Galang Come Back

8 2 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun pun berlalu. Tak terasa dua tahun sudah terlewati. Masa di mana seorang Chelsea harus mati-matian bangkit setelah terjatuh ke dalam jurang terdalam. Beruntunglah Bryan hadir di hidupnya, membuatnya terselamatkan hingga detik ini.

Hingga tak terasa, sekarang Chelsea dan Bryan sudah kuliah. Bryan telah meninggalkan bangku SMA sejak setahun yang lalu.

Sedangkan Chelsea baru meninggalkan bangku SMA beberapa minggu yang lalu. Kini, ia tengah persiapan masuk perguruan tinggi dibantu oleh Bryan, karena mereka satu kampus.

“Mas Bryan,” panggil Chelsea pelan.

“Apa sayang?”

“Kuliah di Universitas Negeri Malang itu enak nggak sih?”

“Kalau menurut aku pribadi sih, enak-enak aja, karena emang itu udah jadi incaranku sejak awal. Bukannya kamu juga mau ke sana, ya?” tanya Bryan sambil membantu Chelsea di rumah untuk persiapan masuk kuliah.

“Iya, makanya aku tanya dulu sama Mas Bryan. Ya biar tahu gitu, di sana gambarannya kayak gimana. Takutnya kalau enggak enak di sana ‘kan, aku jadinya nggak nyaman kuliah,” jelas Chelsea.

“Udah, kamu tenang aja. Enak kok, di sana. Lagi pun, ada aku yang bisa jagain kamu kalau kamu digodain cowok-cowok lain,” goda Bryan sambil menaikkan sebelah alisnya.

“Ya tapi ‘kan, kita beda jurusan. Masa iya kalau misal aku digodain cowok, terus kamu langsung lari ke gedung satunya buat nyamperin aku gitu?” cerca Chelsea.

“Salah kamu sendiri. Ngapain nyari jurusan yang beda sama aku?” sahut Bryan.

“Ya habisnya, siapa suruh ngambil Jurusan Seni? Aku ‘kan, nggak suka seni. Mana mungkin masuk seni, nggak bisa apa-apa.” Chelsea pun tak mau kalah.

“Iya-iya sayang, iya. Kamu bukan anak seni. Kamu anak sastra, kok.” Bryan pun mengalah.

“Huh!” Chelsea mendengus kesal sambil menyebutkan bibirnya

“Jangan gitu, sayang. Mau aku tarik bibirnya?” goda Bryan.

“Habisnya, kamu sih, nakal banget!” tukas Chelsea.

“Huh! ‘Kan, kena lagi.” Raut wajah Bryan terlihat pasrah.

“Ya udah, kalau gitu aku bakal mantapin niat lagi. Lagi pun, papa juga pasti setuju kok. ‘Kan sekalian ada kamu, jadi bisa jagain aku,” ucap Chelsea sambil tersenyum.

“Nah, itu tahu,” ucap Bryan sambil membelai rambut Chelsea.

Setelah itu mereka pun bergegas dan membantu Chelsea untuk melengkapi persyaratan untuk masuk ke Universitas Negeri Malang.

***

Di sisi lain, ada terlihat seorang lelaki yang tengah duduk di motornya dan berhenti di sebuah taman sambil menatap sendu ke depan.

“Dua tahun terlewati sudah. Chelsea, kamu apa kabar ya, di sana?” Seketika ia pun terbangun dari lamunannya.

“Kenapa gua sampai lupa? Dia 'kan, udah .... Chelsea, aku harap kamu tenang di sana, ya. Maafin aku hari itu. Tapi entah kenapa, rasanya gua tetap ingin kembali ke kota itu. Gua pingin lihat gimana keadaan di sana. Apakah masih sama seperti dulu atau enggak?”

Setelah itu, lelaki tersebut bergegas menaiki motornya dan menuju ke tempat penginapan guna membereskan pakaiannya, lalu bergegas pergi.

“Kepanjen, aku datang.”

***

Tak terasa ini hari kelas sore, Chelsea telah lelah dengan segala persiapan yang untuk masuk kampus. Ia mengajak Bryan untuk pergi keluar menyegarkan pikirannya sejenak.

“Mas Bryan,” panggil Chelsea lirih.

“Apa sayang?”

“Aku capek, persiapannya banyak banget. Kita refreshing, yuk. Keluar gitu, gimana?” ajak Chelsea.

“Ke Kanjuruhan aja gimana? Kebetulan ‘kan hari ini malam Minggu. Pasti udah mulai rame di sana kalau sore gini,” usul Bryan.

“Iya, sih. Tapi nggak sekalian habis magrib atau habis isya aja, Mas? 'Kan nanggung ini udah jam lima,” ucap Chelsea.

“Ya udah deh, kalau gitu.”

Mereka pun menunggu sampai waktu maghrib tiba setelah mereka menunaikan ibadah kemudian mereka langsung berangkat ke kanjuruan

***

“Lama banget ya, gua ninggalin rumah ini. Sekarang seperti tak berpenghuni. Gua harap gak ada hantu di sini. Ternyata keputusan gua dulu untuk menjual rumah ini adalah cara terbaik, karena mau gimana lagi. Bahkan gua lebih milih untuk ngekos daripada harus beli rumah baru lagi. Gua tinggal di sini pun juga udah gak ada gunanya. Gua cari kos-kosan baru di daerah sini aja sekarang,” ucap seseorang menatap rumahnya yang sudah dua tahun ia tinggalkan dan ia jual pada seseorang.

“Beberapa hari di sini, gua udah puaslah.” Ia pun melihat kalender di ponselnya.

“Malam Minggu, ya. KJ pasti rame. Ke sana aja, kangen balapan gua.”

Ia pun langsung menuju Kanjuruhan untuk menyegarkan pikiran.

***

═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Hai-hai, guys!
Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja, yah.

Oh ya, gimana menurut kalian ceritanya? Bagus nggak? Seru nggak? Kalau bagus dan seru, jangan lupa vote, comment, and share yahh...🥰
Penasaran nggak sama kelanjutannya?
Kalau penasaran, wait next part yaaa
Seee you😍😍

Salam,
Eryun Nita

Telah Pergi (Terbit)Where stories live. Discover now