Prolog

108 20 0
                                    

Hai-haii... Ini novel ke-5 Author yang masih on going. Kalau suka, vote and komen yaa...

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Suatu sore, terlihat seorang gadis bernama Chelsea Anggia Kartika tengah berdiri di tengah derasnya hujan tatkala melihat sepasang kekasih yang tengah bercanda tawa penuh bahagia. Namun anehnya, ia tak dapat melihat dengan jelas siapa sepasang kekasih tersebut. Akan tetapi, yang ia rasakan saat ini adalah hatinya sangat hancur melihat kebersamaan sepasang kekasih itu.

Aduhh ... kenapa hati gue rasanya sakit, napas gue sesak? tanya Chelsea pada dirinya sendiri.

Tanpa disadari, air matanya menetes bersamaan dengan hujan. Saat ini juga ia tengah mendengarkan musik berjudul “Kiss The Rain” melalui earphone yang terpasang di telinganya, dan saat itu tengah menunjukkan lirik yang begitu mendalam.

I never had your love

And I never will

So why am I still here in the rain

Seolah lirik tersebut juga tengah menggambarkan perasaannya saat ini.

Rasanya sakit. Gue gak bisa nahan lagi. Gue benci hujan, gue benci!

Deru napas Chelsea semakin cepat, ia seakan tak bisa bernapas normal lagi. Tiba-tiba, ia merasakan tubuhnya lemah. Tanpa disadari, tubuhnya yang basah kuyup karena terkena hujan pun terjatuh.

Chelsea membuka buka mata dengan terkejut.

“Hah!” Seketika ia terbangun.

“Ternyata hanya mimpi,” gumamnya.

“Tapi, kenapa gue beneran nangis? Kenapa gue sampai mimpi itu dan rasanya seperti nyata?” tanya Chelsea pada dirinya sendiri.

Ia mengubah posisinya dengan duduk bersandar pada bantal.

“Kenapa saat gue melihat mereka ... hati gue sakit, seakan gue cemburu, ya? Padahal, saat ini gue gak punya pacar. Gue gak deket sama siapa pun, gue juga gak lagi suka sama siapa pun. Kenapa bisa ada mimpi itu? Akkhh!” Gadis cantik itu pun tampak mengacak-acak rambutnya yang lurus nan panjang.

“Atau mimpi itu hanya bunga tidur? Tapi, kenapa rasanya pas di mimpi itu napas gue sesak, seakan ada yang gak ngebolehin gue bangun?” Chelsea kembali merapikan rambutnya yang tadi berantakan.

“Hmm ya udahlah, semoga cuma bunga tidur. Gue gak mau mikir terlalu jauh,” ucap Chelsea sambil membuka selimutnya.

Setelah itu, ia bergegas mengambil ponsel yang ia letakkan di samping lampu tidur guna melihat jam.

“Ha?! Udah jam segini! Gue harus buru-buru mandi sama sarapan, daripada nanti telat,” ucap Chelsea dengan panik setelah melihat jam di ponselnya.

Setelah itu, Chelsea segera meletakkan ponselnya di sebelah lampu tidur lagi. Ia bergegas bangun dari tempat tidur untuk mandi dan sarapan.

***

Setelah menempuh waktu lima belas menit perjalanan, akhirnya Chelsea sampai di sekolahnya, yaitu SMAN 1 Kepanjen. Ia menuju tempat parkir untuk memarkir motornya, lalu berjalan menuju kelasnya, yaitu kelas 11 IPS 1. Sesampainya di dalam kelas, di sana sudah ada Riska—sahabat Chelsea yang telah menantinya.

“Hai, Chelsea! Kenapa murung gitu, sih, pagi-pagi? Lo sakit?” tanya Riska saat mereka telah duduk berhadapan.

“Nggak, kok, cuma gue masih agak kepikiran gitu sama mimpi gue.”

Telah Pergi (Terbit)Where stories live. Discover now