Rencana Kepindahan Galang

36 15 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Malamnya, Galang memutuskan untuk pergi ke rumah Chelsea dengan lokasi yang telah Chelsea kirimkan lewat pesan WhatsApp.

Tok tok tok!

Terdengar bunyi ketukan pintu. Chelsea segera bergegas untuk membukakan pintu.

“Eh, Galang. Kamu beneran dateng, ya,” sambut Chelsea sambil tersenyum melihat kedatangan Galang.

“Iya, dong, mana mungkin aku berbohong sama kamu,” ucap Galang sambil tersenyum manis.

“Ya udah, masuk, yuk,” ajak Chelsea.

Kemudian, mereka berdua menuju ke ruang tengah untuk mengobrol sambil melihat televisi.

“Oh ya, Galang. Malam ini kamu pulangnya jangan malam-malam, ya. Takutnya besok kalau kamu ke sekolah jadinya telat,” ucap Chelsea sambil memakan cemilan.

“Kamu tenang aja, nggak akan telat, kok,” sahut Galang santai sambil fokus pada televisi.

“Kenapa gitu?” tanya Chelsea heran.

“Aku aja nggak sekolah, gimana mau telat, haha,” ucap Galang sambil bercanda.

“Loh, kamu nggak sekolah? Bukannya kamu tadi siang bilang kalau awal SMA kamu mengalami peristiwa mengerikan itu? Itu berarti, awal SMA kamu sekolah, 'kan? Terus, gimana bisa nggak sekolah?” tanya Chelsea yang heran akan maksud Galang.

“Ya setelah kejadian itu, aku udah depresi karena nggak punya teman. Jadi aku bolos sekolah dan mungkin sekarang aku udah dikeluarkan, soalnya udah satu tahun juga aku bolos,” jelas Galang santai.

“Ohh gitu, ya. Apa kamu nggak ada niatan untuk kembali sekolah?” tanya Chelsea penasaran.

Galang menggeleng.

“Kenapa gitu? Sekolah itu menyenangkan. Kamu bisa dapat banyak teman dan kamu akan sedikit terhibur, tidak selalu sendiri,” jelas Chelsea sedikit memengaruhi Galang.

“Itu menurut kamu, tapi enggak bagiku. Nggak ada yang mau temenan sama aku,” ucap Galang dengan senyum tipis.

“Kalau kamu nggak keberatan, apa kamu mau sekolah di sekolah aku?” tawar Chelsea sambil memperhatikan wajah Galang serius.

“Maksud kamu, kita sekolah bareng di sekolahan kamu?” tanya Galang memastikan.

“Iya, kalau kamu nggak keberatan,” jawab Chelsea sambil tersenyum.

“Tapi, aku takut kalau nggak ada yang mau menerimaku di sana.” Galang terlihat kembali pesimis.

“Galang, kamu tenang aja. 'Kan rumah kamu juga sedikit jauh dari sekolah aku. Jadi, ya nggak akan ada yang tahu kok tentang kamu. Kamu tenang aja, ya,” bujuk Chelsea.

Galang tampak berpikir sejenak sebelum mengambil keputusan. Pada akhirnya, ia pun setuju untuk kembali bersekolah.

“Ohh gitu, ya. Ya udah, deh. Tapi, gimana caranya masuk sekolah?” tanya Galang. Ia tampak kembali bingung sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Besok aku akan daftarin kamu ke sekolah dan cerita tentang kamu sedikit kalau kamu udah ... emm maaf, udah nggak punya siapa-siapa. Pokoknya nanti hari rabu kamu tinggal masuk aja. Masalah keperluan seragam dan lain-lain biar aku yang urus,” jelas Chelsea dengan mantap.

“Makasih banget, ya, Chel. Aku nggak nyusahin kamu, 'kan?”

“Nggak kok, Galang. Dalam persahabatan itu nggak ada yang namanya nyusahin,” tukas Chelsea sambil tersenyum ramah.

Telah Pergi (Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora