Kesedihan

30 12 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Sorenya, Chelsea murung sendirian di kamarnya sambil melihat hujan dari balik jendela kamarnya sambil memutar instrumen lagu Kiss The Rain.

Sesedih inikah hidup gue? batin Chelsea. Tanpa ia sadari, perlahan air matanya mulai menetes.

“Gue gak nyangka, ternyata orang yang selama ini selalu gue tolong, yang selalu dekat dengan gue, ke mana-mana sama gue, yang perlahan mulai gue sukai, mulai gue sayangi, malah menaruh hati ke cewek lain. Cinta gue bertepuk sebelah tangan,” ucap Chelsea dengan wajah murung.

Perlahan Chelsea pun sambil meresapi setiap instrumen lagu Kiss The Rain yang ada sambil menatap sendu ke arah hujan.

“Aduh, kok lagunya gini amat, sih? Cuma instrumen, tapi kok menusuk ke hati banget. Seolah-olah lagu itu sedang menggambarkan kondisi gue saat ini. Sakit, satu kata berjuta arti, yang sekarang sedang gue pikirin,” gumam Chelsea sambil berusaha menahan air matanya agar tak kembali menetes.

“Hujan kali ini jadi saksi bisu perasaan yang gue rasain. Hati gue terluka, tapi gue harus tetap terlihat baik-baik aja di depan Galang. Gue gak mau memaksakan cinta gue ke dia, karena dia udah punya pilihan sendiri. Biarkan dia bahagia dengan pilihannya meskipun gak sama gue,” ucap Chelsea berusaha tersenyum.

Semakin lama, lagu Kiss The Rain semakin menusuk, hingga membuat Chelsea menetaskan air mata, mengalir begitu deras membasahi pipinya. Semua tak mampu ia tahan. Ia sangat terluka karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

Sore itu, bersamaan dengan hujan deras, Chelsea meratapi nasibnya. Ditambah dengan alunan lagu Kiss The Rain yang membuat semuanya menjadi sangat menyedihkan.

“Mulai detik ini, gue akan suka sama lagu ini. Karena lagu ini sangat mengerti perasaan gue, menggambarkan perasaan gue, dan menyentuh banget. Gue suka lagu ini, ini akan jadi favorit gue,” ucap Chelsea lagi.

“Galang, aku nggak tahu ke depannya kita kayak gimana. Apakah kamu akan melupakan aku karena udah punya Miranda ataukah kamu akan tetap ingat aku? Aku nggak tahu. Tapi yang aku tahu, aku sayang sama kamu. Dan mungkin lama-kelamaan, rasa sayang ini akan berubah menjadi cinta. Tapi biarlah semua kupendam dan tak aku utarakan, karena aku tahu cintaku sudah bertepuk sebelah tangan. Aku harap kamu mengerti tanpa harus aku ungkapkan,” tukas Chelsea sambil melihat derasnya hujan.

***

Tanpa Chelsea sadari, dari pinggir jalan depan rumahnya tengah berdiri seseorang di sebelah motornya memakai pakaian serba hitam. Ia hanya memakai helm dan tidak memakai mantel meskipun di tengah guyuran hujan yang deras. Ia tengah mengawasi Chelsea dari luar sambil melihat ke arah jendela kamar di mana Chelsea berada

“Chelsea, harus seperti inikah nasib percintaan kamu? Jujur aku nggak tega melihat kamu kayak gini. Andaikan aku berada di dekat kamu, aku akan memelukmu dengan erat dan aku siap menjadi tempatmu untuk curhat. Air matamu sangatlah berharga, tidak sepatutnya kamu buang sia-sia,” ucapnya dengan tatapan iba melihat Chelsea.

“Galang, lu udah berani ngebuat Chelsea menangis. Gua gak akan bisa maafin lu. Lu tunggu aja, kalau sampai kedepannya lu berbuat yang lebih parah dari ini, lu harus siap menanggung resikonya!” ancamnya dengan tersenyum smrik.

***

Dua minggu telah berlalu, Chelsea masih tetap murung seperti hari-hari sebelumnya. Sepulang sekolah, Chelsea tak langsung pulang menuju rumahnya, melainkan ia mampir sebentar di sebuah taman yang tak jauh dari lokasi sekolahnya berada. Ia sengaja tak memberi tahu Galang karena ia ingin menyendiri.

Telah Pergi (Terbit)Where stories live. Discover now