Rencana Awal

6 2 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Keesokan hari ketika sang fajar telah muncul dari persembunyiannya, cuaca terlihat sangat cerah. Seolah tengah menggambarkan kondisi Chelsea yang sudah sehat karena Bryan telah merawat Chelsea dengan sangat baik.

Namun, Bryan tak mengizinkan Chelsea untuk pergi ke sekolah karena ia takut jika Chelsea pingsan di sekolah karena belum sehat sepenuhnya.

Setelah menyuapi Chelsea, memberi minum, dan mengambilkan obat. Bryan pamit untuk pergi sekolah dan berkata kepada Chelsea bahwa sepulang sekolah ia akan kembali ke rumah Chelsea untuk kembali menjaga Chelsea.

Siangnya saat Chelsea melihat jadwal di ponselnya, ia tahu bahwa semua anak di sekolahnya sudah pulang sekolah. Chelsea segera bersiap-siap untuk mencari tahu alasan Galang ingin membunuhnya. Karena ia penasaran, mengapa tiba-tiba Galang ingin membunuhnya.

Chelsea keluar rumah sambil mengenakan topi dan hoodie berwarna biru dongker, serta celana jeans panjang berwarna hitam. Rambutnya ia sisir rapi dan dibiarkan terurai sepanjang pinggang. Ia sengaja tidak memberitahu Bryan karena ia tahu pasti akan dilarang olehnya.

Tiba-tiba di jalan menuju kafe tempat ia pernah pingsan dulu, Chelsea melihat Galang dan Miranda memasuki kafe itu. Ia pun langsung masuk ke dalam kafe itu sambil menyamar seperti tamu dari jauh sambil membawa buku dan menundukkan kepala agar tidak ketahuan Miranda dan Galang.

Selesai memesan, Chelsea langsung menguping pembicaraan Galang dan Miranda.

“Ini udah siang. Sampai kapan lagi kamu mengulur waktu?” tanya Miranda memecah keheningan.

“Iya sayang, aku janji kok, hari ini kamu kasih aku waktu sampai jam 09.00 malam ya buat bunuh dia,” pinta Galang sambil memegang tangan Miranda.

“Oke siap, jam 09.00 malam,” tegas Miranda sambil melihat jam di tangannya.

“Kamu tenang aja kok, aku pasti bakal bunuh dia. Aku sekarang benar-benar benci pada Chelsea. Aku nggak nyangka dia sejahat itu. Padahal awal kenal, dia adalah orang yang sangat baik ke aku. Ternyata, aku salah tentang dia. Aku benci ke dia, sangat benci!” ucap Galang dengan raut muka yang terlihat sangat membenci Chelsea.

Mendengar kata-kata itu, Chelsea hanya bisa meneguk ludahnya dengan berat. Ia bingung mengapa Galang berubah menjadi seseorang yang jahat seperti ini setelah mengenal Miranda. Apakah Miranda menaruh dendam pada Chelsea? Padahal, Chelsea merasa bahwa ia tak pernah mempunyai masalah apa-apa dengan Miranda.

Mengapa Miranda bisa mencuci otak Galang hingga seperti demikian? Apa alasan Galang juga ingin membunuhnya? Hanya benci? Apa Miranda yang menyuruhnya? Atas dasar apa?

Tak lama kemudian, Galang dan Miranda pun pergi keluar kafe. Mengetahui bahwa Galang ingin membunuh Chelsea karena rasa benci, yang Chelsea sendiri tak mengetahui mengapa Galang bisa benci padanya, Chelsea merasa sakit hati. Ia menahan air mata yang sedari tadi ingin sekali ia luapkan di kafe itu. Kemudian, Chelsea pun berjalan pulang dengan lesu.

Sesampainya di rumah, betapa bergetarnya Chelsea saat melihat Galang meneleponnya. Namun, ia berusaha untuk tetap tenang dan seolah ia tak tahu apa-apa. Ia berpikir sejenak.

Galang berkata pada Miranda bahwa dia meminta waktu sampai pukul sembilan malam. Artinya, kemungkinan besar Galang baru akan membunuhnya saat menjelang malam hari. Sehingga, Chelsea pun memutuskan untuk menerima ajakan Galang karena saat ini masih pukul 15.00.

Chelsea berharap jika setelah ini ia bisa bertemu dengan Galang, ia dapat meluluhkan hati Galang supaya batal membunuhnya. Sehingga, ia memutuskan untuk mengangkat telepon dari Galang.

Setelah selesai, Chelsea menjadi heran karena Galang ingin mengajak Chelsea untuk bertemu di sebuah taman. Bukankah Galang telah membencinya? Ataukah dia akan membunuh Chelsea sekarang juga. Namun, Chelsea tetap berusaha berpikir positif.

Ia berpikir bahwa Galang mengajaknya bertemu karena ingin mengucapkan kata-kata terakhir pada Chelsea. Saat itu juga Chelsea akan mencoba untuk memengaruhi Galang supaya tidak jadi membunuhnya.

Chelsea pun mengambil napas panjang, kemudian mengembuskannya dengan perlahan.

“Baiklah, bersiap untuk mencoba menggagalkan rencana percobaan pembunuhan gue.”

Chelsea mengenakan pakaian yang tak terlalu bagus, sambil membawa selembar kertas untuk berjaga-jaga. Karena ia tahu, bisa saja rencananya gagal. Meskipun begitu, ia tetap yakin bahwa ia akan berhasil. Chelsea pergi keluar rumah, menaiki taksi dan segera bergegas menuju ke lokasi yang sudah Galang tentukan.

Sesampainya di lokasi, Chelsea segera menuju ke tengah taman yang terletak di pinggir kota. Suasananya sangat sepi, tak ada pengunjung dan tak terlihat keberadaan Galang.

Tiba-tiba, Chelsea merasa ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

“Hai! Nungguin aku, ya?” ucap seseorang dari belakang Chelsea.

Belum sempat Chelsea membalikkan badan, tiba-tiba dari belakang ia dibius sampai pingsan.

***

═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Hai-hai, guys!
Gimana kabar kalian? Semoga baik-baik aja, yah.

Oh ya, gimana menurut kalian ceritanya? Bagus nggak? Seru nggak? Kalau bagus dan seru, jangan lupa vote, comment, and share yahh...🥰
Penasaran nggak sama kelanjutannya?
Kalau penasaran, wait next part yaaa
Seee you😍😍

Salam,
Eryun Nita

Telah Pergi (Terbit)Where stories live. Discover now