pada orang tua. Terlebih lagi seorang lelaki, karena yang akan menjadi kepala rumah tangga," ucap Bryan sambil menyodorkan sebuah handuk berwarna biru pada Chelsea. Ia masih duduk di sebelah Chelsea, sedangkan Chelsea duduk dengan masih bersandar pada bantal dan tembok.

"Mas Bryan ... kamu orangnya dewasa banget. Pasti pacar kamu beruntung punya kamu," puji Chelsea dengan tatapan kagum.

"Aku nggak punya pacar," jawab Bryan singkat.

"Lah, kenapa nggak punya? Mas Bryan 'kan ganteng, pasti pinter nyari, dong. Apalagi udah dewasa banget," goda Chelsea sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ya sebenarnya kalau aku mau nyari, udah dapat. Cuma ya aku belum menemukan yang pas aja," canda Bryan dengan santai sambil merapikan rambutnya

Sebenarnya yang kucari adalah kamu, tapi akan aku pendam terlebih dahulu, Chelsea.

"Oh ... gitu," ucap Chelsea sambil mengambil handuk dari tangan Bryan. Setelah itu, Chelsea bergegas mandi. Sedangkan Bryan mengambilkan pakaian milik adiknya yang pernah salah memilih ukuran dewasa saat membeli pakaian, untuk dikenakan Chelsea.

***

═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Hai-hai, guys!
Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja, yah.

Oh ya, gimana menurut kalian ceritanya? Bagus nggak? Seru nggak? Kalau bagus dan seru, jangan lupa vote, comment, and share yahh...🥰
Penasaran nggak sama kelanjutannya?
Kalau penasaran, wait next part yaaa
Seee you😍😍

Salam,
Eryun Nita

Telah Pergi (Terbit)Where stories live. Discover now